HIDUP BUKAN HITAM PUTIH
Views: 0
Bacaan:
Markus 9:12-13
Jawab Yesus: “Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan?Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia.”
Tinggal beberapa Minggu lagi kita akan merayakan Natal. Merayakan Natal berarti kita sedang berbahagia karena Kasih Allah telah hadir dalam kehidupan kita.dan Ia yang telah datang itu, akan datang kembali menyongsong kita untuk hidup bersama Dia. Keyakinan iman inilah yang membuat kita menjadi tabah kuat dan setia sampai kedatanganNya kembali.
Kita menyadari bahwa di hidup kita yang sedang menantikan kedatanganNya kembali, ternyata tak selalu indah, berhasil dan sukses. Ada kala kita mengalami padang surut kehidupan. Semua itu bisa disebabkan oleh karena kejahatan orang lain, atau karena kelemahan dan ketidak sempurnaan diri ataupun karena Ada kehendak Allah, yang kita memang harus pikul. Namun sebagai orang beriman kita tetap percaya dan yakin bahwa kita tak pernah sendirian dalam segala kemalangan kita. Kita tak akan berubah menjadi buruk dan kejam karena itu semua. Mengapa? Karena kita tetap merasakan sukacita dipimpin oleh Tuhan. Kita melihat “dalam kelemahan, kuasa Tuhan nampak” (bdk 2 Kor 12:9)
Namun kita sering menjadi seperti mereka yang tak mengenal Tuhan. Memisahkan secara kaku yang baik dan buruk, yang benar dan salah ataupun yang putih dan hitam. Seolah hidup hanya terpisah oleh garis kaku; jika kamu tidak ini, maka kamu itu. Itulah yang membuat mereka/para murid dalam bacaan kita di atas, disingkapkan makna dari “anak manusia yang akan dihinakan”. Ini semua disebabkan, pada umumnya orang Yahudi/para murid itu hanya dapat memandang jika Elia sdh hadir maka Pemerintahan Mesias di bumi sdh dekat. Dan itu berarti sukacita yang tak terhingga sudah dekat. Namun Tuhan Yesus lalu mengingatkan bahwa untuk itu Ia haris mati dahulu dan dibangkitkan. Ini berhubungan erat dengan bahwa para Murid meski menerima segala proses menuju sukacita sempurna yakni bahwa: bahkan Sang Mesias itu akan menderita terlebih dahulu. Jadi penderitaan adalah jalan menuju pembebasan keselamatan bagi manusia, yang dijalani oleh Sang Mesias itu.
Dari bacaan ini, sesungguhnya Tuhan Yesus juga menghendaki agar manusia yang percaya kepada jalan keselamatan yang diberikan oleh Sang Mesias itu, bukanlah jalan yang sekedar hitam putih; Jalan buruk akibatnya mati dan jalan benar akubatnya kehidupan/keselamatan: Ada realita ditengahnya yang dapat terjadi dalam kehidupan ini, untuk mencapai kemuliaanNya yakni penderitaan. Oleh karena itulah umat diajak terbuka untuk menerima dan tetap tabah dan kuat atas segala realita lain dalam hidup ini. Karena dapat saja terjadi ada warna lain yang kita terima dalam hidup ini selain hitam dan putih; ada kenyataan lain yang akan membuat kita tabah dan berpegang terus pada Tuhan; hidup tak hanya benar dan salah: dibutuhkan keterbukaan untuk kita memahami semua yang terjadi; hidup tak hanya soal yang buruk itu salah dan yang indah itu benar, karena dapat terjadi di dalam keburukan, ada keindahan Illahi yang mau disalurkan (ingat kesengsaraan Tuhan Yesus) dan di dalam kebenaran dapat terjadi hal yang buruk (ingat para farisi yang menjadi jahat dan menyalibkan Tuhan dengan dalil menolak Kristus adalah Tuhan).
Nah umat, di minggu penantian akan Tuhan yang akan datang.kembali, marilah kita mengembangkan diri menjadi orang-orang yang terbuka, berwawasan luas, dan mengembangkan diri/belajar untuk memperoleh pemahaman atas berbagai realita yg terjadi di kehidupan kita. Menjauhkan penilaian hanya hitam dan putih, sehingga dapat menyakiti yang lain. Apakah kita akan menyalibkan Tuhan Yesus yang ke 2 kali? Segala kelemahan.
Kesengsaraan dan ketidak sempurnaan yang seringkali kita pandang harus dijauhi, kini pandanglah dengan kacamata Kristus. Ia yang sungguh sempurna saja mengalami kehidupan yang kita pandang tak sempurna, bahkan buruk. Maka kitapun akan menjadi pengikut Kristus yang menerima segala ketidak sempurnaan hidup “penderitaan” kita dan sesama kita dengan melihat dari sisi kebaikan dan kebesaran Tuhan yang mau diberikan bagi kita. Demikianlah kita menantikan kedatangan Tuhan kembali. Maranatha-Sampai Tuhan datang kembali (LiN-RH,20-12-23)