TEGUHKANLAH HATIMU DAN TINGGALLAH TENANG
Views: 0
Bacaan: Yesaya 7 :1- 16
Salam sejahtera semoga kita makin teguh hati kita dan tetap tenang, tidak takut, tidak kecut ketika menghadapi tantangan yang berat dalam hidup kita seperti ungkapan dalam Yesaya 7:4 dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya.
Ketika ada dua kerajaan mau menyerang kerajaan Yehuda yang dipimpin raja Ahas, maka Tuhan berfirman kepada Yesaya untuk mengatakan kepada Ahas agar tidak takut, tidak kecut hatinya, tapi teguh hati dan tetap tenang. Bagi Allah, kemarahan kedua kerajaan yang mau menyerang Yehuda digambarkan seperti puntung kayu bakar, artinya mereka ini rapuh, mereka bisa jatuh dan hilang. Tapi Allah dan kerajaan milik Allah, tidak rapuh, sentosa, teguh, damai tetap berdiri selama-lamanya. Yesaya menerima panggilan Tuhan untuk memberitahukan kepada Ahas bahwa sisa Israel akan selamat dan akan dimuliakan bukan demi diri sendiri melainkan demi Allah. Sangat berbeda dengan kerajaan dunia yang rapuh karena ambisi mereka bertentangan dengan kehendak dan rencana Allah. Kerajaan Allah tetap kokoh sentosa, karena dipimpin Raja Yang Mulia.
Raja Ahas adalah seorang Yehuda yang telah durhaka kepada Tuhan, karena ia menyembah Baal, mengorbankan anak lelakinya untuk penyembahan, ia memasukan agama kafir dan menajiskan bait Allah. Raja Ahas ketika diserang bangsa lain, ia lebih bersandar pada sumber kekuatan dan perhitungan diri sendiri, ia telah kehilangan iman kepada Tuhan.
Ahas mengalami kepanikan, ketika menghadapi ancaman dari bangsa lain, karena itu Tuhan bersabda kepada Ahas melalui Yesaya agar ia tetap tenang dan bersandar pada Tuhan saja, karena dengan sikap demikian terletak kekuatan dan keselamatan. Ahas tidak perlu gelisah karena Allah Perjanjian menguasai bangsa-bangsa. Rencana buruk bangsa-bangsa akan digagalkan Allah. Walaupun kekuatan bangsa Yehuda tidak sanggup mengalahkan bangsa lain yang akan menyerang, tapi kekuatan Yehuda bukan dari diri sendiri tapi dari Tuhan. Bangsa Yehuda tidak akan dikalahka,n sebab Allah meneguhkan tahta Daud, dengan hadirnya Raja Damai, Raja Mulia, Immanuel. Kita mengiman firman dalam Yesaya 7:4, agar kita teguh, tetap tenang, tidak takut, tidak kecut hati menghadapi tantangan hidup kita, karena Allah menyertai kita, Raja Damai menyertai kita, berjalan bersama dengan kita dalam menghadapi tantangan, pergumulan hidup.
Keselamatan Yehuda hanya bisa dicapai dengan iman yang teguh dan sungguh-sungguh setia kepada Allah Perjanjian. Namun ketika Ahas ragu-ragu dengan perintah, kehendak Tuhan maka ia lebih percaya pada pikiran sendiri, rencana dan kebijakan sendiri. Tuhan terus meyakinkan Ahas, dengan memberi tanda Immanuel. Tapi Ahas secara munafik menolak tanda-tanda dengan alasan tidak mau mencobai Tuhan, padahal yang sebenarnya ia meragukan, menolak kehendak Tuhan. Ahas mengeraskan hati, tidak mau mendengar dan melihat firman Tuhan. Yesaya sangat kesal dengan sikap Ahas. Ketika kedukaan, kegagalan, kesulitan menimpa kita, bisa jadi kita seperti Ahas, ragu-ragu pada kehendak Tuhan dan lebih percaya pada pikiran sendiri.
Tuhan berkomunikasi dengan Ahas, melalui nabi Yesaya. Dalam komunikasi, kita menemukan bahwa terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi, pertama penciptaan pesan atau lebih tepatnya penciptaan pertunjukan, kedua penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukan (R. Wayne Pace, Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, Remaja Kosdakara, 2002). Menafsirkan berarti menguraikan, memahami sesuatu dengan suatu cara tertentu. Dalam berkomunikasi melibatkan proses mental memahami objek, orang, dan peristiwa, yang kita sebut dalam pertunjukan pesan. Satu-satunya pesan yang penting dalam berkomunikasi adalah pesan yang berasal dari proses penafsiran. Ahas menafsirkan pertunjukan pesan dari Tuhan, namun makna yang ditafsirkan tidak sesuai kehendak Tuhan. Ahas dipengaruhi oleh kepercayaan pada diri sendiri dan kepercayaan pada berhala, sehingga tidak menerima makna dari pesan Tuhan kepadanya. Tidak mudah memindahkan makna dari pesan Tuhan kepada orang lain. Tuhan sudah berusaha memberi tanda, agar makna pesan dari Tuhan bisa dipahami, tapi Ahas menolak tanda tersebut.
Tanda dari Tuhan, Immanuel terus dikomunikasikan kepada kita pada masa sekarang, apakah kita memahami makna dari pesan Tuhan tersebut. Apakah kita menolak tanda dari Tuhan tentang Immanuel, Allah beserta kita? Apakah kita mengeraskan hati, tidak menerima makna dari pesan Tuhan ini? Apakah kita ragu-ragu terhadap makna dari pesan Tuhan ? Apakah kita lebih percaya pada pikiran rencana kebijakan sendiri ?
Makna dari Immanuel, Allah beserta kita adalah agar kita percaya Allah itu setia mengasihi kita, setia menyelamatkan kita, dan sabar menantikan kita bertobat agar diselamatkan. Allah beserta kita berarti Allah melepaskan dan menyelamatkan umat yang setia dan menghukum orang yang tidak setia dan menolak Allah, seperti Ahas yang menolak Tuhan mendapat hukuman Allah.
Tanda Immanuel, berarti Allah membuka jalan baru bagi umat Tuhan, yang mampu menolak yang jahat dan memilih hal yang baik. Tuhan beserta kita berarti Tuhan memelihara umatNya dengan cara yang ajaib. Tanda Immanuel untuk meneguhkan dan menggenapi janji-janji peringatan Tuhan, untuk menghakimi, tanda memberi kehidupan baru dan penghiburan. Tuhan merencanakan suatu bangsa yang baru berdasarkan iman dan ketaatan, kesetian pada Tuhan. Tuhan beserta kita di tengah ancaman, kekacauan, seperti ancaman yang dihadapi Ahas. Tuhan beserta kita agar kita tetap teguh hati kita pada Tuhan, tetap tenang, tidak takut dan tidak kecut hati kita, karena musuh, ancaman di sekitar, mudah dikalahkan Tuhan. Musuh atau ancaman itu seperti puntung kayu api yang berasap, mudah dipadamkan Tuhan. Tanda Immanuel memberi pengharapan baru, yang membuat kita lebih mantap dari pada ikut pertimbangan sendiri, seperti yang dilakukan Ahas.
Sangat indah mengikuti jalan Tuhan, dan bersandar padaNya sehingga langkah kita teguh, tidak takut, tidak cemas, hati tenang seperti ungkapan dalam NKB. 129 ayat 2 dan 3 . O indah benar, ikut jalanNya, bersandarkan Lengan yang Kekal. Langkahku teguh, jalanku cerah, bersandarkan Lengan yang Kekal. Reff Aman, aman dari bencana dan sesal, aman, aman, bersandarkan Lengan yang Kekal. 3. Tiada ‘ku cemas, takut pun enyah, bersandarkan Lengan yang Kekal. Hatiku tenang, ‘ku dihantarNya, bersandarkan Lengan yang Kekal.Reff. Amin
Berdoa :
Ya Tuhan kiranya kami makin teguh hati kami dan tetap tenang, tidak takut, tidak kecut ketika menghadapi tantangan yang berat dalam hidup kami, dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. amin.