BAGAI KUDA LEPAS KANDANG
Views: 0
Bahan: Hagai 1:2-11,
“Beginilah firman Tuhan semesta alam: Bangsa ini berkata:“Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!”
(4), Apakah sudah tiba waktunya bagimu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
(10) Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, …
Saya yang mengalami masa remaja di desa, sempat menyaksikan KUDA LEPAS KANDANG. Kuda dari kecil yang dipelihara di kandang tiba saatnya belajar lari, dan saatnya nanti dijadikan kuda tunggangan atau menarik delman. Anak kuda yang sudah lepas dari induknya di asuh di kandang, bertumbuh dengan baik, sudah tiba saatnya dia dikeluarkan dari kandang. Begitu keluar dari kandang dia berlari-larian, melompat, dan tidak mau kembali masuk kandang, seolah-olah bebas berbuat kehendaknya. Diumpamakan juga kelakuan Kuda Lepas Kandang ini dengan OKB, orang kaya baru, terlihat canggung sikapnya. Tetapi kita bisa tanggapi dengan hati yang positif.
Nabi Hagai patut dikagumi, usahanya untuk menjadi pelopor memandu bangsa Israel kembali ke tanah air mereka, tanah Kanaan. Tuhan sendiri yang mengatur, memberi hati yang lembut kepada raja Darius. Bangsa Israel sudah 70 tahun dalam pembuangan, berarti sudah muncul generasi baru, generasi lama sebagian besar sudah meninggal. Nabi Hagai dipakai oleh Tuhan memandu sebagai pelopor membawa bangsa Israel ke tanah Kanaan. Perjalanan yang panjang, tetapi dengan penuh harapan baik di negeri Israel. Tiga hamba Tuhan menjadi pelopor orang Israel kembali dari pembuangan a.l, Ezra, Nehemia dan Hagai, begitulah Tuhan memenuhi janji-Nya “setelah 70 tahun” Israel dalam pembuangan, maka Tuhan sendiri yang menghimpunkan mereka kembali di tanah air mereka, tanah Kanaan.
Hagai membawa umat yang tertawan itu, dan dia juga sudah mendapati orang-orang yang pulang sebelumnya. Satu sisi, yaitu kebanggaan, mereka telah bebas merdeka, walau masih dalam kendali raja Persia dan Media. Selama mereka di perjalanan mereka membawa tenda untuk istirahat, dan tenda itu menjadi tempat pondokan sementara setelah tiba di Kanaan tenda itu ditinggalkan. Bermacam-macam usaha mereka untuk menemukan hidup yang bahagia dalam suasana merdeka. Dalam suasana ini nabi Hagai melihat usaha mereka mandeg terhambat terutama saat mereka menggarap ladang untuk gandum, anggur, zaitun dll. Rasaya mereka tidak mendapat seperti yang mereka harapkan. Di situlah nabi Hagai menunjukkan kunci permasalahannya, umat itu sama sekali tidak peduli dengan hubungannya dengan Tuhan. Dikatakan nabi Hagai, kamu membangun rumahmu dengan bagus, tetapi tidak ada yang peduli dengan rumah Tuhan yang tetap dalam puing-puing berantakan. Di sinilah terlihat sikap Kuda Lepas Kandang, yaitu dengan semangat mereka mendapatkan tanah menjadi miliknya dan membangun rumah tinggal mereka. Nabi Hagai mengajak, ayo kita bangun dulu Baik Allah, terutama bukan arti fisik, tetapi mencari Allah, mencari Kerajaan Allah, baru setelah itu kita lanjut dengan usaha membangn diri. Terbayang masa kejayaan dulu, maka mereka menangis melihat puing reruntuhan Bait Allah. Ajakan Hagai ini diterima baik masyarakat, maka diadakan peletakan batu landasan Bait Allah di Yerusalem, di tempat semula.
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Pernahkah Anda merasa dalam suasana Kuda Lepas Kandang atau OKB?
- Apa yang menjadi kendali kalau kita serasa menjadi OKB?
- Bagaimana hidup Anda mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya?
Mari berdoa:
Bapa dalam sorga, suka duka kami alami dalam hidup ini. Roh Kudus membimbing agar kami tidak lepas kendali menghadapi suka duka itu. Kami awali hidup kami setiap hari dengan mohon tuntunan tangan Gembala yang baik dan kami akhiri dengan doa syukur sebelum kami membaringkan diri istirahat tidur malam. Inilah doa kami dalam nama Tuhan Yesus, Amin. [AS040324]