UBAH FOKUSNYA
Views: 0
Bacaan: Amsal 7:2
Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu.
Bacaan: Zakharia 2:8
Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu — sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya –:
Salaaam Damai dan Sukacita sahabat Kristus semua…
Hari ini kita akan merenungkan lagi Firman Tuhan tentang bagaimana mengolah kecemasan kita.
Kecemasan yang dapat menghasilkan kesedihan, kuatir dan amarah dan bahkan dapat juga menimbulkan penyakit fisik dalam diri kita seringkali hanya kita ketahui ujungnya saja…yakni: marahnya, sedihnya, sakitnya dll. Pertanyaannya adalah, Apakah anda mau tinggal dalam keadaan itu terus?; Hidup dikuasai kemarahan, kesedihan dan membiarkan diri menjadi sakit karenanya?
Nah untuk dapat terlepas dari semua itu, maka sahabat mestinya mau melepaskannya…. dengan segera mungkin sahabat akan berkata: “mau…., mau….,mau….” Mengatakannya mau..memang mudah ya…namun itu membutuhkan kehendak sungguh dalam diri kita untuk melepaskannya. Mari, saya ajak sahabat yang telah mau melepaskan diri dari berbagai bentuk kecemasan itu untuk:
- Ambillah waktu luang untuk memikirkan dan menemukan apasih yang membuat saudara mengalami kecemasan: kesedihan, kekuatiran, kemarahan dan bahkan jika hal itu sedang hinggap lalu saudara merasakan kesakitan di tubuh….buatlah diri tenang, dan temukan lah alasan apa yang memicu kecemasan sahabat. Alasan apa yang membuat diri anda jadi mudah sedih, kecewa dan marah atau ketika merasakan sakit, anda sedang memikirkan apa? Mungkin tak segera di temukan ya, alasan dari semua kecemasan itu. Tidak apa sahabat, kita biasanya memang tak ingin terlihat lemah dan buruk, sehingga tak terbiasa juga menggali dan mengakui diri yang sedang lemah dan buruk ya. Namun jangan menyerah, ini bukan perlombaan, ini soal pemulihan. Permulihan itu membutuhkan proses.
- Setelah nanti, sahabat sudah bisa menemukan apa penyebab dari kecemasan itu, maka mari kita masuk tahap ke dua: tahap ke dua adalah saudara diajak untuk segera mengubah fokus pada kecemasan itu menjadi pikiran akan segala sesuatu yang memberi kekuatan dan semangat. Coba pikirkanlah saat ini, apa yang memberikan kepada sahabat kekuatan, sukacita dan kesehatan: menyanyi; memuji Tuhan atau mengingat dan membaca Firman Tuhan yang favorit, itu mampu mengubah suasana hati kita. Juga membaca, membaca yang menambah ilmu dan kepekaan kita misalnya. Atau bisa juga berkebun (ngurus pohon maksudnya, walau hanya berjumlah sedikit, di halaman rumah😊), mengurus dan menyayangi hewan peliharaan: ayam, doggy, kucing, ikan dll), dan jika saudara punya keluarga: suami, istri, anak, ataupun orang-tua, dan sahabat juga boleh ya…lihatlah mereka, bersyukur lah (ingatlah, ungkapkanlah kasih sayang kepada mereka, rangkul, katakan bahwa engkau berharga, engkau hebat, aku mengasihimu, karena saatnya memang sekarang, bukan nanti ketika mereka tak ada kan…)
Namun ingatlah juga bahwa jika pada tahap ini, engkau malah mengalami kecemasan: misalnya malah menangis, malah marah dan kecewa…. kemungkinan besar sesungguhnya inilah sumber pemicu dari segala kecemasannmu… itu tidak apa-apa.., terima saja… lalu carilah lagi /ubah fokusnya lagi dengan melihat apa yang ada sekarang, yang masih dapat kita nikmati dan besryukurkah ….begitu terus. Nanti dengan proses terus menerus, sahabat akan dipulihkan…
Membaca, kasih sayang binatang peliharaan, kehadiran keluarga yang saat ini masih ada bersama kita dll semoga dapat memberi atau menulari energi positif ke dalam kehidupan kita ya. Jika saudara sempat, bisa ditambahkan dengan tehnik pernafasan. Jika mau, silahkan saudara datang bersama dalam Healing Group di GKI Kwitang, tiap hari kamis ya… - Lagi pula, ini bagian yang terpenting ketika kita berusaha untuk mengalami pemulihan ingatlah selalu bahwa Tuhan Allah kita sungguh menggangap sahabatku sebagai sosok yang berharga di mataNya. Ingat kata Firman tadi bahwa keinginan Tuhan menyelamatkan bangsaNya adalah karena Tuhan Allah memandangmu sebagai biji bola mataNya. Siapa yang tidak menjaga biji bola matanya sendiri? Demikian juga dengan Tuhan Allah kita terhadap kita. Ia tidak menghendaki umatnya mengalami kesusahan karena jauh dari Nya. Kita percaya bahwa kita adalah biji bola mataNya, maka kita percaya bahwa Tuhan Allah sangat menyayangi kita dan tentu saja menghendaki agar kita pulih dari segala kecemasan. Oleh karena itulah, sang bijak Amsal juga rindu selalu menjadi biji bola mata Tuhan karena sumber kedamaian sejati adalah dari Tuhan. Sahabatku akan mengalami pemulihan dan kekuatan dan kedamaian sejati karena engkau mau menjadikan Firman Tuhan sebagai biji bola mata mu juga.
Jadi jika kecemasan datang, ubah fokusmu pada apa yang indah, baik yang masih ada di hadapanmu, nikmati dan bersyukurlah untuk segalanya itu. Dan terutama ingatlah selalu bahwa Engkau adalah biji bola mata Tuhan.
“Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku”( Mazmur 62:2). Amin (LiN,RH,03-05-2023)