TINGGAL DI DALAM ALLAH DAN ALLAH DI DALAM KITA
Views: 0
Bacaan: 1 Yohanes 4:7-21
Salam sejahtera, semoga kita makin memahami dan mempercayai bahwa kita selalu tinggal di dalam Allah dan Allah tinggal di dalam kita serta mempercayai kuasa Roh Kudus diberikan dalam hidup kita, seperti ungkapan dalam 1 Yohanes 4:13 (TB2) Demikianlah kita ketahui bahwa kita tetap tinggal di dalam Allah dan Dia di dalam kita, karena Ia telah mengaruniakan Roh-Nya kepada kita.
Tinggal di dalam Allah dan Allah di dalam kita, terkait dengan kasih Allah di dalam hidup kita dan kita mengasihi Allah. Kasih itu berasal dari Allah. Orang yang belajar mengenal Allah, berarti belajar mengenal kasih. Orang yang mengasihi, ia belajar mengenal Allah. Kasih membawa orang dekat dengan Allah. Orang yang tetap dalam kasih, berarti tetap dalam Allah.
Kita tidak bisa melihat Allah secara fisik, sebab Allah adalah Roh dan Firman. Kita melihat, mengenal Allah dari hasil karya, perbuatan Allah, yang ajaib dan besar. Kita tidak bisa melihat angin, tapi kita bisa melihat hasil pekerjaan angin seperti pohon bergoyang ditiup angin. Perbuatan Allah yang bisa kita rasakan adalah kasih Allah. Allah datang kepada manusia maka manusia mengalami dan berada dalam kasih Allah dan dimampukan mengasihi sesama. Kita tidak bisa membuktikan keberadaan Allah secara ilmiah.
Keberadaan Allah hanya bisa dirasakan dan dikenal dari kasih Allah pada manusia. Kasih Allah hadir dalam hidup seseorang jika orang tersebut sudah melakukan hidup saling mengasihi. Orang yang menolak dan tidak merasakan kasih Allah, maka hidupnya tidak saling mengasihi. Ketika orang saling mengasihi, itu berarti Kristus ada di dalam orang tersebut. Orang sekitar akan melihat Kristus berada dalam pribadi, keluarga, persekutuan yang saling mengasihi. Seorang perawat, dokter, guru, pegawai, pebisinis yang melayani pasien, pelanggan dengan kasih, maka orang melihat Kristus dalam orang tersebut. Memperkenalkan Allah kepada orang lain, bukan dengan kata-kata saja, tapi dengan perbuatan saling mengasihi.
Ada orang berusaha melakukan kasih, tapi tidak percaya Allah, Yesus dan Roh Kudus, maka orang seperti ini tidak akan sanggup mengasihi sebab kasih itu adalah Allah. Tidak percaya pada Allah, Yesus dan Roh Kudus, sama saja menolak kasih. Orang melawan Allah berarti berada dalam dosa yang menentang kasih dan kehendak Allah. Iblis dan dosa membawa orang pada permusuhan, benci, dendam, sakit hati, menghina, merendahkan, menganiaya, menyebarkan berita dan kebenaran palsu, melakukan kejahatan, keburukan, kerusakan, kecurangan dalam hidup. Ketika orang bersekutu, dalam keluarga dan jemaat yang ada hanya permusuhan, kebencian, dendam, sakit hati, merendahkan, curang, tidak adil, maka persekutuan, keluarga, pribadi tersebut sedang memperkenalkan iblis dan kuasa dosa, bukan memperkenalkan Allah, Yesus dan Roh Kudus.
Allah memberi contoh dan makna kasih dalam Kristus Yesus. Kasih Allah itu adalah Ia yang datang kepada manusia yang berdosa melalui Yesus yang berkorban, menderita, mati, disalib dan bangkit. Allah memberi dan tidak menarik kembali kasihNya itu. Kasih Allah itu setia, tidak berubah sampai selama-lamanya, walau ada manusia yang menolak kasih Allah, menolak Yesus. Kasih Allah tanpa pamrih atau gratis. Kasih Allah itu adalah mengampuni dan menebus dosa melalui Yesus, agar bertobat dan diperbaharui, dituntun Roh Kudus untuk melakukan kehendak Tuhan. Orang yang menerima kasih Allah, berarti mau menyesali dosa, ditebus dosa, diperbaharui, dipimpin Roh Kudus untuk melakukan kasih seperti kasih yang dilakukan Allah dalam Yesus. Kita mengasihi Allah dan mengasihi sesama karena Allah lebih dulu mengasihi kita. Karena kuasa kebangkitan Yesus, kita dimampukan untuk mengasihi Allah dan sesama. Kuasa Yesus membuat kehendak daging dikalahkan dan kita mengikuti kehendak Tuhan yaitu mengasihi Allah dan mengasihi sesama.
Kasih Allah dalam Yesus melenyapkan ketakutan. Ketakutan adalah emosi dari orang, rasa gentar ketika menghadapi sesuatu yang mendatangkan hukuman, mendatangkan bencana, kecelakaan, sakit, kedukaan; tidak berani berbuat, menempuh penderitaan, gelisah kuatir dan takut tanpa alasan. Ketika orang berada dalam dosa, maka orang takut menghadap Allah, sebagai hakim, raja, yang adil. Sebab hukuman Allah bagi orang berdosa sangat berat yaitu kematian dan penderitaan kekal. Tapi jika kita menerima kasih Allah, melalui penebusan dosa oleh Yesus, maka ketakutan akan hilang lenyap. Kasih Allah mengalahkan ketakutan, menggantikan dengan keberanian menghadapi masa depan, hari penghakiman, akhir hidup karena kita percaya dosa kita sudah ditebus Yesus, dan kita akan hidup bersama-sama Allah, dan Yesus yang mengasihi dengan sempurna, sejati. Orang yang takut menghadapi penghakiman dan akhir hidup berarti belum sempurna dalam kasih Allah, belum sempurna ditebus, diampuni Allah dosanya, belum sepenuh hati mau dibimbing Roh Kudus. Takut akan Tuhan dalam kitab Amsal bukan berarti takut akan penghakiman atau akhir hidup kita, tapi takut dalam arti menghormati Allah, takut membuah susah hati Allah.
Kita menerima kasih Allah melalui Yesus, dan Roh Kudus membimbing kita melakukan kehendak Allah, maka ini berarti Allah hadir, tinggal dalam kita. Allah tinggal di dalam kita berarti kita mau mengakui dosa, menerima pengampunan dosa, ditebus Yesus, diperbaharui dengan Roh Kudus membimbing kita untuk melakukan kasih seperti kasih Allah, dan melakukan kehendak Allah lainnya.
Kalau kasih Allah tinggal dalam hidup kita, maka kasih Allah itu harus nyata dalam kita mengasihi sesama. Sebab kasih Allah memampukan kita mengasihi sesama. Allah mengasihi kita, maka kita merespon dengan mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Kalau kita mengasihi Allah tapi tidak mengasihi sesama, itu adalah palsu, bohong, dusta. Allah itu kasih, mengasihi Allah berarti mengasihi sesama dan diri sendiri. Mengasihi diri sendiri dalam rangka agar tidak dirusak oleh dosa, atau nafsu kedagingan. Orang yang benar-benar mengasihi Allah, tidak mungkin membenci, merusak diri sendiri, yang diciptakan Allah dengan kasih dan sangat baik, tidak mungkin membenci sesama yang diciptakan Allah dengan penuh kasih dan sangat baik.
Kita adalah milik Allah, dan Ia tidak pernah meninggalkan dan selalu tinggal bersama kita. Kita dilimpahkanNya cinta kasih, agar kita menjadi baik dan suci, seperti ungkapan dalam KJ. 384 ayat 4 Anak-anak milik Bapa tak pernah ditinggalkanNya; dilimpahkan cinta kasih, agar m’reka baik dan suci. Amin.
Berdoa:
Ya Tuhan kiranya kami makin memahami dan mempercayai bahwa hidup kami adalah milik Allah dan selalu tinggal di dalam Allah dan Allah tinggal di dalam kami. Kami makin mempercayai kasih Tuhan dan kuasa Roh Kudus diberikan dalam hidup kami agar kami makin baik dan suci, dalam nama Yesus kami berdoa amin