PAHARI BULAT ATEI
Views: 0
Umat Tuhan yang dikasihi dan mengasihi Kristus. Syalom Alekhem! Minggu ini kita telah memulai Bulan Budaya GKI Kwitang dengan belajar memahami budaya Kalimantan, secara khusus budaya Suku Dayak. Hari ini kita merenungkan firman Tuhan yang berjudul: “Pahari Bulat Atei” (Persaudaraan yang rukun) dengan dasar Mazmur 133:1-3 “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun. Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya” Demikianlah Firman Tuhan. Berbahagialah setiap orang yang mendengarkan firman Tuhan dan yang memeliharanya.
Mazmur 133 merupakan nyanyian ziarah yang biasa dinyanyikan umat Israel ketika mereka berjalan menuju Bukit Sion untuk menyembah Tuhan.
Mazmur ini menjelaskan kehidupan persekutuan dan persaudaraan rukun, yang digambarkan dengan minyak yang baik dan embun gunung Hermon.
Dalam Perjanjian Lama, minyak sering kali digunakan untuk pengurapan seseorang yang hendak memangku jabatan istimewa, misalnya: raja atau nabi. Selain itu, minyak juga menjadi alat untuk mendatangkan kesembuhan bagi orang sakit. Dan embun gunung merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesegaran dalam kehidupan bersama.
Panggilan untuk hidup bersama dalam kerukunan yang digemakan oleh sang pemazmur menjadi panggilan kita juga yang hidup pada zaman ini.
Di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang majemuk saat ini kita dipanggil untuk berupaya hidup bersama dalam kerukunan bagaikan minyak yang baik berbau harum. Dan kerukunan itu bagaikan embun yang menetes tidak hanya di gunung Hermon, tetapi juga di gunung-gunung lainnya.
Kita berharap bangsa Indonesia menjadi bangsa yang rukun, bangsa yang diberkati Tuhan. Firman Tuhan mengatakan, ”Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” Amin, Saudara?
Seperti kesaksian pujian yang dinyanyikan oleh Seorang Penatua GKI Kwitang, sebuah lagu pujian berbahasa Dayak Ngaju yang berjudul: “Pahari Bulat Atei” yang artinya : “Persaudaraan yang rukun” Lagu ini mengajak kita semua untuk membangun persaudaraan yang rukun, yang penuh sukacita, dan hidup benar dalam Kerajaan Tuhan.
Setiap bangsa, hidup rukun dengan sesama menjadi kebutuhan primer. Bagi bangsa Indonesia, kemajemukan suku bangsa, bahasa, dan agama, marilah kita mengelola dengan baik, supaya dapat hidup bersama dengan rukun.
Sebenarnya masing-masing budaya, suku bangsa, dan agama memiliki nasihat dan hikmat untuk mewujudkan kehidupan bersama di negeri Indonesia ini. Saya percaya kita semua mendambakan negara Indonesia yang tetap berdiri lestari dalam kemajemukan. Kita percaya Tuhan memanggil kita untuk mewujudkan persaudaraan yang rukun di bumi Indonesia ini.
Ingatlah Saudara, melalui Mazmur ini Tuhan menjanjikan berkat kehidupan, bukan hanya dalam dunia ini saja, tetapi dalam kehidupan untuk selama-lamanya.
Saudara-saudara, bersediakah Saudara mewujudkan kehidupan bersama dalam persaudaraan yang rukun? Pahari Bulat Atei! Mulailah persaudaraan yang rukun itu dari dalam keluarga, dalam persekutuan jemaat, dan dalam masyakarat bangsa Indonesia! Amin, Saudara? Lakukanlah saja, itu sudah cukup! Amin.
Mari kita berdoa:
Ya Bapa yang di surga, kami bersyukur melalui Bulan Budaya kami boleh semakin mengenal bermacam suku, bahasa dan budaya Indonesia. Kami berdoa bagi bangsa Indonesia yang majemuk ini, kiranya Tuhan senantiasa memberkati. Mampukanlah kami mewujudkan persaudaraan yang rukun sebagai bangsa yang diberkati Tuhan. Terpujilah namaMu, kekal selama-lamanya. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Tuhan memberkati Saudara dan bangsa Indonesia!
(AM6072023)