MENGAKU YESUS KRISTUS ADALAH TUHAN
Views: 0
Bacaan: Filipi 2: 5-11
Salam sejahtera, semoga semua orang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, seperti ungkapan dalam Filipi 2:11 dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Allah sangat meninggikan Yesus, karena Yesus telah merendahkan diri-Nya. Allah mengangkat Yesus tinggi melampaui segalanya. Kemuliaan Yesus sudah dimiliki sebelum dunia ada (Yohanes 17:5), setelah Yesus masuk dalam dunia sebagai manusia yang taat sampai mati, kemudian dipermuliakan Allah dalam kebangkitanNya.
Kita mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan sampai akhir hidup kita. Jangan karena sakit parah, sangat miskin, sangat menderita, kita tidak mengakui Yesus adalah Tuhan, menganggap Yesus manusia biasa, tidak berkuasa, tidak mengasihi, tidak berguna bagi hidup pribadi atau keluarga kita.
Kita mengakui Yesus sebagai Tuhan dalam hidup bersama dengan menaruh pikiran dan perasaan Yesus. Cara berpikir Yesus diantaranya adalah tujuan hidup Yesus bukan untuk diri sendiri tapi untuk kemuliaan Allah. Yesus menarik banyak orang supaya orang memuliakan Allah. Kita dalam hidup bersama, tujuan hidup kita bukan untuk diri sendiri tapi untuk Allah. Kita mengajak orang yang hidup bersama-sama agar memuliakan Allah.
Ada orang tidak mudah mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan, terutama orang yang mengandalkan kekayaan, kekuatan, kehebatan sendiri, yang menjadi berhala bagi dirinya. Ada juga orang mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan, tapi sesungguhnya ia memperalat Yesus Kritus untuk mendukung kekayaan, kekuatan, kehebatan dirinya.
Anak-anak, remaja pemuda orang dewasa, orang lanjut usia diharapkan bisa mengakui dalam hidupnya setiap hari bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Kuasa Yesus, kasihNya, pengampunan-Nya Yesus adalah segala-galanya bagi diri kita.
Mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan, dalam hidup bersama, berarti hidupnya tidak sendiri-sendiri, tidak egois, tidak mementingkan diri sendiri, tidak memuaskan ambisi pribadi, tapi hidup untuk memuliakan Allah. Pelayananan, kesaksian dan persekutuan kita bukan untuk diri sendiri tapi untuk kemulian Allah.
Perasaan dan pikiran Yesus ketika melihat orang buta, lapar, lumpuh, miskin, berdosa, itulah yang kita bicarakan, pikirkan, hayati dan rasakan dalam hidup bersama. Kita sering membicarakan tentang bisnis, pekerjaan, politik, tapi paling utama kita bicarakan adalah pikiran dan perasan Yesus ketika menghadapi masalah, cemooh, dihina, diperlakukan tidak adil. Cara Yesus menjumpai orang lemah, berdosa, cara Yesus berelasi, berkomunikasi, kita terapkan dalam cara berelasi orangtua dengan anak, anak dengan orangtua, berelasi dengan teman, berelasi dengan tetangga. Cara berelasi suami istri.
Banyak masalah yang terjadi dalam diri cucu, anak remaja pemuda dewasa lanjut usia, ketika menghadapi masalah itu kita belajar dari cara berpikir dan perasaan Yesus, saat Ia menghadapi masalah besar. Cara Yesus inilah yang kita ajarkan dalam hidup bersama dalam keluarga, jemaat. Mungkin ada orang menuduh kita sok suci karena kita selalu belajar cara Yesus berpikir dan merasakan. Tapi kita taat pada kehendak Tuhan yaitu terus meniru cara berpikir dan merasakan dari Yesus.
Persekutuan yang menggunakan cara berpikir dan perasaan Yesus, maka orang luar yang melihat akan tahu juga bagaimana cara berpikir dan merasakan Yesus. Persekutuan yang tidak menggunakan cara berpikir perasaan Yesus, malah menggunakan cara berpikir dan merasakan dari iblis, orang tahu cara hidup persekutuan akan menampakan kebencian, merendahkan orang, mementingkan diri sendiri, meninggikan diri. Di dalam gereja, anggotanya yang menggunakan cara berpikir dan merasakan Yesus, akan membawa kebaikan, nyaman, penuh kasih, menghargai, peduli seperti yang Yesus lakukan.
Cara berpikir dan merasakan dari Yesus lain adalah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Sebagai contoh seorang presiden A yang dihormati di pemerintahan dan masyarakat, ketika menemui anak atau cucunya untuk bermain, maka kepresidenannya, tidak dipakai. Ia menjadi sama seperti anak atau cucunya, bermain dengan gaya anak atau cucunya. Yesus adalah Allah, mau menjadi sama dengan manusia agar bisa menjumpai manusia. Itulah cara berpikir dan perasaan Yesus.
Ketika kita menjumpai tetangga yang beda agama, kita tidak perlu membanggakan kehormatan, kekayaan, kedudukan, pendidikan, jabatan, kehebatan kita dan menganggap orang yang kita jumpai penting dan berharga. Kita merendahkan diri seperti Yesus merendahkan dirinya sampai mati di kayu salib. Kita menjumpai orang dengan hati yang rendah hati, bukan tinggi hati, bukan merasa lebih pintar, tapi menghargai orang yang dijumpai
Ketika kita mengosongkan diri, maka berhadapan orang di tengah masyarakat kita tidak merasa diri hebat, arogan, tapi berlaku sebagai hamba, menghargai orang yang dijumpai, siapapun mereka. Orang yang mengosongkan diri inilah yang ditinggikan Tuhan. Ketika rapat, atau debat kita tidak akan mengatakan pendapat orang lain itu dengan kata goblok, tolol. Ini kata yang merendahkan merasa diri lebih pintar dan ini tidak mengosongkan diri, hal ini tidak sama dengan cara berpikir dan perasaan Yesus. Orang yang mengosongkan diri dan merendahkan diri seperti Yesus akan menghargai orang apapun pendapatnya.
Kalau salah pendapat orang perlu diluruskan tanpa merendahkan orang tersebut. Yesus sangat menghargai Petrus walau cara berpikir Petrus tidak sama dengan cara berpikir Yesus. Yesus pernah mengatakan kepada Petrus “enyalah iblis”, tapi bukan mengatakan enyalah Petrus. Pikiran Petrus salah karena pengaruh iblis, tapi pribadi Petrus sangat dihargai Yesus. Orang yang merendahkan diri, mengosongkan diri ketika rapat, debat, bertukar pikiran akan menjadi bijaksana dalam perkataannya. Dalam rapat orang memberikan pendapat, kemudian ada yang merendahkan orang, tersinggung dan menjadi konflik, karena saling membalas merendahkan yang lain, tidak ada damai.
Yesus yang mengosong diri, merendahkan diri sampai mati, tapi Allah meninggikan dengan membangkitkan Yesus. Cara berpikir dan perasaan Yesus yang merendahkan diri sampai mati inilah yang kita gunakan dalam hidup kita agar Allah membangkitkan kita pada akhir zaman, dan banyak orang akan mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan.
Kita mengaku Yesus Kristus Tuhan yang membawa keselamatan seperti ungkapan KJ. 13 ayat 2. Yesus Kristus, Tuhan, yang membawa kes’lamatan, Yesus Kristus, Tuhan, yang membawa kes’lamatan, Lahir dalam dunia ini, mati tapi bangkit lagi, Kaulah Jurus’lamat kami!
Berdoa :
Ya Tuhan mampukan kami dalam hidup bersama mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, dan kami menggunakan pikiran dan perasaan Yesus dalam hidup bersama kami. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin