BERTOBAT DARI SEGALA DOSA
Views: 0
Bacaan: Yehezkiel 18: 21-24
Salam sejahtera semoga kita makin mampu bertobat, dan makin berpegang pada ketetapan Tuhan serta melakukan keadilan dan kebenaran, agar kita hidup, seperti ungkapan dalam Yehezkiel 18:21 Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Dalam minggu prapaskah, kita makin dimampukan untuk menyesali dosa, dan bertobat karena Yesus telah menderita, berkorban untuk menebus dosa manusia. Tuhan tidak senang orang jahat mati, tapi Tuhan senang mereka meninggalkan dosa-dosanya supaya ia tetap hidup. Orang jahat yang bertobat, maka dosa dan pelanggaran masa lalunya, tidak diingat Tuhan. Kebenaran yang dilakukannya akan membuat orang tersebut hidup.
Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya, dan melakukan kecurangan, kekejian yang menjijikan seperti yang dilakukan orang fasik, maka segala kebenaran yang pernah dilakukannya tidak akan diingat Tuhan. Orang tersebut akan mati, karena ia berlaku tidak setia dan karena dosa yang dilakukannya. Sering kali orang benar, jatuh dalam dosa keegoisan. Motivasi tindakannya sering bercampur dengan keegoisan, mementingkan diri sendiri, tidak mampu menyangkal diri. Padahal mengikut Yesus harus mampu menyangkal diri dan memikul salib (Markus 8: 34).
Seorang pemimpin negara A, pada awal memerintah, ia melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, melakukan kebenaran dan keadilan bagi seluruh masyarakat, membawa kemajuan sehingga banyak orang mengaguminya. Tapi beberapa tahun setelah memerintah, sikap pemimpin ini berubah, menjadi haus kekuasaan, muncul keegoisan, lebih mementingkan kepentingan pribadi, keluarga, kelompok, melakukan kecurangan, ketidakadilan, dan tidak dapat dipercaya. Pemimpin seperti ini adalah orang benar yang berbalik dari kebenarannya, kemudian melakukan kecurangan, kekejian, kedurhakaan, kejahatan. Segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan diingat-ingat Tuhan lagi. Ia harus mati karena ia berubah setia dan karena dosa yang dilakukannya (Yehezkiel 18:24). Yudas Iskariot, seorang murid Yesus, tersesat karena pilihan terakhir yang dibuatnya dalam hidup. Ia jatuh dalam dosa keegoisan, demi mendapatkan uang, ia berkhianat pada Yesus. Yudas kerasukan iblis, padahal ia masih bersama-sama Yesus. Iblis telah membisikkan rencana dalam hatinya untuk mengkhianati Yesus demi uang. Ada pemimpin negara, pemimpin daerah, pejabat tinggi, pegawai swasta, pada awalnya baik, benar, tapi lama kelamaan, berubah jatuh dalam dosa demi kepentingan pribadi, keluarga, kelompok. Mereka mendengar bisikkan iblis, untuk berkhianat terhadap masyarakat, berlaku curang demi uang, kekuasaan bagi dirinya.
Orang yang tadinya baik berubah menjadi dikuasai dosa, maka ia akan mati dalam dosanya. Ada orang berpikir bahwa Tuhan tidak adil. Mengapa orang harus dihukum padahal ia telah berbuat banyak kebaikan, pahala di masa lalu ? Manusia berpikir. sebaiknya Tuhan menimbang pahala yang sudah dilakukan dan dosa yang dilakukan, mana yang lebih besar? Bisa jadi pahalanya lebih besar dari dosanya. Dalam iman Kristen, kita tidak mengikuti pikiran manusia, kita diajarkan Tuhan bahwa Tuhan tidak akan menimbang pahala dan dosa orang. Tuhan melihat keadaan kita yang sekarang. Yang penting adalah hubungan kita dengan Tuhan sekarang ini. Masa lalu, baik atau buruk, dilupakan Tuhan. Seorang penjahat yang digantung di kayu salib bersama Yesus, bertobat dan Yesus mengatakan bahwa hari ini ia akan bersama-sama denganNya di Firdaus (Lukas 23:42-43). Apakah Yesus tidak adil terhadap penjahat yang bertobat ini ? Itulah anugerah Tuhan bagi orang yang bertobat.
Kita tidak perlu kuatir dengan masa lalu kita. Yang terpenting adalah bagaimana kita berhubungan, bersekutu dengan Tuhan hari ini, dan hari-hari berikutnya. Kita membuat pilihan, hidup bersama Tuhan, atau menjauh dari Tuhan. Baik secara langsung atau melalui cara kita berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Jika hari ini kita memilih bersama Tuhan, maka tidak ada yang perlu kita takuti, apa pun kesalahan kita di masa lalu. Bukan Tuhan yang menghukum kita. Kitalah yang membuat pilihan untuk bersama Tuhan atau menjauh dari Tuhan. Tuhan mengakui pilihan kita.
Kita mendapat penghiburan bahwa, apa pun yang kita lakukan di masa lalu, hal itu tidak akan berpengaruh pada hubungan kita dengan Tuhan asalkan kita dekat dan bersekutu dengan Tuhan, mengasihi Tuhan saat ini juga. Kebaikan kita di masa lalu dapat hilang sepenuhnya jika kita menolak Tuhan dan kehendakNya.
Bertobat adalah panggilan Tuhan agar kita berbalik dari jalan yang salah, menuju jalan Tuhan. Kita berbalik dari kejahatan-kejahatan, pelanggaran-pelanggaran, keburukan-keburukan dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik, dari kemerosotan moral, etika dan agama, dari mengagungkan materi, kemegahan duniawi. Bertobat adalah berpaling kepada Tuhan, Allah yang hidup dan yang telah menyatakan diriNya kepada manusia (J. Verkuyl, Etika Kristen, Bagian Umum, BPK Gunung Mulia, 1986). Kita tidak bertobat hanya dari jahat menjadi baik, tapi berpaling kepada Tuhan dan kehendak Tuhan. Ada orang merasa bertobat dengan usaha sendiri berubah dari jahat menjadi baik, dari malas menjadi rajin, tapi ia tidak bergaul tidak bersekutu, tidak percaya Tuhan dan kehendakNya. Bukan pertobatan seperti ini yang diharapkan Tuhan. Bertobat adalah kembali setia kepada Tuhan, kembali mengasihi Tuhan dan sesama. Seorang suami yang bertobat terhadap istri, bukan berubah dari tidak pernah membawa hadiah menjadi membawa hadiah. Bertobat adalah kembali setia terhadap janji pernikahan, mengasihi dan dekat dengan istri. Demikian juga istri bertobat kepada suaminya. Bertobat dimulai dari hati, kemudian sampai ke seluruh kehidupan.
Hanya anugerah Tuhan yang mengerjakan pertobatan, kasih Tuhan, kesetiaan Tuhan, belas kasih Tuhan yang menggerakan kita untuk bertobat.
Kita menginsafi kesalahan kita, di muka Tuhan Yesus, dan saat ini kita bertobat dengan hati kita di muka Tuhan Yesus seperti ungkapan dalam KJ 29 ayat 3 Di muka Tuhan Yesus ‘ku insaf akan salahku; bertobat kini hatiku di muka Tuhan Yesus. amin
Berdoa:
Ya Tuhan, kiranya anugerah Tuhan yang mengerjakan pertobatan kami. Kasih Tuhan, kesetiaan dan belas kasih Tuhan yang menggerakan kami untuk bertobat dan kami makin berpegang pada ketetapan Tuhan serta melakukan keadilan dan kebenaran, agar kami hidup. dalam nama Yesus kami berdoa, amin