KELELAWARNYA GAK SEKOLAH
Views: 0
Bacaan: Yesaya 5:7 (TB 2)
“Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Karena Pastori duren Sawit – tempat tinggal kami – sedang diperbaiki, maka untuk sementara kami tinggal di rumah kontrakan. Di halaman rumah kontrakan tersebut tumbuh pohon mangga, namun kami belum pernah melihat buahnya. Kira-kira dua minggu terkahir ini, di setiap pagi, kami selalu melihat potongan-potongan kecil buah dan kotoran keleawar di bahwa pohon mangga tersebut. Kotoran ini tentu membuat tugas anak perempuan kami ini semakin berat, karena kotoran itu menempel di lantai halaman.
Persoalan kami belum selesai, karena ternyata kotoran kelelawar itu juga jatuh di beberapa potong baju yang masih ada di jemuran karena kami lupa mengangkatnya. Rupanya, sejak kelelawar itu bertenger di dahan / ranting pohon mangga, maka baju yang lupa diangkat di jemuran itu turut terkena getahnya. Suatu pagi, ketika hendak mengangkat baju yang ada di jemuran, bunda menjumpai ada beberapa potong pakaian yang terkena kotoran kelelawar. Waktu melhat ada baju yang terkena kotoran kelelawar itu, bunda berkata, “dasar kelelawar gak sekolah, buang kotoran sembarangan…!” Akhinrya baju yang terkena kotoran kelelawar itu mesti dicuci kembali.
Di dalam hati saya berpikir, seandainya kelelawar ini pernah sekolah, mungkin ia akan tahu bagaimana bertindak yang benar. Bila kelelawar pernah sekolah, mungkin ia akan tahu di mana mesti buang kotoran tanpa merugikan pihak lain. Bukankah belajar hal yang baik akan menuntun ke dalam kebaikan juga. Pertanyaannya adalah: bila ternyata kelelawar itu pernah sekolah, apakah ia pasti akan buang kotoran di WC? Ah… sudahlah….
Dalam kehidupan, kadang kala kita menjumpai ada orang-orang yang berpendidikan baik dan berasal dari keluarga yang terhormat, namun perilakunya buruk dan tidak menjadi berkat. Bisa jadi bahwa pergaulan yang tidak baik telah memengaruhi perilaku yang buruk itu. Umat Israel dan Yehuda pernah dianalogikan sebagai kebun anggur milik Tuhan. Tuhan juga sudah melakukan terbaik bagi umat – sebagai pohon-pohon anggur Tuhan – dapat memberikan hasil yang baik. Akan tetapi bukan anggur manis yang dihasilkan, melainkan anggur yang masam. Tentu Tuhan kecewa dengan kenyataan itu, sehingga Tuhan akan membuat Israel dan Yehuda menjadi reruntuhan. Dalam kekecewaan-Nya, Tuhan menyampaikan, “Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran”. Umat Tuhan diharapkan menegakkan keadilan dan kebenaran, akan tetapi mereka tidak melakukan. Padahal umat telah belajar bahwa Tuhan adalah Allah yang adil dan benar. Hanya karena ketegartengkukan umat, maka mereka tidak meneladani Tuhan dan hanya mengikuti kehendak diri sendiri.
Anda dan saya, tentu telah merasakan berkat dan anugerah dari Tuhan, oleh karena itu mari kita menjadi berkat di manapun kita berada. Kita bukanlah kelelawar yang makan dan membuang kotoran sembarangan. Kita adalah kebun anggur Tuhan, yang mesti menghasilakn buah yang manis. Selamat berjuang, saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
YA Tuhan, kami rindu untuk dapat menjadi berkat di manapun kami berada. Oleh karena itu, kami ingin menjadi serupa dengan Engkau, sehingga keadilan dan kebenaran dapat kami nyatakan. Kiranya Roh Kudus menolang kami untuk dapat mewujudkannya. Amin.