GUSTI MBOTEN SARE
Views: 0
Bacaan: Mazmur 50:1-3 (TB2)
”Yang Maha Kuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar. Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat,di sekeliling-Nya bertiup badai yang dahsyat.”
Syalom jemaat yang terkasih didalam Tuhan.. Semoga bapak/ibu/saudara-saudari dalam keadaan baik..
Jemaat yang terkasih.. Kita sering mendengar kalimat, “Gusti Allah mboten sare”, yang secara harfiah dipahami Allah tidak tidur. Ya Allah tidak membutuhkan tidur, seperti manusia yang membutuhkan tidur dalam hidupnya. Namun secara makna, kalimat ini mengandung pengertian Allah diyakini selalu ada untuk menjaga dan melindungi manusia.
Mazmur 50 menggambarkan hari penghakiman. Allah meminta manusia untuk memberikan pertanggung-jawaban atas pelaksanaan dari hal-hal yang sudah diajarkan kepada mereka. Anak Allah datang ke dalam dunia untuk menghakimi, bahkan segenap bumi dipanggil untuk memberi perhatian pada panggilan tersebut. Bukan hanya atas perbuatan fasik umat Israel pada saat itu, melainkan agar semua anak manusia mengetahui cara yang benar menyembah Allah, yaitu dalam roh dan kebenaran. Ketika Allah datang untuk menegur, Ia tampil bersinar dari Sion, dalam keindahan dan segala kemegahan-Nya (Ay.1-2). Ia datang dan tidak akan berdiam diri (Ay. 3). Ia tidak akan lagi menutup mata atas dosa-dosa yang dilakukan manusia. Ia akan menunjukkan ketidak berkenanan-Nya atas dosa-dosa itu. Ia akan menghimpun orang-orang yang dikasihi-Nya, yaitu mereka yang tulus hati mengikat perjanjian dengan-Nya, memilih-Nya sebagai Allah dan menyerahkan dirinya sebagai umat Allah (Ay. 5). Sehingga mereka melakukan perjanjian dengan Allah, dengan segala kesungguhan. Maka langit sebagai saksi akan memberitakan keadilan-Nya di mana saja, bahkan sampai ke seluruh penjuru dunia. Keadilan Tuhan pun diakui dan terbukti, serta tidak dapat dibantah (Ay. 6).
Tuhan adalah hakim yang adil. Dia akan menegur umat-Nya yang berbuat tidak benar, mengesampingkan firman-Nya, dan yang menentang setiap pengajaran-Nya. Orang Israel yang ada pada zaman tersebut, berusaha untuk menyogok Tuhan dengan korban sembelihan atas perbuatan dosa yang telah mereka lakukan. Mereka berbuat tidak jujur, melakukan kekerasan dan penganiayaan, itulah sebabnya Tuhan tidak berkenan akan korban yang mereka berikan. Begitupun dengan kita, tentu dalam kehidupan ini ada banyak perbuatan dosa yang kita lakukan, yang melukai hati Tuhan. Tuhan akan senantiasa menjadi hakim yang memeriksa dan memberi terguran bahkan mengadili bagi siapa saja yang berbuat salah. Karena Tuhan sama sekali tidak menutup mata. Gusti Allah mboten sare atas kesalahan yang tidak dikehendaki-Nya. Karena itu marilah kita hidup benar dalam ketetapan dan kehendak-Nya. MSelamat menghayati minggu-minggu prapaskah, Tuhan memberkati kita.