KALENG BISKUIT BERISI KERUPUK
Views: 0
Bacaan: Matius 23:3-4 – TB2
“Sebab itu, lakukan dan peliharalah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi jangan turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri sedikitpun tidak mau menyentuhnya”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Ketika saya kecil, biskuit kalengan merupakan salah satu makanan yang mahal. Hanya orang-orang yang punya uanglah yang dapat membeli biskuit kalengan tersebut. Suatu kali, saya diajak oleh mamah berkunjung ke rumah salah seorang temannya. Ketika dipersilahkan masuk, mamah mengajak saya duduk. Begitu duduk, mata saya langsung tertuju ke atas meja karena ada kaleng biskuit berwarna merah bergambar ibu dan dua anak sedang makan biskuit. Kaleng yang masih nampak baru itu membuat saya berpikir bahwa di dalamnya pasti ada biskuit yang lezat. Rupanya, teman mamah mengetahui keinginan saya. Ia segera mengambil kaleng itu dan membukanya, kemudian memberikan keleng itu kepada saya. Dengan antusias saya menyambutnya dan segera mengambil isinya. Namun, te-tot… ternyata isinya bukanlah biskuit melainkan kerupuk. Meski kecewa, terpaksa saya makan juga kerupuk itu. Bila Anda tertawa mendengar kisah ini, saya yakin bahwa Anda juga pernah mengalami pengalaman seperti saya ini.
Bedanya mungkin hanya pada isinya, yaitu rengginang.
Lain kemasan, lain pula isinya. Inilah kesan yang saya dapatkan dari pengalaman kaleng biskuit berisi kerupuk tadi. Kisah tersebut mengingatkan tentang tidak adanya integritas atau tidak adanya konsistensi antara ucapan dan keyakinan yang tercermin dalam perbuatan sehari-hari.
Kisah kaleng biskuit berisi kerupuk ini mengingatkan kita akan nasihat Tuhan Yesus kepada para murid terkait dengan orang-orang Farisi dan Ahli Taurat. Di hadapan para murid, Tuhan Yesus mengkritik sikap dan perilaku mereka. Di mata Tuhan Yesus, orang-orang Farisi dan Ahli Taurat tidak mempunyai integritas sebab perbuatan mereka tidak selaras dengan ajaran yang disampaikan. Mereka mengatakan ajaran kebaikan tetapi mereka melakukan keburukan. Mereka menyalahgunakan wewenang dengan memberikan beban berat kepada umat dengan peraturan-peraturan tambahan mereka, sementara mereka sendiri mencari keringanan beban peraturan. Tuhan Yesus berkata, “Sebab itu, lakukan dan peliharalah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi jangan turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri sedikitpun tidak mau menyentuhnya”.
Tuhan Yesus mengajarkan kepada orang banyak dan murid-muridNya supaya mereka mempunyai integritas, mempunyai hati dan sikap yang murni serta perilaku yang rendah hati. Dia mengingatkan bahwa orang yang sombong akan terhina dan yang rendah hati akan terpuji.
Memang kita mesti menjadi stoples bening yang berlaku jujur karena berani menunjukkan isi yang sebenarnya. Mari kita berjuang untuk memiliki integritas sehingga tidak seperti kaleng biskuit tetapi berisi kerupuk. Mesti dimulai dari diri sendiri dan sekarang ini. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Ya Tuhan, seringkali kami berlaku seperti kaleng biskuit namun berisi kerupuk. Kami rindu menjadi seperti stoples bening yang berani jujur menunjukkan isi di dalamnya. Mampukan kami untuk memelihara integritas di dalam diri kami. Kiranya Roh Kudus menolong kami untuk melakukannya. Terimakasih Tuhan Yesus, amin.