JEHOVAH-JIREH
Views: 0
Bahan: Kejadian 22:13-14
Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.”
Saudara-saudari yang dikasihi Kristus, kata JEHOVAH-JIREH, semoga tidak asing bagi kita. Alkitab bahasa Inggirs (KJV), menuliskannya dengan dua kata itu yang artinya “Tuhan menyediakan.” Abraham sudah beberapa kali mempersembahkan korban bakaran yaitu hewan, lembu sapi atau kambing domba. Tetapi setelah Ishak remaja, masa-masa yang menyenangkan dalam keluarga, apa lagi Ishak anak yang dinantikan, pada saat itulah Allah mencoba Abraham, agar dia mempersembahkan Ishak anaknya sebagai korban bakaran di tempat yang ditunjuk Allah. Tentu permintaan itu menjadi suatu pergumulan batin (iman) bagi Abraham, sangat beralasan kalau Abraham memperdebatkannya terlebih dulu baik dengan Sara, isterinya dan juga dengan Allah. Abraham pernah mempertanyakan, janji Tuhan atas anak yang akan dikaruniakan yang tidak kunjung tiba. Sara isteri Abraham sudah sempat memberikan Hagar hambanya menjadi isteri Abraham dengan berkata: “… hampirilah hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak” (Kej 16:2).
Atas permintan Allah kali ini, Abraham sama sekali tidak berdalih, tidak ragu, karena iman ia rela mempersembahkan anaknya yang tunggal itu (Ibr 11:17). Iman Abraham itu bukan untung-untungan, untung kalau dikarunia anak, kalau tidak Ismael siap menerima sebutan “keturunan Abraham.” Kali ini ujian iman itu bukan menunggu yang belum ada, tetapi mengorbankan yang sudah ada dan satu-satunya. Kalau dulu dia sudah awali dengan iman meninggalkan negeri asal, rumah dan warisan, sanak saudara untuk memenuhi panggilan Tuhan, maka iman seperti itu ternyata konsisten menjadi dasar sikap Abraham atas firman Tuhan. Karena itu Abraham tidak mempertanyakan alasan mengapa Allah meminta mengorbankan Ishak sebagai korban bakaran, agar tidak mengurangi keteguhan iman Abraham. Dalam kisah ini sedikit pun tidak diungkapkan kesedihan dan keraguan Abraham, dia lakukan menurut apa yang dia imani.
Ishak yang sudah mengerti bagaimana mempersembahkan korban bakaran, sempat bertanya: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” (7). Abraham tidak berbohong, tidak juga salah jawab, itulah yang dia katakan “Jehovah-Jireh” ”Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya anakku,” jawaban ini adalah ungkapan iman, bukan pura-pura dan bukan membohongi Ishak anaknya. Kehidupan jemaat gereja kita, tidak akan terlepas dari persembahan, yang menjadi pengorbanan dari anggota jemaat. Pengorbanan sebagai ungkapan iman atas semua karunia Tuhan yang sudah kita terima dan juga sebagai harapan akan janji Tuhan yang kita nantikan. Ungkapan iman tidak bisa dihitung secara matematis, walau pun persembahan kita selalu dalam bentuk jumlah. Persepuluhan, kita jadikan persembahan sehingga persepuluhan tidak ditentukan dengan jumlah, tetapi menjadi persembahan atas dasar iman, sehingga persembahan kita (persepuluhan) dalam iman ialah karena “Jehovah-jireh.”
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Apakah Anda perhatian dan setia dengan persembahan persepuluhan?
- Bagaimana dan kapan Anda menyiapkan kolekte untuk ibadah Minggu?
- Persembahan janda miskin (Luk 21), dikatakan oleh Tuhan Yesus: “… janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang,” mengapa?
Mari berdoa:
Allah Bapa, kami bersyukur atas kehidupan kami, atas apa yang ada pada kami karena Bapa karuniakan bagi kami, demikianlah kami imani. Dunia telah dikuasai oleh dosa, ketamakan, egois, kejahatan, membuat kami sulit untuk peduli kepada sesama. Sebagai anak Tuhan, kami mohon Roh Kudus mengajar kami agar dengan iman kami rela berkorban sebagai persembah yang berkenan kepada Tuhan. Dalam Kristus kami berdoa, Amin. [AS110923]