Kompas Kehidupan
Views: 0
Mazmur 43:5 (TB 2)
”Mengapa engkau tertekan hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”
Syalom jemaat yang terkasih didalam Tuhan.. Semoga bapak/ibu/saudara-saudari dalam keadaan baik..
Jemaat yang terkasih.. Ketika kita berada di tengah samudera yang luas, akan sangat mudah bagi kita untuk kehilangan arah. Selain karena di tengah samudera tidak ada rambu-rambu petunjuk arah, disana juga tidak ada bangunan penanda apapun. Sehingga ketika kita sedang menyeberangi samudera yang luas, mutlak diperlukan kompas sebagai salah satu alat navigasi bagi perahu yang kita tumpangi.
Apalagi jika pada saat itu terjadi badai dengan ombak yang besar, maka sangat mungkin kita menjadi celaka jika tidak memiliki kompas yang dapat mengarahkan kita pada tujuan atau pulau terdekat.Demikian pula dalam kehidupan kita di dunia ini, kita akan sangat mudah tersesat dan kehilangan arah jika kita tidak memiliki “kompas” yang dapat memandu kita pada arah yang benar dan tujuan yang membawa keselamatan.
Dalam bacaan kita saat ini, kita melihat suatu kondisi dimana Sang Pemazmur sedang mengalami gelombang pergumulan hebat dalam hidupnya. Ia merasa diperlakukan tidak adil oleh para penipu. Terlebih lagi, ia juga merasa sedang berada di bawah himpitan musuh yang menekan hidupnya, baik secara fisik maupun psikis. Namun yang menarik dalam pergumulan hidup yang berat dan menyesakkan itu, Sang Pemazmur tetap mengarahkan dirinya kepada Allah sebagai kompas, orientasi, dan harapan hidupnya. Ia tidak kehilangan iman di tengah pergumulannya tersebut. Bahkan jika kita telaah lebih lanjut, teriakannya kepada Tuhan di ayat 1 dan 2, nyatanya bukanlah teriakan anti iman, namun justru merupakan bukti iman yang dimilikinya benar-benar iman yang kuat dan dewasa.
Pada saat ini, kita pun dapat belajar seperti Sang Pemazmur. Mungkin ketika kita berdoa, tidak selalu jawaban dari Tuhan akan segera tersedia. Persis seperti yang terjadi di Mazmur 43 ini, dimana jawaban dari Tuhan belum juga diterima oleh Sang Pemazmur. Namun sekalipun demikian, marilah kita tetap teguh mempercayakan hidup kita kepada Tuhan Sang Penolong yang sejati. Kita tetap beriman dan berpengharapan bahwa hanya di dalam Tuhan kita menemukan sukacita, kekuatan, dan kedamaian. Sekalipun kita masih harus bergulat dengan berbagai pergumulan hidup, mari kita terus mengarahkan diri kepada Allah sebagai kompas, orientasi, dan harapan hidup kita yang sesungguhnya. Selamat berefleksi untuk kita semua, Tuhan memberkati kita.
Doa