DIPERDAMAIKAN DENGAN ALLAH
Views: 0
Bacaan: Roma 5:1-11
Salam sejahtera, semoga orang yang sering melawan kehendak Allah, atau menjadi seteru Allah, ketika ia telah diperdamaikan dengan Allah, dibenarkan dalam kematian Yesus, maka orang tersebut hidup dalam keselamatan dan damai dengan Tuhan, damai dengan sesama dan diri sendiri seperti ungkapan dalam Roma 5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
Orang yang tidak menerima pembenaran, penebusan dosa dari Yesus, maka hidupnya tidak damai dengan Allah, tidak damai dengan sesama, tidak damai dengan diri sendiri. Orang ini, terus menerus menjadi seteru Allah, melawan kehendak Allah, ikut kehendak sendiri, kehendak dunia, kehendak daging, menjadi seteru bagi sesama dan terhadap diri sendiri, benci dengan keadaan diri sendiri.
Pendamaian itu bukan usaha manusia, tapi Allah yang memberikan. Pendamaian itu karena kasih Allah yang agung terhadap manusia yang lemah, yaitu manusia yang tidak bisa lepas dari kuasa dosa. Merespon pendamaian dari Allah, maka manusia tidak bersikap pasif, manusia diajak untuk meninggalkan permusuhan dengan Allah dan kehendakNya, meninggalkan permusuhan dengan sesama dan diri sendiri serta lingkungan hidup.
Kita sudah diperdamaikan dalam kematian Yesus, mengapa masih sering terjadi permusuhan dalam keluarga, gereja, masyarakat, dunia yang sering berperang ? Mengapa dalam gereja sering terjadi konflik, permusuhan? tampaknya ada kekuatan-kekuatan tertentu yang membentuk perasaan dan perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam konflik gereja. Identitas inti antara pihak yang terlibat dipertaruhkan dalam konflik-konflik gereja. Ketika orang Kristen saling berbeda karena komitmen, pemahaman tertentu, mereka mungkin akan saling mempertanyakan atau bahkan mengutuk watak pihak lainnya. Ketika pandangan diri, atau integritas diri dipertanyakan atau dikutuk, mereka sering secara emosional menjadi kasar dan berbuat kasar. Cara apapun akan digunakan untuk membenarkan tujuan mereka yaitu melindungi diri mereka secara emosional (Hugh F. Halverstadt. Mengelola Konflik Gereja, BPK Gunung Mulia, 2002).
Konflik adalah pergumulan kekuasaan atas berbagai perbedaan, informasi, atau keyakinan yang berbeda; kepentingan, keinginan atau nilai-nilai yang berbeda, kemampuan-kemampuan yang berbeda. Bagaimana orang kristen bertindak dalam konflik? Dalam 1 Yohanes 2:9 dijelaskan bahwa Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Konflik itu harus dihadapi, bukan ditakuti, tapi menghadapinya dengan terang Tuhan. Selama dalam hati masih kuat kebencian terhadap sesama, maka konflik tidak bisa dihadapi dengan terang Tuhan, sebaliknya konflik dihadapi dengan kuasa gelap. Kuasa gelap adalah kuasa kedagingan, kuasa jahat, kuasa iblis, mempertahankan dendam, sakit hati, kebencian. Pengelolaan konflik tidak bisa mengandalkan kebaikan individu, kebajikan pihak yang terlibat. Pengelolaan konflik harus dengan visi kristiani, tentang syalom, atau damai. Visi perdamaian Allah menggambarkan keutuhan yang mewujudkan kasih, keadilan, penebusan, pembebasan, kebenaran, dan belas kasih Allah. Kedamaian Allah adalah merupakan hal yang paling utama. Kedamaian adalah karunia Tuhan bukan kemampuan manusia. Ketika orang tidak bisa mencapai damai, tidak berarti kita tidak mengarahkan hati kita kepada damai.
Visi kasih Allah dihayati, dirasakan oleh pihak yang bertikai dan proses yang menuntut sikap hormat, tidak kasar, tidak merendahkan satu dengan lainnya seperti yang dilakukan Yakub merendahkan diri, menghormati Esau yang membenci Yakub, hendak membunuh Yakub, istri dan anak-anaknya. Yakub berdoa agar dia dilepaskan dari ketakutan terhadap Esau (Kejadian 32-33). Kasih Allah dirasakan Yakub, membuat hatinya damai dan berani menghadapi konflik dengan Esau. Kasih Allah juga mengubah hati Esau dari membenci dan hendak membunuh Esau diubahkan menjadi mengasihi Yakub, dan merangkul Yakub.
Kasih Allah adalah membenarkan orang berdosa yang tidak layak dibenarkan. Pembenaran karena iman, mengakibatkan orang percaya itu damai dengan Allah. Dibenarkan, diselamatkan bukan karena melakukan perintah Tuhan dengan sempurna, tapi karena manusia tidak bisa sempurna melakukan perintah Tuhan, maka ada pembenaran. Melalui pembenaran maka hubungan dengan Allah dipulihkan oleh kematian Yesus dan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah dan sesama, serta diri sendiri.
Orang yang dibenarkan dan damai dengan Allah, maka tidak ada lagi permusuhan dengan Allah dan kehendakNya, tidak ada permusuhan dengan sesama dan dengan diri sendiri. Permusuhan adalah pertentangan, konflik, memberontak, pertikaian, saling menghina, saling membenci, maka keadaan ini tidak memberi damai sejahtera, tapi gelisah, takut, kuatir, tertekan. Diperdamaikan oleh Allah, dibenarkan Allah berarti pemulihan, rekonsiliasi dari Allah untuk dinyatakan kepada pihak-pihak yang bertikai, agar memadukan perbedaan-perbedaan untuk kebaikan yang lebih luas.
Orang yang dibenarkan Yesus bukan berarti bebas dari penderitaan, malah sebaliknya, ketika melakukan kehendak Tuhan, kita dianiaya, diolok-olok, dihina, dijauhi, dituduh dengan tuduhan palsu, dibuli, dibenci, dibunuh dan lain-lain. Kesengsaraan tidak terpisah dari orang yang dibenarkan, ditebus dosanya oleh Yesus. Dalam kesengsaraan kita diterangi oleh Yesus, sehingga tahu menghadapi sengsara. Kita menderita sengsara dari musuh-musuh yang membenci kita karena bersekutu dengan Yesus, mengikuti kehendak Yesus, percaya Yesus.
Untuk mencapai perdamaian marilah kita menempuh jalan Tuhan yang penuh sengsara. Kita juga memberikan perhatian dan pengertian terhadap lawan-lawan untuk mencapai perdamaian. Yesus telah berkorban, mati disalib untuk menyelamatkan orang berdosa seperti ungkapan dalam PKJ 237 ay 2 Tempuhlah hanya jalan Tuhan, penuh dengan sengsara, keringat dan ratapan di Via Dolorosa. Berikan pula perhatian dan juga pengertian terhadap lawan-lawan, mencapai perdamaian. Yesus di salibkan dan mati, dikuburkan. Yesus Anak Allah yang jadi manusia, Dia mau berkorban untuk yang berdosa. Amin
Berdoa:
Ya Tuhan mampukan kami agar tidak melawan kehendak Allah, atau menjadi seteru Allah, karena kami telah diperdamaikan dengan Allah, dibenarkan dalam kematian Yesus. Mampukan kami hidup dalam keselamatan dan damai dengan Tuhan, damai dengan sesama dan damai dengan diri sendiri. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin