PEMBUNUH TAKUT DIBUNUH
Views: 0
Bahan: Kejadian 4:14-15,
“Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku tersembunyi di hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.” Firman Tuhan kepadanya: “Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat.” Kemudian Tuhan menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barang siapa pun yang bertemu dengan dia.
Suatu kesatuan militer Jepang yaitu “kamikaze,” pasukan berani mati. Pasukan ini adalah pilot pesawat tempur, yang membawa bom, kemudian pilot menabrakan pesawatnya ke kapal musuh, sehingga si pilot akan terbunuh bersama dengan kehancuran kapal yang ditabrak. Kesatuan kamikaze ini telah dilakukan oleh Jepang saat menghadapi Amerika dan Sekutunya dalam perang dunia ke II. Ada pengamat mengatakan kamikaze ini diadakan Jepang karena mereka putus asa melawan tentara Amerika, walau pun Jepang telah menghancurkan pangkalan angkatan laut Amerika di Pearl Harbor di Hawai. Akhirnya perang ini terhenti karena Jepang menyerah ke pasukan Sekutu, akibat hancurnya Nagasaki dan Hirosima, oleh bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika.
Bacaan kita, kisah kelanjutan hidup Kain, setelah dia membunuh Habel adiknya, dengan alasan iri hati dan marah, karena Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya, sedangkan Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Dengan penampilan yang manis, Kain dengan tiba-tiba membunuh Habel adiknya, mencurahkan darannya hingga tewas. Atas pembunuhan itu Tuhan menjatuhkan hukuman dan kutukan kepada Kain dan tanah yang telah menampung darah Habel adiknya itu tidak lagi bersahabat dengan Kain, tanah yang digarap oleh Kain tidak lagi memberi hasil yang baik. Sepanjang hidup Kain, dia menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi. Tema kita berbunyi Pembunuh takut dibunuh, itulah keadaan Kain, melihat kematian Habel di tangannya, maka dia pun takut mati. Hatinya tidak tenteram karena selalu takut dibunuh orang lain, seperti dia membunuh Habel. Rasa takut ini dikemukakannya kepada Tuhan katanya: “… maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku tentulah akan membunuh aku.” Menenteramkan hati Kain, maka Tuhan memberi perlindungan, Tuhan melindungi Kain dari pembunuhan orang lain, untuk perlindungan ini, Tuhan menaruh tanda pada diri kain. Kain melanjutkan kehidupannya sampai dia beranak cucu. Ternyata seorang cucu Kain bernama Lamekh juga terlibat dengan pembunuhan, mungkin dengan perkelahian, tetapi Lamekh cucu Kain ini disebutkan telah membunuha seorang muda (Kej 4:23).
Dalam beberapa kisah pembunuh yang dijatuhi hukuman mati, saat mereka dieksekusi, mereka takut menghadapai tiang gantung atau peluru yang ditembakkan, mereka meronta menangis meraung-raung. Bisa kita katakan tipe seperti ini juga tipe Kain yang takut dibunuh setelah membunuh Habel.
Seorang pahlawan kebenaran yang digirng menuju tiang gantung, Dia bukan pasukan kamikaze, Dia bukan pembunuh seperti Kain, Dia adalah Yesus Kristus yang rela menderita dan digantung dengan disalibkan, agar kutuk untuk semua manusia berdosa, apakah sebagai pembunuh, penjahat, pencuri, penista kebenaran, memperoleh keselamatan. Lebih daripada Kain, kita mendapat perlindungan, bukan kutuk tetapi berkat keselamatan hidup kekal oleh Kristus.
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Apakah Anda menyimpan “rasa bersalah” atas sesuatu hal, kecil atau besar?
- Adilkah Tuhan yang tidak membunuh Kain karena dia sudah membunuh Habel?
- Kalau kita dirugikan oleh seseorang, dan orang itu telah tiada, apa sikap Anda?
Mari berdoa:
Bapa yang mengasihi, di dalam kasih Bapa terbungkus keadilan yang tidak seperti keadilan duniawi. Karena kasih, Bapa mengutus Yesus Kristus bagi kami; dalam kasih dan keadilan Kristus, Dia rela menebus dosa yang paling berat yaitu maut yang mencengkram kami. Roh Kudus menolong agar kami mampu hidup dalam kasih dan keadilan Bapa dalam Kristus. Dalam nama Yesus Tuhan, Amin.
[AS161023]