MEMBALAS ATAU MEMAAFKAN?
Views: 0
Bacaan: 1 Petrus 3 : 8 (TB2)
”Akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati”
Syalom jemaat yang terkasih didalam Tuhan.. Semoga bapak/ibu/saudara-saudari dalam keadaan baik..
Jemaat yang terkasih.. Petrus mencatat ada lima elemen kunci yang memberi ciri khas kelompok orang percaya, yaitu:
- Harmoni, seia sekata, mengejar dan mengikuti tujuan yang sama;
- Simpati, menjadi responsif bagi sesama yang membutuhkan;
- Kasih persaudaraan, mencari dan berbuat yang menyenangkan untuk setiap orang yang dianggapnya sebagai saudaranya;
- Baik hati, menjadi sensitif dan peduli;
- Rendah hati, rela saling memberikan dukungan dan bersukacita dalam setiap keberhasilan orang lain. Lima elemen kunci ini dapat menolong orang percaya melayani Allah secara efektif.
Petrus mengembangkan kelima elemen tersebut agar memiliki kualitas ramah dan rendah hati. Di hari-hari awalnya dengan Kristus, Petrus merasa bahwa kedua hal itu tidak otomatis merasuki hatinya (impulsifnya), sebab kepribadiannya yang keras (Markus 8:31-33; Yoh. 13:6-9). Tetapi Roh Kudus mengubah Petrus, membentuk pribadinya bagi karya Allah, dan Ia mengajarinya hidup dengan kelembutan hati dan rendah hati.
Membalas dendam dianggap lazim. Petrus mengingatkan akan ajaran Tuhan Yesus yang sebaliknya (Mat. 5:39). Di Kerajaan Allah, balas dendam adalah sikap yang tidak bisa diterima. Sebagai ganti sikap ingin membalas dendam, doakanlah mereka. Untuk lebih dapat mengontrol lidah, bacalah Yak. 3:2-18.
Sangat sering kita menyaksikan arti damai hanya sebatas pada tidak adanya konflik, dan kita menganggap bisa mewujudkannya dengan cara berperan pasif. Siapapun yang menghendaki hidup damai harus berjuang secara efektif dan aktif untuk dapat meraihnya, dengan cara membangun relasi yang baik serta paham bahwa damai adalah sebuah produk komitmen.
Pejuang perdamaian mampu mengantisipasi masalah-masalah dan menghadapinya sebelum terjadi. Jika konflik muncul, ia membicarakannya secara terbuka dan menghadapinya sebelum konflik tumbuh dan tak terkendalikan. Membuat damai merupakan kerja keras dalam hidup dan yang membuahkan kebahagiaan bagi setiap kita.
Memang, perlu yang namanya kerendahan hati, kita perlu menurunkan ego kita, mau membuang segala gengsi kita. Apakah kita mampu? Pasti, kita akan dimampukan. Maka mintalah Roh Kudus membimbing kita, bukan untuk membalas tetapi untuk memaafkan.
Selamat berefleksi bagi kita semua, Tuhan memberkati kita semua.