NDABLEG
Views: 0
Bacaan: 2 Tawarikh 28:5 – TB2
“Sebab itu TUHAN, Allahnya, menyerahkannya ke dalam tangan raja orang Aram. Mereka mengalahkan dia dan membawa banyak tawanan dari antara rakyat lalu membawanya ke Damsyik. Selain itu, ia diserahkan ke dalam tangan raja Israel dan mengalami kekalahan yang besar”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Pernahkah Anda tahu atau mendengar kata ‘ndableg’? Kata ini merupakan kata dalam bahasa Jawa yang berkonotasi negatif karena berarti bebal atau tidak mempan dinasihati. Orang yang ndableg adalah orang yang tidak memperhatikan orang lain yang menyuruh atau menasihatinya. Orang yang ndableg tentu membuat hati kita menjadi kesal, dongkol atau jengkel. Misalnya saja, kita memiliki teman yang jarang memerhatikan pesan Whatsapp yang dikirimkan kepadanya, kemudian kita memberikan nasihat bahwa ada banyak kerugian yang dialami oleh pihak lain akibat sikapnya itu. Namun, bukannya memperbaiki sikapnya, ia malah mengulangi perbuatannya itu. Ketika diberi nasihat kembali, ia masih saja melakukan hal yang sama. Nah, ini contoh dari ndableg tadi.
Di dalam Alkitab, kita juga dapat menemukan salah seorang tokoh yang ndableg. Ia adalah Raja Ahas. Ia adalah raja Yehuda yang menggantikan Yotam ayahnya. Ia berumur dua puluh tahun pada waktu ia menjadi raja dan enam belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Alkitab mencatat bahwa ia tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Ia dikenal sebagai salah seorang raja Yehuda yang paling jahat perbuatannya.
Alkitab juga mencatat bahwa ketika melakukan penyembahan berhala, Ahas pun melakukan ritual dengan mengorbankan anak-anaknya. Atas perbuatannya yang melawan Tuhan, maka Tuhan pun menegurnya melalui serangan dari raja Aram. Alkitab mencatat, “Sebab itu TUHAN, Allahnya, menyerahkannya ke dalam tangan raja orang Aram. Mereka mengalahkan dia dan membawa banyak tawanan dari antara rakyat lalu membawanya ke Damsyik. Selain itu, ia diserahkan ke dalam tangan raja Israel dan mengalami kekalahan yang besar”.
Teguran Tuhan ini tidak membuat Ahas berbalik kepada Tuhan, melainkan justru berpaling dari Tuhan. Ahas tidak memohon pertolongan kepada Tuhan, tetapi justru mencari pertolongan dari Raja Asyur. Akan tetapi, alih-alih mendapat bantuan, Raja Asyur malah semakin menyusahkannya, meski Ahas telah memberikan emas yang dirampasnya dari rumah Tuhan, istana dan rumah-rumah para pemimpin rakyat. Tidak cukup sampai di situ, Ahas – yang ndableg ini – juga mengulang kebodohannya dengan mencari pertolongan di luar Tuhan. Ia mempersembahkan korban kepada illah asing, dengan harapan dapat meraih kemenangan seperti yang diperoleh Asyur. Kendablegan Ahas inilah yang merupakan penyebab dari keruntuhan pemerintahannya beserta dengan Kerajaan Yehuda.
Mari kita menjadikan kisah Raja Ahas ini menjadi cermin bagi kita untuk mengoreksi diri sendiri. Jangan kita berlaku bebal atau ndableg. Mari kita membuat telinga, hati dan pikiran kita untuk selalu sedia mendengar teguran Tuhan yang dilakukan-Nya melalui berbagai hal dan bermacam cara yang ada di sekitar kita. Dengan demikian, kita dapat berubah menjadi semakin baik dan lebih baik. Ingat bahwa semakin bebal seseorang, maka ia akan semakin menjadi beban bagi pihak lain. Jangan sampai Tuhan bertindak keras dengan menghancurkan diri kita sebagai bentuk teguran-Nya yang tegas. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Ya Tuhan, kami rindu untuk memiliki kepekaan sehingga mampu mendengar suara-Mu melalui nasihat-nasihat baik dari orang-orang yang ada di sekitar kami. Kiranya kami semakin dibentuk menjadi anak-anak-Mu yang taat dan setia. Terpujilah Nama-Mu, ya Kristus. Amin.