MENJADI LEBIH BIJAK
Views: 0
Bacaan: Amsal 9:1-12
Salam sejahtera, semoga kita makin menjadi lebih bijak karena orang bijak mau menerima nasehat seperti ungkapan dalam Amsal 9:9 berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah.
Marilah kita menyanyikan PKJ 280 ayat 1 Takut akan, yaitu permulaan pengetahuan, tapi orang bodoh, selalu menghina hikmat dan didikan. Baiklah orang bijak belajar dan menambah ilmu yang arif agar beroleh pengertian yang bijaksana.
Menjadi lebih bijak berarti belajar menghadapi situasi yang tidak baik, susah, sedih, gagal, dihina, dan lain-lain. Orang bijak akan belajar dari pengalaman sendiri dan orang lain dalam menghadapi masalah atau tantangan. Belajar dan menambah ilmu yang arif agar mendapat pengertian yang bijaksana dalam menghadapi situasi yang menyulitkan dan dapat mengambil keputusan, langkah-langkah yang bijak, dapat dimengerti dan baik hasilnya.
Orang bijak bukanlah orang yang ber-IQ tinggi. Ada seorang teman di SMA mengatakan IQ-nya tinggi , tapi ia banyak baca komik, mata pelajaran tidak dikuti dengan serius, begitu ujian mendapat nilai jelek. Ia tidak bijak dalam menggunakan waktu, pilihan atau langkah yang harus dilakukan dalam belajar dan bekerja. Seorang teman di waktu kuliah, mengatakan IQ-nya tinggi, banyak bicara, merasa paling pintar, banyak baca buku, kalau bicara atau menghadapi orang, suka dengan emosi marah dan mencemoh orang lain. Kalau di tempat kost, malam hari bernyanyi berteriak, sampai atap rumah kost di lempar batu. Orang ini ber-IQ tinggi tapi tidak bijak dengan lingkungan.
Amsal 9 ini mendorong kita menjadi bijak dalam arti arif, berakal budi, tajam pikiran, pandai dan cermat serta teliti ketika menghadapi situasi diri sendiri dan sekitarnya. Menggunakan akal budi berarti mempelajari pengalaman-pengalaman diri dan orang lain pada masa lalu, pengetahuan yang ada, untuk menghadapi masalah atau tantangan. Membaca itu penting, belajar dari pengalaman diri dan orang lain juga penting untuk membuat kita lebih bijak. Kalau ada acara keluarga, sering ada nasihat diberikan dari beberapa orang, nasihat itu berdasarkan pengalaman hidup orang tersebut, misal acara orang yang baru baptis, acara nikah dan lain-lain selalu ada nasihat yang berguna. Orang yang bijak akan menyerap nasihat, pengalaman hidup orang, dengan teliti, cermat, hati-hati, sesuai kebutuhan hidup diri sendiri, sesuai kondisi situasi dan pekerjaan masing-masing.
Orang bijak akan hati-hati menjawab pertanyaan yang bersifat menjerat, seperti ada telepon dari orang yang mengaku anak yang ditangkap di kantor polisi pada pukul 02.00 pagi. Kalau orang tidak bijak, tidak hati-hati akan terbawa perasaan, akan merespon telepon tersebut, padahal telepon itu adalah jebakan, tipuan, agar uang orang tersebut di transfer kepada penipu. Orang yang bijak akan hati-hati cermat dengan pertanyaan atau pernyataan yang menjebak, seperti Tuhan Yesus, bijak dan hati-hati atas pertanyaan orang Farisi, ahli Taurat, yang menjebak. Tuhan Yesus tidak langsung emosi, tidak merasa pintar dalam menjawab pertanyaan orang Farisi, ahli Taurat. Yesus dengan sikap bijaksana menanggapi pertanyaan yang menjebak, bisa dengan membuat perumpamaan agar yang menjebak mengerti. Tapi orang Farisi, ahli Taurat tetap mengeraskan hati, tetap mencari kesalahan Yesus, bukan ingin berubah. Orang bijak menggunakan sikap tepat dalam menyikapi setiap keadaan dan peristiwa sehingga memancarkan keadilan, kebenaran, kebaikan dan damai. Ada seorang pemimpin karena ditanya dengan pertanyaan menjebak, akhirnya emosi, marah, menghina, merendahkan. Orang yang hebat dalam pelayanan, tapi kalau ada pertanyaan yang menjebak dan membuat dia emosi maka hal ini membuat tidak bijak menghadapi situasi.
Orang-orang bijak diharapkan menghasilkan kebijakan, membuat rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak, menyusun visi misi, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman dalam usaha mencapai sasaran di dalam keluarga, gereja, pemerintah. Orang bijak sangat diperlukan untuk menyusun kebijakan dan penerapan kebijakan tersebut.
Dalam pengadilan, mahkamah, kita mengharapkan hakim membuat keputusan yang bijak, tidak memihak kepada kepentingan keluarga, kelompok tertentu, kekuasaan, dan kekayaan untuk diri sendiri atau kelompok. Tapi keputusan yang berguna bagi banyak orang, berguna untuk keadilan, kedamaian kebenaran.
Orang bijak makin tambah bijak kalau menerima nasehat, menerima kritik, masukan. Orang yang tidak mau terima nasehat, kritik, adalah orang bebal, orang yang tidak mau bertambah bijak. Orang bijak bukan karena hebat sendiri, karena ia terbuka untuk menerima masukan, nasehat dari orang lain berdasarkan pengalaman mereka.
Kritik dari orang bijak disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil pendapat, menunjukkan kekuatan dan kelemahan, kelebihan dan kekurangan hasil suatu karya, pendapat, kinerja. Kritik dari orang yang bijak melalui analisis dan evaluasi terhadap sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.
Orang yang mengkritik dengan bijak adalah orang yang memberikan pendapat dengan alasan yang baik, dengan analisis, dengan pertimbangan, dengan pengamatan dan data dan bukan menghina.
Orang yang bijak menerima kritik dari orang yang bijak, maka akan menambah dirinya bijak. Kalau kritik diberikan kepada pencemooh, orang yang bebal, maka dia tidak akan menerima nasihat atau kritik sebaliknya, ia mencemooh orang yang memberi kritikan atau nasihat tersebut. Misal orang memberi nasihat, kritik, dibalas dengan ucapan sok hebat lu, sok pintar lu. Orang yang mau menjadi lebih bijak akan menerima dan mempelajari, mencermati dengan teliti, hati-hati, nasihat yang berguna untuk membangun akan diterima, kalau tidak membangun tidak diterima.
Orang yang bijak adalah orang takut akan Tuhan, rendah hati mau belajar tentang Tuhan Yang Maha Kudus, Maha Kuasa, belajar sifat Tuhan. Pencemooh, bebal hati adalah orang yang menghina hikmat dan didikan, orang yang tidak takut Tuhan, tidak rendah hati, sombong, tidak mau menerima nasihat, ajaran Tuhan. Orang bodoh yang takut Tuhan, rendah hati, mau menerima ajaran dan nasihat Tuhan, maka ia akan bertambah bijak dalam hidupnya. Kiranya kita makin menjadi lebih bijak dalam hidup kita. amin
Berdoa:
Ya Tuhan jadikan kami makin bijak, mau menerima nasihat, mau menerima ajaran yang benar dan pengetahuan tentang Allah dan kehendak Tuhan. Jadikan kami makin takut akan Tuhan agar makin menjadi bijaksana, dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin