MEMBERI MELAMPAUI KEMAMPUAN
Views: 0
Bacaan: 2 Korintus 8: 1-15
Salam sejahtera, semoga kita makin dimampukan Tuhan untuk memberi melampaui kemampuan kita seperti ungkapan dalam 2 Korintus 8:3 Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
Memberi menurut kemampuan bahkan melampaui kemampuan, kiranya menjadi cara hidup dalam kehidupan jemaat dan keluarga. Ibu A menanamkan semangat memberi kepada anak-anaknya. Ibu A mendorong anak-anaknya agar tekun belajar, bekerja sehingga berhasil dalam bekerja atau usaha bisnis. Kalau sudah mendapatkan gaji atau keuntungan, anak-anak bisa memberi kepada orang yang perlu ditolong. Ibu A memberikan firman Tuhan kepada anak-anaknya dari Kisah Para Rasul 20:35 … lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Semangat ibu A, menanamkan sikap memberi kepada anak-anaknya perlu ditiru, agar anak-anak semangat belajar, bekerja, berusaha, dan memiliki motivasi bukan untuk memperkaya diri sendiri tapi untuk memberi kepada orang yang butuh pertolongan.
Semangat memberi hanya tumbuh dalam diri orang yang sangat mengasihi Allah, mengalami kasih Allah yang besar pada dirinya, kemudian mengarahkan hati kepada Allah dan kehendakNya. Setelah mengalami kasih Allah dan mengasihi Allah, kemudian orang tersebut dimampukan Allah untuk mengasihi sesama, dan mengarahkan hati kepada sesama yang miskin, yang lemah, tidak berdaya, tersingkirkan, untuk diberikan pelayanan kasih atau diakonia. Dan juga untuk bersaksi dalam rangka menjelaskan kasih Allah kepada semua manusia.
Gereja membangun umat dengan program pembinaan, persekutuan (ibadah, kunjungan dan lain-lain), kesaksian dan diakonia. Program ini berjalan karena dukungan anggota jemaat dan simpatisan dalam memberi persembahan bulanan, persembahan perpuluhan, persembahan hari minggu, persembahan syukur dan lain-lain. Dalam memberi persembahan selalu ada ayat Alkitab yang mendasarinya. Saat ini kita mendalami satu perikop yaitu dari 2 Korintus 8:1-15 yang bisa menjadi dasar untuk memberi persembahan. Memberi adalah semangat dan ketulusan orang terhadap orang lain, sehingga mereka mampu memberi sesuai kemampuan bahkan melampaui kemampuan.
Pengumpulkan persembahan bagi orang-orang Kristen yang miskin, kelaparan di Yudea termasuk Yerusalem. Paulus membawa persembahan jemaat di Makedonia, dibawa ke Yerusalem. Kemurahan orang Makedonia adalah hasil kasih karunia Allah. Kemurahan seperti ini juga dinyatakan oleh orang-orang Korintus untuk bersedia memberi dengan melimpah. Ini adalah bukti hasil kasih karunia Allah yang bekerja di antara mereka.
Kasih karunia adalah pemberian Allah kepada manusia, padahal manusia tidak pantas untuk menerimanya. Kasih karunia Allah adalah anugerah, kemurahan hati Allah yang memberi keselamatan bagi manusia. Orang yang memperoleh kasih karunia adalah orang yang telah mati oleh kesalahan-kesalahannya dan telah dihidupkan Allah yang kaya rahmat dan kasihNya yang besar, bersama-sama Kristus (Efesus 2:4-5).
Kemurahan orang Makedonia bukan karena mereka kaya raya, hidup melimpah, tapi mereka juga sedang menderita karena mereka mengalami penganiayaan dan penderitaan. Meskipun menderita dan miskin tapi mereka memperlihatkan sukacita yang meluap. Dalam 1 Petrus 4:13 dijelaskan bahwa orang Kristen tetap bersukacita, walau berada dalam penderitaan karena Kristus. Dengan pertolongan Roh Kudus mereka dimampukan menjadi kaya dalam kemurahan, walau menderita dan miskin, bersedia memberi dengan tulus dan berlimpah. Mereka memberi berdasarkan kebaikan hati mereka dan tidak menganggap memberi itu sebagai beban, karena mereka sendiri yang ingin memberi.
Orang Makedonia memberi karena mereka telah memberikan diri, menyerahkan diri mereka kepada Allah, karena mereka telah mendapat kasih karunia Allah. Paulus berharap orang-orang Kristen di Korintus juga mengikuti kemurahan orang-orang Makedonia. Orang-orang Kristen di Korintus lebih makmur. Menurut Paulus kelebihan atau kemakmuran mereka, mencukupkan kekurangan orang kudus di Yerusalem, supaya ada keseimbangan. Orang-orang Korintus juga kaya dalam pengalaman kasih karunia Allah. Firman Allah tinggal dalam hidup orang-orang Korintus dengan berlimpah, menghasilkan iman dan pemahaman tentang kehendak Allah, sehingga kasih mereka juga berlimpah. Kasih yang berlimpah kepada Allah dan sesama, mendorong orang Korintus untuk melakukan pelayanan kasih (diakonia).
Pelayanan kasih, pemberian bukan sebagai perintah, tapi karena keikhlasan kasih, yang muncul karena telah mengenal kasih karunia Tuhan Yesus, sehingga orang yang diselamatkan menjadi kaya dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dalam kasih terhadap sesama, kaya dalam pelayanan kasih. Orang yang hidup dalam kasih karunia Tuhan Yesus, tidak hidup untuk diri sendiri. Orang yang memberi bukan karena uang atau materinya banyak, tapi karena hatinya kaya dengan kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama, terutama orang miskin dan lemah, baik orang Kristen maupun masyarakat yang menjadi sasaran kesaksian dan diakonia gereja.
Setiap pemberian akan diterima bukan karena ukurannya, melainkan karena semangat dalam memberikannya. Pengorbanan besar datang dari hati yang besar, seperti kisah janda miskin memberikan 2 peser. Janda miskin memberikan lebih banyak dari persembahan orang kaya, dan ia memberi dari kekurangan (Lukas 21:1-14). Janda miskin memberi dengan semangat yang sangat besar di banding orang kaya.
Memberi juga dengan prinsip keseimbangan, keadilan dalam arti orang memberi jangan membuat dirinya mengalami kesulitan, kekurangan dalam diri sendiri. Keadilan, keseimbangan adalah kelebihan dalam diri kita, dapat membantu, menolong orang yang berkekurangan. Menimbun kekayaan untuk diri sendiri, bukan keseimbangan, Menimbun mengambarkan kerakusan seperti kisah orang Israel mengumpulkan manna sebanyak-banyaknya, padahal manna akan membusuk kalau di makan keesokan hari.
Kiranya Roh Kudus memampukan kita memberi lebih seperti pengalaman janda miskin, hal ini diungkapkan dalam KJ. 433 ayat 3. Janda miskin pun layak persembahan syukurnya, memberi lebih banyak daripada yang kaya. Amin
Berdoa:
Ya Tuhan mampukan kami untuk memberi sesuai kemampuan bahkan lebih dari kemampuan kami. Kiranya semangat, ketulusan, dan kasih menjadi dasar bagi kami membangun cara hidup memberi. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin