NABI PEJUANG IMAN
Views: 0
Bahan: Nehemia 4:3-4,
Lalu berkatalah Tobia orang Amon itu, yang ada di dekatnya: “Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka.” Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan.
Saudara-saudari yang dikasihi Kristus, kami mengajak kita melihat seorang NABI PEJUANG IMAN yaitu Nehemia. Dengan hukuman yang ditanggung umat Israel karena mereka meninggalkan Tuhan, Allah Israel, Yehuda dan Yerusalem menjadi dihancurkan dan dibuang ke Babel. Sesuai dengan janji Tuhan, hukuman itu ada batasnya yaitu 70 tahun. Tiba saatnya gelombang demi gelombang orang tawanan akan dibawa kembali ke tanah perjanjian, tanah Israel. Salah satu gelombang yang dipimpin oleh Nehemia, setelah Babel jatuh ke tangan bangsa Persia, di bawah pemerintahan Artahsasta, Nehemia diberi ijin dan kemudahan oleh raja, untuk kembali ke Israel dengan semua orang Israel yang ikut itu. Demikianlah Tuhan memulangkan kembali orang tertawan itu ke negeri mereka. Nehemia dengan rakyat yang cukup besar jumlahnya telah tiba di Yerusalem, Nehemia diberi wewenang oleh raja Artahsasta untuk membangun kembali negeri itu. Perhatian utama mereka membangun kota, tembok kota dari puing-puing, sehingga kembali terlihat sebagai kota yang hidup. Selanjutnya ibadah dihidupkan dengan perayaan Paskah dan Pondok Daun dengan meriah, pujian dan penyembahan kepada Tuhan, Allah Israel hidup kembali.
Ayat renungan kita, bagaimana orang yang iri hati dan melecehkan perjuangan Nehemia membangun kembali Yesusalem. Mereka ialah Sanbalat dan Tobia orang Amon yang telah menduduki Samaria, mereka berkata: kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka. Bukan hanya ejekan seperti itu, tetapi menghalang-halangi pekerjaan itu sehingga sempat terhenti. Selajutnya, Tobia berikhtiar hendak menjebak dengan kata-kata manis dengan berkata: “mari kita bertemu dan berunding agar kami membantu..” tetapi mereka mau membunuh Nehemia, tetapi Nehemia cerdas, tidak mengindahkan ajakan itu. Ancaman dari Sanbalat dan Tobia, membuat rakyat yang membangun itu sangat waspada, sambil membangun mereka mengikat pedang dipinggang, membawa tombak. Bila ada tanda bahaya dengan bunyi nafiri, maka seluruh rakyat berkumpul menghadapi serangan.
Pekerjaan membangun, walau pun tangan Tuhan menyertai, ternyata tidak terlepas dari niat jahat yang menggagalkan pembangunan itu. Di mana Tuhan menjalankan rencana-Nya, di situ juga kuasa gelap melancarkan penggagalan, hanya penyerahan kepada Tuhan, bekerja dalam dan iman kepada firman Tuhan menjadi kekuatan utama. Perhatikan, pembangunan di negeri kita oleh pemerintah, tidak terlepas dari hambatan yang besar, dibutuhkan tekad yang kokoh. Seperti bila Nehemia ragu akan kuasa Tuhan maka di situ kesempatan baik kuasa gelap berkuasa. Dibutuhkan penyerahan dalam iman yang berkelanjutan, sebaliknya Tuhan tidak akan meninggalkan rencana-Nya di tangan kita, Dia mengawal hingga rencana-Nya selesai tuntas.
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Nehemia membangun Yerusalem dengan iman, raja Daud dan Salomo membangun dengan apa?
- Dari jaman ke jaman, pemerintah negeri ini selalu disebut “pembangunan,” bagaimana kita menanggapi pembangun yang dulu dan yang saat ini.
- Apakah Anda punya pengalaman rencana baik yang mendapat tantangan?
Mari berdoa:
Bapa kami yang di sorga, satu keteladanan dari nabi Nehemia agar kami teguh dalam iman, khususnya membangun hidup kami. Sejak kanak-kanak, remaja dan pemuda kiranya kami bertumbuh dalam iman untuk membangun diri hingga usia lanjut. Tantangan iman tetap hadir, Roh Kudus menolong agar kami setia dalam iman kepada Krists. Inilah permohonan kami dalam nama Tuhan Yesus. Amin. [AS061123]