TIDAK MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN
Views: 0
Bahan: 1 Samuel 24:11, Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
Salah satu yang diucapkan Yesus dari atas penyaliban-Nya, Dia berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Semua pihak yang terlibat agar Yesus dihukum mati, menurut perkataan Yesus ini, “mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat,” bahwa perbuatan mereka itu keliru arahnya. Demikian juga kekeliruan raja Saul yang mengambil jalan untuk menyingkirkan Daud, Saul mendapat informasi, ternyata Daud melarikan diri ke padang gurun En-Gedi. Dengan nafsu kebencian Saul bersama pasukan mencari Daud yang melarikan diri ke daerah itu. Dengan maksud membuang hajat Saul masuk ke sebuah gua, Saul tidak tahu bahwa Daud ada di balik gua itu. Posisi itu memberi peluang bagi Daud untuk mengurung Saul untuk membunuh Saul. Sikap Daud memandang Saul, menganggap Saul itu sebagai ayah, dia seorang raja menerima urapan dari Tuhan. Pandangan Daud, tidak mungkin dia membinasakan atau menyakiti orang yang diurapi dalam nama Tuhan. Anak buah Daud justru melihat posisi itu adalah peluang besar untuk membunuh Saul, mereka mengharapkan Daud segera membunuh Saul. Daud tidak berbuat jahat terhadap Saul, hanya sebagai bukti kasihnya kepada Saul, maka hanya punca jubah Saul yang dipotongnya. Dari jauh punca jubah itu diperlihatkannya kepada Saul bahwa tangannya bersih dari pembalasan kejahatan Saul. Setelah Saul melihat punca jubahnya terpotong dan potongan itu ada di tangan Daud, maka sadarlah Saul bahwa Daud mengasihi Saul yang dipanggilnya sebagai ayah. Daud melakukan itu demi Tuhan, firman Tuhan berbunyi “pembalasan itu hak-Ku.”
Doa Tuhan Yesus memohon pengampunan kepada semua pihak yang menyalibkan Dia, tidak sia-sia. Kepala pasukan dan prajurit-prajurit melihat apa yang terjadi saat penyaliban itu akhirnya mengakui: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah,” orang non Yahudi mendahului mengakui Yesus Anak Allah, itulah buah doa Tuhan Yesus, untung Yesus tidak terlanjur mengutuk mereka.
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Apakah Anda mampu tidak membalas kejahatan orang lain terhadap Anda?
- Daud menghormati Saul karena diurapi dalam nama Tuhan, sejauh mana Anda menghormati orang yang ditahbiskan sebagai hamba Tuhan di gereja Anda?
- Bagaimana sikap Anda kalau sebuah kelompok mengutuk kelompok lain?
Mari berdoa: Allah Bapa, kami manusia sama di hadapan-Mu, karuniakan hikmat kepada kami agar mampu memandang setiap orang sama di hadapan-Mu. Kami tidak mendahului Tuhan untuk menyatakan kutuk bagi orang yang jahat. Mampukan kami oleh kuasa Roh Kudus untuk memohon agar Tuhanlah yang membalas setiap perbuatan atau kejahatan kepada sesama. Amin. [AS080424]