Mengasihi Tuhan, Bencilah Kejahatan
Views: 0
Selamat Natal semoga kita makin mengasihi Tuhan dengan mengasihi sesama serta membenci kejahatan, seperti ungkapan dalam Mazmur 97:10 Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan! Dia, yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.
Natal menggambarkan Tuhan mencintai dengan memberi diriNya, untuk hadir, melawat, demi menyelamatkan manusia dari penindasan dosa seperti Allah membebaskan umat Tuhan dari perbudakan Babel. Perbudakan adalah gambaran hidup tanpa cinta, tanpa keadilan dan kebenaran. Perbudakan dilakukan oleh orang yang tidak percaya Tuhan, menyembah berhala. Tuhan datang untuk menghukum orang yang menyembah dan taat pada berhala. Penyembahan berhala gambaran orang fasik, yang suka menindas, membenci, menaklukan orang lain, merampas hak-hak azasi orang lain. Orang fasik masa kini adalah orang yang otoriter merampas hak-hak azasi orang lain, berlaku tidak adil, merekayasa hukum demi kepentingan diri sendiri dan keluarga atau kelompok tertentu, orang yang berbakat korupsi, nepotisme, kolusi.
Tuhan mencintai orang yang membenci kejahatan seperti membenci orang yang berlaku otoriter, tidak adil, membenci korupsi, nepotisme kolusi, membenci kekerasan, membenci orang yang merampas hak-hak azasi orang lain. Orang yang membenci kejahatan adalah orang yang mencintai Tuhan dan sesama. Orang mampu mencintai sesama karena orang tersebut sudah mengalami cinta Tuhan, dan memberi diri untuk mencintai Tuhan dengan cara mencintai sesama.
Orang yang dicintai Tuhan dan mencintai Tuhan serta membenci kejahatan adalah orang yang benar dalam menjalin hubungan dengan Tuhan. Orang yang bersukacita di dalam dan karena Tuhan menghukum orang fasik, penyembah berhala. Tuhan yang mencintai adalah Raja yang adil, Raja damai, karena itu seluruh bumi bersorak-sorak, bersukacita. Tuhan Raja yang adil, karena keadilan dan hukum menjadi dasar dari Kerajaan Allah. Kuasa Tuhan akan menghanguskan orang fasik yang mencintai kejahatan. Orang fasik adalah orang yang beribadah kepada patung, berhala buatan diri sendiri, menyembah dan taat pada berhala buatan sendiri. Padahal berhala orang fasik tidak ada kuasanya, hanya Tuhan, Yang Mahatinggi kuasaNya. Orang yang dicintai Tuhan dan mencintai Tuhan akan menerima terang yang memimpin hidupnya, akan menerima sukacita dan bersyukur.
Dari Mazmur 97 kita mendapat pengetahuan tentang cinta dari Tuhan, mencintai Tuhan dan mencintai sesama dan keadilan Tuhan. Tuhan akan datang kembali pada akhir zaman sebagai Raja dan hakim yang adil. Orang akan bersukacita menyambut Raja dan Hakim yang adil, karena Tuhan akan menghakimi dalam cinta Tuhan.
Kita tidak boleh merasa diri puas hanya mendalami pengetahuan tentang cinta dan keadilan. Kalau orang tidak berbuat, maka pengetahuan dan kebenaran akan menjadi mandul dan tidak berfungsi. Kebenaran harus dilakukan. Dalam melakukan kebenaran kita harus mencari sikap yang benar. Ada 3 sikap dasar dalam hidup manusia yaitu pertama kebencian, yang melaluinya orang mencoba atau mencegah sebanyak mungkin pertalian dengan orang lain. Kedua: cinta, merupakan kebalikan dari kebencian. Melalui cinta orang berpaling, peduli pada orang lain secara positif. Ketiga: sikap netral, acuh tak acuh, yang dipakai untuk mempertahankan jarak bebas terhadap orang lain (P. Leenhouwers, di Indonesiakan oleh K.J Veeger M.A. Manusia dalam Lingkungannya, Refleksi Filsafat Manusia, Gramedia, 1998).
Sikap benci adalah meniadakan orang lain, menolak untuk berkontak dengan orang lain, membangun relasi konflik dengan orang lain. Sikap cinta adalah penyerahan diri kepada orang lain, dan orang lain juga menyerahkan diri pada yang mencintai. Cinta berarti kedua belah pihak memberi diri. Orang yang hanya memikirkan, peduli pada diri sendiri maka sulit untuk mencintai. Orang yang sangat sulit menyerahkan diri, akan sulit mencintai. Tujuan cinta adalah hidup untuk orang lain secara timbal balik. Beda dengan kebencian, acuh tak acuh, yang selalu menempatkan orang dibawah diri sendiri.
Cinta belum menjadi sikap dominan relasi dengan sesama manusia. Kenetralan merupakan sikap dominan dalam relasi dengan sesama manusia. Dalam Lukas 10:25-37, dijelaskan bahwa sikap dasar benci dilakukan oleh penyamun yang merampok dan memukul orang. Sikap dasar netral, acuh tak acuh dilakukan oleh imam dan orang Lewi. Sikap dasar cinta dilakukan oleh orang Samaria yang telah menunjukkan belas kasihnya. Sikap cinta menunjukkan kesosialan yang ideal. Perjumpaan yang sesungguh antar manusia adalah dalam cinta.
Cinta itu mengikat dan merangkai rangkaian. Apabila seorang mencintai maka ia akan menghadap dan menaruh cinta pada orang lain. Ini berbeda dengan sikap membenci dan acuh tak acuh, orang akan mengundurkan diri, menjauhkan dari orang lain. Cinta mencari kontak dengan orang lain, acuh tak acuh tidak berminat pada orang lain, hanya kontak dipermukaan saja, tidak mau masuk lebih dalam. Cinta itu adalah menghampiri sesama, seperti orang Samaria yang menghampiri orang yang dirampok. Ia melepaskan keterarahan pada diri sendiri. Cinta adalah keluar dari diri sendiri menghadap pada orang lain. Cinta itu tidak menjadikan diri sendiri pusat dan paling dipentingkan oleh sesama. Cinta adalah kesediaan hati untuk menghadap pada sesama, menghampiri sesama.
Cinta adalah sikap dasar ideal untuk kehidupan bersama. Kalau orang melaksanakan ciri memberi diri sendiri, maka orang ini menghayati kehidupan sosial yang ideal. Orang yang kaya batinnya, adalah orang yang mampu memberi diri sendiri pada sesama. Cinta sejati bukan cinta yang meminta imbalan, melainkan mengutamakan sikap memberi diri.
Keadilan merumuskan apa yang diberikan kepada orang lain. Keadilan juga memberi kepada orang lain apa yang menjadi hak azasi orang tersebut. Keadilan tanpa cinta akan menjadi tidak manusiawi, akan terpaksa dalam memberi hak-hak azasi manusia. Keadilan dengan cinta akan membawa orang untuk menghormati, mendukung hak-hak azasi orang lain. Kita yang dicintai Tuhan dan mencintai Tuhan, kita mencintai sesama dengan melakukan keadilan dan kebenaran serta membenci kejahatan.
Marilah kita mengasihi Tuhan Yesus yang teguh memimpin kita sampai kita mati, di saat dosa tidak ada lagi, dan kita lega memuji Tuhan seperti ungkapan dalam KJ. 305 ayat 6 ‘Ku mengasihi Yesus yang teguh memimpin daku sampai aku mati; di saat itu dosa tiada lagi dan ‘ku lega memuji Tuhanku.
Berdoa: Ya Tuhan mampukan kami makin mengasihi Tuhan dengan mengasihi sesama serta membenci kejahatan, dan kami menjadi lega serta memuji Tuhan. dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa, amin