KITA BANGKIT KARENA KEBANGKITAN-NYA
Views: 0
Bacaan: Ibrani 12:2-3
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
Umat Allah, saudaraku, Salam Kasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Sering kita begitu kesal dan marah karena ada kerikil di tengah jalan dan membuat kaki kita tersandung. Kita dikuasai oleh kemarahan karena kondisi tak menyenangkan yang kita alami. Perasaan tak nyaman karena jatuh apalagi rasa malu di hadapan orang banyak saat terjatuh, membuat hati kita tak menentu.
Akankan jatuh kita itu, begitu merampas seluruh konsentrasi hari itu, atau sampai besok? Atau malahan sampai besoknya lagi? Ataukah peristiwa jatuh itu akan merampas seluruh hari-hari kita? Jika demikian maka hidup kita akan dirampas oleh kemarahan dan kesedihan dan perasaan terhina atau kekecewaan. Tanpa disadari, luka dan kesakitan karena jatuh sekali, dapat merusakkan kebaikan, keindahan, dan ketenangan hidup selanjutnya. Hidup ke depan akan sungguh tak menyenangkan, dan kita tak bisa melihat dan menerima bahwa luka dan kesakitan dan rasa hina itu dapat sembuh. Ataukan terjadi kemudian bahwa lukanya telah sembuh, namun rasa sakitnya tetap menguasai karena tetap diingat dan dirasakan sakitnya; seolah kita terus menyentuh dan mengorek luka itu. Jadi m luka itu tak pernah kering apalagi sembuh.
Jika terjadi seperti di atas, maka kegagalan selanjutnya dapat menimpa hidup kita, yakni bahwa kita jadi tak mampu melihat dengan jernih dan jujur juga menyadari dan mengakui bahwa “saya telah tersandung”, bahwa di sana ada sesuatu yang membuat saya tersandung dan lebih jauh lagi kita menjadi tak mengetahui (dan atau tak menghendaki ?) berupaya untuk sembuh dari luka dan kesakitan karena tersandung di waktu lalu.
Ataukah ada orang-orang di sekitar kita yang menggnggu kita dengan berusaha menyentuh dan mengorek luka yang lalu. Jangan biarkan mereka. Karena ada saja orang demikian di sekitar kita. Bahkan jika kita sesungguhnya tak tersandung dan terluka sekalipun, orang-orang demikian akan memberikan “julukan” bahwa kita adalah orang-orang yang terluka dan tersandung dan hina; Orang-orang tersesat dan salah dan tak memiliki kebaikan dan kebenaran. Di mata mereka ini kita adalah selalu salah dan boleh dipersalahkan. Apakah kita layak mempercayai mereka itu? Jangan! Karena bisa jadi bahwa sebenarnya merekalah yang belum sembuh dari luka mereka. Mereka masih memiliki persoalan dengan diri mereka sendiri dan menularkannya pada kita. Jadi untuk ini kita akan waspada.
Mengapa kita perlu menyadari kesembuhan kita sendiri dan juga kesadaran bahwa mereka sedang menularkan rasa sakit mereka? Karena, rasa kesakitan yang muncul, dan tak kita sadari, dapat menjadi dasar dari segala pemahaman dan tindakan yang diambil. Dan jika ini terjadi, kita tidak sedang hidup dalam ketenangan tentu, dan malah dapat saja tindakan dan sikap kita adalah sebuah cara kita semakin menyakiti diri lalu juga dapat menjadi tempat menularkan rasa sakit dan kecewa juga kemarahan kepada pihak lain.
Sebagai pengikut Kristus, Firman Tuhan mengingatkan kepada kita bahwa ketika kita menghadapi kerikil kehidupan, dapat saja itu ditaruh oleh Tuhan di jalan kita untuk mendidik kita agar mata dan pengharapan serta tindak tanduk kita lebih tertuju kepada Tuhan Allah kita dalam Yesus Kristus. Bukan kepada kerikilnya melulu. Yang dapat membuat pandangan kita menganggap bahwa itu adalah batu besuaar….Hanya dengan menyadari ketidak sempurnakan dan bahwa ketidak sempurnakan itu telah di tanggung Tuhan Allah kita dengan penderitaan dan Salib, kita beriman bahwa segala ketidak sempurnaan/kerikil yang membuat kita tersandung itu, telah diangkat oleh penderitaan Kristus dan kehinaanNya. Kini rasa sakit kita dan kehinaan ataupun ketakutan kita tak perlu kita pikul dan tanggung sendiri terus. Mari kita letakkan semua rasa sakit dan kehinaan itu di bawah Salib Kristus. Hanya dengan menyerahkan segala sakit dan kehinaan akibat tersandung itu kita juga memperoleh kebangkitan; semangat dan kepercayaan diri untuk pemulihan dan kekuatan. Sehingga kita tak dikuasai oleh kelemahan dan dosa kita atau oleh orang lain yang memberi _image_bahwa kita lemah dan berdosa.
Kini ingatlah bahwa bagian kita adalah KEBANGKITAN. Bahwa dalam segala sandungan yang kita alami dan terima, kita akan tetap dan terus mengalami kebangkitan. Tak ada sosok apapun dan siapapun ; baik itu diri kita sendiri, atau orang lain atau bahkan si iblis sendiri yang boleh membuat kita hancur dan tak berdaya dalam kubur kesusahan, kemarahan, ketakutan akibat kerikil hidup kita. Tuhan sudah membebaskan kita dari kubur itu dan memberi kita kebangkitanNya. Lagi pula kerikil kita, tak sebanding dengan luka, kesendirian, cara kematianNya, dan segala yang Kristus alami. Kita percaya bahwa tak ada kerikil luka, kerikil ketakutan, kerikil penderitaan yang tak dapat di pikul oleh Salib Nya. Kristus sanggup mengasihi, mengampuni dan memberi kekuatan kepada kita semua yang mau datang kepadaNya. Untuk itulah kebangkitan Kristus bagi kita; Kristus adalah pendamai, pemulihan penguatan bagi kita. Ia adalah sumber selamat yang menuntun kita mengaisihi, membagikan berkat dan kebaikannya kepada keluarga, sahabat dan sesama dalam kehidupan yang adalah ladangNya, dengan ketenangan dan sukacita. Amin (LiN, 12-04-2023)