HUKUM ALAM
Views: 0
Bacaan: Kejadian 1:31-2:1,
Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh sangat baik. Lalu jadilah petang dan jadilah pagi; itulah hari keenam. Demikianlah diselesaikan langit dam bumi serta segala isinya.
Archimedes seorang insinyur matematikawan, fisikawan mengeluarkan suatu pernyataan yang berintikan: suatu benda bila dicelupkan ke dalam cairan (seperti air) pada suatu wadah, maka benda itu memindahkan air sebanyak volume benda yang tercelup dalam air itu. Dengan hukum inilah orang membuat kapal atau kapal selam yang bisa terapung dan bisa tenggelam seluruhnya dan mengapung seruluhnya. Archimedes membuat rumusan-rumusan untuk menghitung volume benda dan berat massa benda baik benda padat mau pun benda cair. Bagi teman-teman yang berminat di bidang ini tentu banyak rumusan yang dibuat oleh Archimedes untuk dipelajari.
Hukum itu sudah ada jauh sebelum Archimedes hidup, hukum itu merupakan HUKUM ALAM, yang merupakan bagian dari ciptaan Allah bersama dengan alam raya ini. Penemuan baru ini ternyata terus berkembang, hingga saat ini dari segi IT sudah sampai pada jenjang 4.0. Demikian juga dari segi “pembiakan keturunan” baik hewan mau pun manusia. Pada hewan dikenal dengan “inseminasi” yang pada manusia dikenal dengan “bayi tabung.” Riset tetap terus berkembang, tetapi firman Tuhan berbunyi: “Tak ada sesuatu yag baru di bawah matahari” (Pengkh 1:9), karena Tuhan telah meletakkan hukum alam yang merupakan rel yang harus diikuti oleh segala ciptaan Tuhan.
Dalam perjalanan hukum alam inilah manusia hidup, bertumbuh dan berkembang, manusia sebagai makhluk, diberi kemampuan beradab dan berbudaya, sedangkan kepada hewan, mereka hanya diberi kemampuan beradaptasi, atau mereka punah. Kita bersyukur diikut sertakan memasuki dan menjalani tahun baru 2024, itu hanya hitungan waktu atau zaman yang telah diletakkan oleh Allah dalam peredaran matahari, bulan, bintang. Secara bendawi matahari, bulan, bintang dan semua benda yang diciptakan sudah ada sejak diciptakan. Manusia diciptakan untuk memelihara, merawat apa yang telah diciptakan Allah itu, secara moral diberi tanggung jawab kepada manusia untuk memelihara dan merawat. Dengan kata “tanggung jawab,” bagian dari moral atau susila kehidupan manusia, termasuk terhadap HUKUM ALAM. Demikian manusia pertama Adam ditempatkan Allah di sebuah taman di Eden, dan pertama tugas dan tanggung jawab itu dia lakukan dengan memberi nama kepada makhluk yang bersama dengan dia, maka jadilah nama makhluk itu seperti yang diberikan oleh manusia itu. Nampaknya Allah senang dan berkenan dengan pekerjaan manusia Adam itu.
Kita sudah menjalani tahun 2024, tugas kita sebagai ciptaan merawat dan memelihara ciptaan Tuhan akan berjalan terus. Archimedes seorang matematikawan, Plato seorang filsuf, ilmu pengetahuan berkembang, kepemimpinan berkembang melahirkan negarawan, pemimpin bangsa dalam bentuk monarki, dan demokrasi, ada pemimpin negara otoriter, semua berada dalam hukum alam yang telah diletakan Allah sejak penciptaan. Negeri kita telah menuju pemilu untuk penggantian presiden dan wakil presiden, kita mengartikan itu sebagai tanggung jawab kita sebagai pemelihara dan merawat negeri ini. Dengan penuh tanggung jawab kita doakan, dan ikut ambil bagian dalam apa yang harus dan dapat dilakukan untuk negeri ini khususnya pemilu 2024 mendatang.
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Sejauh mana Anda menghargai Allah Pencipta dalam diri Anda?
- Dari Sabang sampai Merauke, dipersatukan menjadi satu negeri, adakah Hukum Alam turut mempersatukannya?
- Adakah keterlibatan Anda merawat dan memelihara negeri kita ini?
Mari berdoa:
Bapa Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur atas ciptaan ini. Negeri kami ini juga ciptaan-Mu, beri hikmat bagi rakyat negeri ini bersyukur, memelihara dan merawat negeri ini untuk memuliakan Tuhan. Dalam Kristus kami mohon, Amin. [AS080124]