SIAPAKAH AKU INI TUHAN
Views: 0
Bahan: I Tawarikh 29:14-15,
Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu. Sebab kami adalah orang asing di hadapan-Mu dan orang pendatang sama seperti nenek moyang kami; sebagai bayang-bayang hari-hari kami di atas bumi dan tidak ada harapan.
Saudara-saudari yang dikasihi Kristus, bahan firman Tuhan renungan ini rasanya tidak asing bagi kita. Ayat ini sering dijadikan sebagai pengantar atau dasar saat kita memberikan persembahan atau kollekte dalam ibadah Minggu. Ayat ini diungkapkan oleh raja Daud, dalam kerinduannya membangun rumah bagi Tuhan. Daud sudah membangun istana kerajaan dalam pemerintahannya, tetapi setelah dia mendiami istana yang besar dan megah itu, rasanya tidak enak diam di istana itu, karena melihat di dekat istananya ada Kemah Suci dan dalam kemah itu ditempatkan peti perjanjian yang berisi dua loh batu yang ditulis oleh tangan Tuhan berisikan Sepuluh Hukum Tuhan. Melihat Kemah Suci dan peti perjanjian itu, membuat perasaannya mubajir, tak berguna dengan istana yang megah itu, sehingga dia menyatakan niatnya membangun rumah untuk nama Tuhan dan nanti di dalamnyalah peti perjanjian itu ditempatkan, dengan mezbah dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk ibadah. Niat itu dikemukakannya kepada nabi Natan, seorang nabi, penasihat“rohani” raja Daud. Tetapi firman Tuhan menjawab niat ini; Daud melalui tangannya terlalu banyak mencurahkan darah musuh-musuh Israel, sehingga dia tidak diperkenankan membangun rumah itu. Tetapi Tuhan janjikan niatnya itu akan terlaksana oleh anaknya yang akan menggantikan dia sebagai raja Israel, itulah Salomo anaknya.
Namun raja Daud tidak mau lepas tangan atas pembangunan itu. Pertama-tama Daud memberikan dari kekayaannya, kemudian mengajak semua pembesar, pejabat, dan rakyat Israel memberi persembahan dengan sukarela, dengan ikhlas hati, sehingga terkumpulah bahan-bahan itu yaitu emas, perak, tembaga, besi, kayu, kain, kulit yang sangat banyak. Melihat banyaknya persembahan yang telah terkumpul, dan melihat rencana besarnya rumah itu, sehingga masih kurang, maka Daud berkata, siapakah aku ini Tuhan, siapakah rakyat ini, kami ini pendatang, kami bukan pemilik, kecuali yang dikaruniakan Tuhan; bahkan hidup yang dialami Daud dan rakyatnya bagaikan bayang-bayang yang segera lenyap tak berbekas.
Terbaca dalam sejarah GKI Kwitang, dulu ada tiga nama penyumbang dana untuk membeli sebuah rumah bambu di lokasi yang sekarang, dijadikan sebagai pastori dan tempat ibadah. Dengan ayat renungan kita, tentu saat itu ketiga donatur itu bisa berkata seperti yang dikatakan oleh raja Daud,“siapakah aku ini Tuhan, siapakah bangsaku.”Tetapi apa yang mereka mulai, ternyata berkenan kepada Tuhan dan Roh Kudus bekerja, sehingga saat ini kehadiran GKI Kwitang terus dipakai oleh Tuhan dalam kesaksian dan pelayanannya. Ayat ini terus bersuara kepada kita pada jaman ini, kalau ayat ini dijadikan sebagai pendahuluan menyerahkan persembahan dalam kebaktian kita, apakah kita serahkan dengan sukarela dan dengan ikhlas hati sehingga di dalamnya Roh Kudus bekerja?
Bait Allah yang dibangun oleh Salomo telah tiada, peti perjanjian telah tiada, agar kita tidak menjadikan rumah, batu atau benda itu menjadi “keramat, suci,”tetapi Allah tetap hadir, bagi kita, menerima setiap persembahan kita.
Mari kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Apakah persembahan Anda ke gereja sudah maksimal kerelaan dan ikhlas?
- Persembahan Anda yang rela dan ikhlas hati, haruskah dibalas oleh Allah?
- Bagaimanakah cara Allah memberi segala sesuatu yang ada pada Anda?
Mari berdoa:
Bapa surgawi yang kaya, kami mengerjakan pelayanan dan kesaksian untuk pemberitaan Injil Kristus. Pekerjaan itu membutuhkan dana yang tidak kecil, berilah kesempatan kepada kami yang bertanggung jawab atas pekerjaan ini agar kami rela dengan ikhlas hati memberi baik materi mau pun morel. Banyak gereja Tuhan yang membutuhkan dana untuk kesaksian dan pelayanannya, kiranya kami membuka diri untuk saling membantu terutama dari segi dana. Inilah permohonan kami, dalam nama Yesus Kristus. Amin. [AS301023]