SKALA PRIORITAS
Views: 0
Bahan: Hagai 1:2-4,
“Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!” Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: “Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rmah-rumahmu yang dipapani dengan baik? Sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
Saudara-saudari yang dikasihi Kristus, saat kita mau makan, yang menjadi prioritas ialah berdoa. Karena yang kita akan makan adalah dari tangan Tuhan. Tetapi dalam suasana lapar sekali dan mengejar waktu, ada saatnya kita tidak berdoa atau doanya di bawah standar sebelum makan. Kita bisa memaafkan diri sendiri, tetapi bagaimana “perasaan Tuhan”? Demikian juga waktu kita mau tidur malam, ngantuk sekali sehingga lupa berdoa. Demikian dengan prioritas.
Kitab nabi Hagai, suatu keadaan setelah umat Israel pulang dari pembuangan, mereka telah sampai di Yehuda dan Yerusalem, itulah waktu yang ditunggu telah tiba, merdeka dan keluar dari tawanan. Alangkah bahagianya mereka, mereka membangun rumah tinggal, membuka usaha pertanian, segala keperluan mereka usahakan. Tetapi keadaan sehari-hari ternyata sulit, tidak maju-maju, kehidupan sangat berat, tidak cukup sandang pangan, dan harga membubung tinggi. Apa sebabnya? Karena prioritas hidup bangsa yang merdeka ini keliru. Setiap orang semata-mata hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, mereka lupa siapa yang mengembalikan, membawa pulang ke negeri mereka. Peran dan kedudukan Tuhan diabaikan, nafsu mencari kenikmatan menjauhkan mereka dari peran dan kehadiran Tuhan. Itulah yang terjadi, masing-masing sibuk membangun rumah untuk mereka, ladang mereka buka untuk meraih hidup yang lebih baik dan layak. Padahal segala yang baik dalam hidup ini, sampai saat ini bagi kita berasal dari Tuhan, Dia berkenan mengaruniakannya, Dia juga berkenan menahannya, bahkan menstop aliran karunia itu bagi kita. Bagi orang yang tak berTuhan, mengatakan untung atau rugi, sukses atau gagal, terletak dalam “studi kelayakan” atau perhitungan usaha seseorang.
Nabi Hagai menunjukkan skala prioritas yang disingkirkan oleh umat itu, yaitu mencari Tuhan, (mencari kebenaran dan Kerajaan Allah, Mat 6:33). Hagai dengan telak menusuk hati sanubari umat itu. Rumah Tuhan, Bait Allah yang dalam puing reruntuhan, sama dengan rumah mereka, Rumah tempat perjumpaan umat dengan Tuhan, tidak ada yang menggubris. Sama juga dengan sikap kita saat ini, apakah Mat 6:33, menjadi prioritas dalam keseharian kita? Atau biarkan saja ayat itu tinggal di Alkitab, kemudian kita berusaha menurut skala prioritas dengan studi kelayakan atau perhitungan logika kita saja. Apa yang menjadi prioritas aktivitas keseharian kita? Tegoran nabi Hagai, membuat umat memandang pada puing reruntuhan Bait Allah. Dengan tegoran itu umat menghentikan kepentingan diri sendiri dan mereka membangun Bait Allah, walau tidak seindah aslinya, tetapi suatu kenyamanan hidup terpancar bagi setiap orang yang berdoa dan bersekutu dalam ibadah umat di Bait itu.
Aplikasi:
- Dapatkah Anda membuat skala prioritas dalam menjalani kehidupan ini?
- Bagaimana Anda menyatakan tanggung jawab pada Jemaat Anda?
- Mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, (Mat 6:33) bisakah menjadi prioritas Anda?
Mari berdoa:
Bapa surgawi yang kaya dengan karunia yang baik bagi kami, kami mohon Roh Kudus membimbing hati dan pikiran kami untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Kami mohon dalam usaha dan kerja kami Tuhan karuniakan kesuksesan bagi kami, sehingga nama Tuhan termulia bagi kami. Amin. [AS170624]