MENJADI ORANG
Views: 0
Bahan: Kejadian 2:16-17,
Lalu TUHAN Allah memberi perintah kepada manusia, firman-Nya, “Buah dari semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan dengan bebas, tetapi buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, jangan kaumakan, sebab pada saat engkau memakannya, engkau pasti mati.”
Di kebun binatang, semua binatang dan hewan dibatasi tempat mereka, ada kandang gajah, harimau, burung, ular, dst. Binatang-binatang itu dipelihara, cukup makan dan minum, kadang yang dibersihkan. Walaupun dikurung sifatnya sebagai binatang tetap melekat pada dirinya. Satu waktu di kandang singa pengasuh binatang itu lupa menutup pintu, setelah dia memberi makan, singa itu melewati pintu dan menyerang pengasuhnya itu seperti menyerang mangsa di alam bebas. Untung singa itu bisa dilumpuhkan dan pengasuhnya itu luka parah dan beruntung dia selamat.
Adam dan Hawa di tempatkan dalam taman Eden, itulah“kandang” mereka untuk menikmati hidup, cukup makan dan minum. Kandang itu ada batas atau pagarnya namun mereka adalah manusia, itulah sebabnya taman itu secara fisik tidak dipagar. Sebagai tanda bahwa mereka adalah manusia, pagar itu dalam bentuk “peraturan,” yaitu mereka boleh makan semua buah pohon dalam taman itu, kecuali buah satu pohon yang diberi Tuhan namanya“pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat.”Keberadaan pohon itu sama dengan pohon yang lain, hanya diberi pagar berupa aturan yang sederhana dan gampang mentaatinya, yaitu tidak memakan buah pohon itu, atau dilarang memakan buah pohon itu. Mengikuti aturan itu, atau taat pada peraturan itu yang merupakan firman Tuhan yang sangat penting, bila dilanggar akan beresiko fatal. Aturan inilah yang membuat manusia itu MENJADI ORANG, bukan hewan, aturan itu menjadikan manusia itu MENJADI ORANG bijaksana, tetapi aturan itu kalau dilanggar MENJADIKAN ORANG jahat dan hukuman akan menimpa dia.
Dalam kehidupan berlalu lintas di jalan umum ada rambu-rambu jalan yang melarang masuk, yang harus ikut jalan yang ditunjuk dan yang menyuruh pemakai jalan berhati-hati atau waspada, rambu ini disampaikan juga dengan warna, merah merupakan larangan, kuning sebagai peringatan dan hijau harus jalan. Selain itu ada petunjuk jalan, seperti “Cirebon 245 km,” maksudnya jalan itu arah ke Cirebon dan jaraknya 245 km. Sebagai anak Tuhan, yang percaya dan menerima Yesus Kristus, hidup ini merupakan suatu perjalanan dengan tujuan yang jelas yaitu Kerajaan Surga. Hidup ini perjalanan iman yang terang dan jelas, sesuai dengan firman Tuhan Yesus, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup.” Sebagai jalan dengan tujuan yang jelas, maka ada rambu-rambu dan marka jalan, hampir sama dengan tiga warna tadi, yaitu larangan, kewajiban dan tanda waspada. Rambu ini bukan suatu beban, atau kekang yang membatasi gerak, tetapi justru membuat jalan kita lancar, menyenangkan dalam sukacita dan tujuan yang pasti. Namun tidak sedikit orang yang telah berjalan di “jalan itu,” yang melanggar rambu, tidak mengikuti marka jalan, berbelok kearah lain dan tentu dibutuhkan penyadaran kembali agar selagi ada kesempatan dia kembali kejalan itu, maka rambu dan marka akan menuntun dia. Tidak berlebihan kalau kita menyamakan posisi hidup kita seperi Adam dan Hawa di taman Eden, yang harus taat firman Tuhan.
Mari kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Coba dicari aturan dalam firman Tuhan yang menjadi beban berat bagi Anda.
- Aturan mana dalam firman Tuhan yang paling sering Anda langgar?
- Sejauh mana Anda MENJADI ORANG bijaksana?
Mari berdoa:
Bapa kami yang di sorga, kami hadir dalam hidup ini yang adalah suatu perjalanan dengan tujuan yang pasti, Kerajaan Sorga, dalam kelemahan kami firman Tuhan menuntun kami. Ada kalanya firman Tuhan menempatkan kami dalam kesukaran dan penderitaan, namun semua itu untuk memurnikan iman kami. Roh Kudus menolong kami agar kami tidak sesat, dalam Krsitus kami berdoa.
Amin. [AS150124]