IA MENGHARDIK ANGIN
Views: 0
Bacaan: Markus 4: 35-41
Salam sejahtera semoga kita makin percaya akan kasih, kepedulian dan kuasa Yesus pada saat kita sendiri mengalami topan yang dahsyat, karena Yesus berkuasa untuk menghardik angin, penyebab topan, dan membuatnya reda dan teduh seperti ungkapan dalam Markus 4:39 (TB2) Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Seorang ibu A merasa tidak yakin bahwa anak laki-laki yang dikasihinya telah meninggal. Menurut dokter, anak ibu A sudah tidak bernyawa. Bagi ibu A, kedukaan ini adalah topan yang sangat dahsyat. Ibu A merasa hidupnya hampir tenggelam, dalam arti tidak bisa melanjutkan hidupnya, karena beratnya beban hidup, seperti perahu yang penuh dengan air, di tengah ombak yang dahsyat, susah untuk maju, tidak menentu arah.
Ibu A, selalu bersama Yesus, rajin berdoa, membaca dan mendengar firman Tuhan, rajin melayani Tuhan dan sesama, namun ia juga mengalami topan yang sangat besar seperti murid-murid dalam perahu bersama-sama Yesus, tetap juga mengalami topan yang dahsyat. Apakah ibu A merasa Yesus tidak peduli pada dirinya saat ditimpa topan kedukaan yang berat? Seperti murid-murid merasa bahwa Yesus tidak peduli pada mereka yang sedang menghadapi topan? Apakah benar Yesus tidak peduli? Marilah kita belajar dari Markus 4:35-41.
Kisah dalam Markus 4:35-41 ini, adalah kisah Yesus memberi kesempatan kepada murid-murid untuk lebih memahami siapa Dia sebenarnya. Mereka telah mengetahui tentang Kerajaan Allah, telah bersama Yesus, ketika Yesus menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat. Mereka sudah mengerti dan kagum akan kuasa Yesus. Sekarang, mereka sendiri yang mengalami masalah besar yaitu topan dahsyat. Bagaimana sikap percaya mereka pada Yesus, waktu menghadapi topan dan secara fisik mereka melihat Yesus tertidur? Mereka tahu tentang Yesus yang peduli, kasih, berkuasa, namun pada saat topan datang menimpa diri sendiri, mereka lupa akan kasih, kepedulian dan kuasa Yesus. Mereka tahu bahwa Yesus berkuasa, tapi belum mengenal sendiri kuasa tersebut. Ayub juga tahu tentang kasih, kepedulian dan kuasa Allah, saat topan belum menimpa diri sendiri. Ketika topan menimpanya, Ayub masih mempertanyakan tentang kasih, kepedulian, dan kuasa Tuhan. Setelah melalui proses perenungan yang panjang, dalam menghadapi topan hidup, Ayub akhirnya mengenal sendiri kasih, kepedulian dan kuasa Allah. Ayub makin percaya Allah.
Ketika menghadapi topan kehidupan, orang bisa berpikir bahwa Yesus sedang tidur, tidak peduli pada masalah berat yang dihadapinya. Padahal Yesus sudah sering memperlihatkan sikap kasih, kepedulian Yesus bagi orang sakit, lemah, tidak berdaya, orang yang membutuhkan pertolongan Yesus, orang yang berduka, yang gagal, menderita, miskin, lapar dan haus. Tapi mengapa ketika menghadapi masalah besar, orang bisa lupa pada kasih, kepedulian dan kuasa Yesus. Menurut Yesus itu disebabkan karena takut dan kurang percaya.
Kita diajak makin percaya, makin mengenal dengan benar, kasih kepedulian dan kuasa Yesus pada saat topan hidup menimpa kita. Kuasa Yesus sangat besar, ajaib perbuatanNya, dinyatakan dengan kata “diam, tenanglah” kepada angin ribut lalu angin reda, dan danau menjadi teduh. Pergerakan angin menjadi penyebab utama dari topan, itulah yang didiamkan, ditenangkan oleh Yesus sehingga keadan menjadi teduh.
Dalam kedukaan, apa penyebab utama topan hidup kita? Apakah kita bisa mengajarkan Yesus bahwa penyebab utama kedukaan sesuai pikiran kita ? Yesus maha tahu, apa yang menjadi penyebab utama topan hidup. Apakah kita bisa mengatur Yesus cara untuk meredakan topan hidup kita ? Cara Tuhan Yesus meredakan topan hidup, hanya Yesus yang tahu, kita tidak bisa mengatur Yesus sesuai kehendak kita. Kita hanya memohon pada Yesus. Murid-murid memohon pada Yesus dengan cara membangunkan Yesus, itu sama dengan berbicara, berdoa kepada Yesus. Tapi dalam berbicara pada Yesus, pikiran mereka negatif, menuduh, bahwa Yesus tidak peduli, tidak mengasihi mereka saat menghadapi topan. Kita berdoa pada Tuhan, saat mengalami topan, tapi sering dengan pikiran dan kehendak kita sendiri. Pikiran kita bisa jadi negatif. Pada waktu tidak ada topan hidup, kita bisa berdoa, memuji Tuhan bahwa rencana Tuhan indah dan baik. Pada saat mengalami sendiri topan hidup, kita bisa berpikiran negatif pada Tuhan, dengan mempertanyakan Tuhan, apakah kematian adalah rencana Tuhan yang indah dan baik ?
Yesus bertanya pada murid-murid mengapa kamu takut? Mengapa kamu belum percaya? Yesus mau mengatakan pada murid-murid bahwa mereka baru pada tahap tahu tentang Yesus, belum mengenal sepenuhnya. Sekarang, pada saat menghadapi sendiri topan hidup maka murid-murid bukan sekedar tahu, tapi makin percaya penuh, makin mengenal kasih, kepedulian dan kuasa Yesus, makin tidak takut menghadapi penderitaaan, topan hidup.
Yesus sangat mengasihi, peduli dan besar kuasaNya, sangat ajaib perbuatanNya. Walau posisi Yesus tidur, itu bukan berarti kuasa Yesus juga tidur, Allah tidur ? Percaya yang benar adalah sesuai dengan Mazmur 121:2-5, yang menyatakan bahwa Allah itu penjaga Israel, sumber pertolongan bagi umat. Ia tidak membiarkan kaki umatNya goyah. Allah penjaga tidak akan terlelap. Tuhan akan menjaga umatNya dari segala kecelakaan. Ia akan menjaga nyawa umatNya.
Melalui kitab Markus kita diajak percaya pada seluruh kehidupan Yesus, kematian dan kebangkitanNya, percaya akan perlindungan Tuhan, penjagaan dari Tuhan pada umatNya, termasuk pada saat menghadapi ketegangan dan kekacauan dalam hidup. Allah itu setia melindungi, menjaga umatNya selama-lamanya. Percaya Tuhan bukan sekedar kagum pada kuasa Tuhan tapi menyerahkan hidup, hati jiwa pikiran dan perbuatan pada Tuhan. Percaya pada kuasa Yesus yang bisa menenangkan topan dalam hidup kita.
Ketika angin ribut menerpa hidup kita maka kita memohon pada Yesus dan Yesus akan menghardik ombak dalam hidup kita dan semua akan menjadi teduh seperti ungkapan dalam PKJ 254 ayat 1 Di saat murid Yesus di dalam bahtera, datanglah angin ribut dan ombak menderu. Dan Yesus dibangunkan, menghardik ombak laut; semua pun teduh. Dan Yesus dibangunkan, menghardik ombak laut; semua pun teduh. Amin
Berdoa:
Ya Tuhan mampukan kami makin percaya akan kasih, kepedulian dan kuasa Yesus pada saat kami sendiri mengalami topan yang dahsyat. Kami makin percaya bahwa Yesus berkuasa untuk menghardik angin, penyebab topan, dan membuat topan hidup menjadi reda dan teduh. dalam nama Yesus kami berdoa. amin.