HIDUP HARUS BERNILAI DAN BERMAKNA
Views: 0
Kejadian 50:24 (TB 2)
Kata Yusuf kepada saudara-saudaranya, ”Tidak lama lagi aku akan mati. Tetapi, Allah pasti akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak, dan Yakub
Syalom jemaat yang terkasih didalam Tuhan.. Semoga bapak/ibu/saudara-saudari dalam keadaan baik..
Jemaat yang terkasih.. Hidup manusia dikatakan bernilai dan bermakna, bukan dari seberapa lama atau seberapa panjang usia seseorang hidup, tetapi dengan apa seseorang mengisi kehidupannya di dunia. Seperti halnya “botol kosong”. Saat botol itu diisi air mineral, maka harganya kurang lebih tiga ribuan. Saat diisi dengan jus buah, maka harganya berubah sekitar belasan ribuan. Jika botol tersebut diisi madu, harganya tentu dikisaran puluhan ribu. Dan saat botol tersebut diisi dengan minyak wangi ternama, dipastikan harganya bisa mencapai ratusan bahkan jutaan rupiah. Akan tetapi tentu berbeda saat botol tersebut diisi dengan air libah yang kotor dan bau, pasti akan dibuang dalam tong sampah, karena tidak memiliki nilai lebih dan tidak ada harganya. Setiap botol bentuknya sama, tetapi isinya yang menentukan seberapa berharganya botol tersebut.
Yusuf telah berhasil mengisi hidupnya dengan berpedoman pada janji Tuhan yang telah disampaikan kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Sekalipun ia mengalami pasang surut, pahit getirnya kehidupan, ia percaya bahwa Allah memeliharanya. Di akhir kehidupannya, Yusuf tetap menjaga nilai hidupnya dan hidup bahagia bersama keluarga dan saudara-saudaranya di Mesir. Ia tidak mendendam atau membalas perlakuan saudara-saudaranya yang telah menjualnya. Ia pun tidak menyalahgunakan kekuasaan dan menindas yang lemah. Justru Yusuf menghibur, menyelamatkan dan memelihara mereka.
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, ia mengingatkan saudara-saudaranya untuk percaya bahwa Allah akan memperhatikan mereka dan juga memelihara mereka. Suatu hari kelak Allah akan mengeluarkan mereka dari negeri Mesir untuk kembali menempati Tanah Perjanjian. Oleh sebab itu, iapun memohon agar kelak, mereka membawa tulang-tulangnya ke Tanah Perjanjian. Dengan keyakinan seperti itulah, Yusuf berusaha menjaga nilai hidupnya untuk bisa meraih janji Tuhan.
Di tengah pasang surut dan pahit getirnya kehidupan saat ini, marilah kita belajar dari Yusuf. Bahwa janji Tuhan yang selama ini kita dengar dan imani perlu terus kita jadikan pedoman hidup kita, sehingga nilai-nilai kerajaan Allah tercermin dalam setiap langkah kehidupan kita. Isilah diri kita dengan firman Tuhan, dengan hal-hal yang positif, dengan demikian kehidupan kita ini akan berguna, bernilai dan bermakna bagi sesama. Selamat berefleksi, Tuhan memberkati kita.