UBUNTU
Views: 0
Bacaan: Kisah Rasul 20:35
“Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Mungkin kata ‘ubuntu’ ini masih asing di telinga kita. Kata ‘ubuntu’ ini berasal dari salah satu dialek Bantu Afrika. ‘Ubuntu’ merupakan filosofi tradisional Afrika yang menawarkan pemahaman tentang diri kita dalam hubungannya dengan dunia. Menurut Alm. Desmond Tutu – Uskup Gereja Anglikan di Afrika Selatan – ‘ubuntu’ adalah inti dari manusia. ‘Ubuntu’ berbicara tentang fakta bahwa kemanusiaan kita ini saling terkait erat. ‘Ubuntu’ berbicara tentang keutuhan dan kasih sayang. Seseorang dengan ‘ubuntu’ akan menjadi pribadi yang terbuka, ramah, hangat, murah hati, dan bersedia untuk berbagi.
Ada sebuah cerita menarik tentang ‘ubuntu’ ini, sebagai berikut: alkisah seorang antropolog yang sedang melakukan penelitian di Afrika dengan melibatkan sekelompok anak-anak. Ia menempatkan sekeranjang permen di bawah sebuah pohon dan anak-anak itu diminta berdiri 100 meter jaraknya dari keranjang tersebut. Kemudian ia mengatakan bahwa siapa yang dahulu sampai di keranjang itu berhak memiliki seluruh permen yang ada. Sang antropolog pun mulai memberikan aba-aba, “1…2…3…”. Dan apa yang terjadi? Ternyata anak-anak itu berlari bersama menuju keranjang permen sambil bergendengan tangan. Ketika sampai di keranjang, mereka membagi permen itu di antara mereka, masing-masing dengan jumlah yang sama. Ketika antropolog itu menanyakan mengapa mereka melakukan hal itu, anak-anak ini menjawab, ”Ubuntu“. Yang artinya ‘saya ada karena kami ada’. Maksudnya adalah “bagaimana aku bisa bahagia ketika yang lainnya merasa sedih?”
Filosofi ‘ubuntu’ ini mengingatkan kita bahwa berbagi adalah sebuah konsep tentang memberi dan menerima dalam keseimbangan. Orang-orang yang memegang prinsip Ubuntu akan bersikap terbuka dan bersedia membantu orang lain, mendukung yang lain, dan tidak merasa terancam karena mengetahui bahwa mereka termasuk dalam keseluruhan yang lebih besar. Prinsip membantu orang-orang lain – khususnya mereka yang lemah, sesungguhnya merupakan salah satu gaya hidup para pengikut Kristus. Bukankah para pengikut Kristus mesti menunjukkan sikap hidup yang berbeda dan memberi dampak positif. Setidaknya itulah salah satu isi dari pesan-pesan perpisahan Paulus dengan para penatua Jemaat Efesus yang disampaikannya di Miletus. Isi dari pesan perpisahan Paulus ini menceritakan tentang teladan pelayanan yang sudah dilakukan oleh Paulus. Melalui apa yang sudah dilakukannya, Paulus berusaha membangun cara hidup baru di kalangan orang-orang percaya agar mereka dapat merasakan kasih karunia Kristus juga. Paulus mengatakan, “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima”. Apa yang dikatakan oleh Paulus ini semakin menegaskan bahwa saling menolong merupakan jati diri murid-murid Kristus. Dengan kata lain, tindakan saling membantu dan menolong ini merupakan bukti bahwa kita adalah pengikut Kristus.
Karena setiap kita ini saling terhubung dan saling terkait satu dengan yang lainnya, maka Kita harus berdampak bagi kehidupan. Oleh karena itu mari kita saling membantu dan menolong, dengan demikian kita melakukan kehendak Tuhan Yesus. Bila anak-anak Afrika dapat mewujudkan ‘Ubuntu’, maka tentunya kita pun dapat mewujudkannya. Kiranya dengan pertolongan Tuhan, kita dapat ber-‘ubuntu’ sehingga dapat menjadi pribadi yang terbuka, ramah, hangat, murah hati, dan bersedia untuk berbagi. Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Kami rindu untuk melakukan apa yang menjadi kehendak-Mu dengan tindakan saling membantu dan bertolongan di antara kami dan sesama. Kami percaya bahwa Roh Kudus akan memampukan kami untuk mewujudkannya. Dengan demikian kiranya Nama-Mu semakin dimuliakan. Terimakasih, Tuhan Yesus. Amin.