Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
June 18, 2024

MEREKA DAPAT MAKAN

admin Renungan Harian firman, harian, renungan, tuhan

Views: 0

https://youtu.be/_CeCCilEAFU?si=IgayFIBergRN39Tl

Bacaan: Yohanes 6:1-15
Salam sejahtera semoga kita makin percaya pada Yesus yang sangat mengasihi peduli peka terhadap pergumulan hidup kita dan semua orang yang lapar dan lelah. Yesus tahu apa yang harus dilakukanNya agar mereka yang lapar dan lelah dapat makan seperti ungkapan dalam Yohanes 6: 5-6 (TB2) Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di mana kita dapat membeli roti, supaya mereka dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.
Orang banyak yang berbondong-bondong mengikuti Yesus, bukanlah murid Yesus tapi orang yang tertarik melihat mujizat Yesus. Orang yang berbondong-bondong itu sudah hampir 15 km berjalan dengan bergegas, datang kepada Yesus hendak melihat mujizat penyembuhan. Yesus sangat mengasihi, peka hatinya dan peduli kepada orang banyak yang telah berjalan jauh. Mereka lapar dan lelah. Yesus tahu harus berbuat apa bagi orang yang lapar dan lelah. Tapi Yesus bertanya kepada murid-murid, di mana dapat membeli roti supaya dapat memberi makan orang banyak itu ? Pertanyaan Yesus adalah untuk melibatkan dan mengajarkan murid-murid agar peduli, peka kepada orang yang lapar dan lelah. Sikap Yesus sangat relevan dengan kehidupan kita. Yesus peka, peduli dengan pergumulan hidup kita. Ia mempunyai rencana untuk menjawab pergumulan hidup kita.

Respon Filipus terhadap pertanyaan Yesus, menggambarkan sikap manusia masa kini, yang pengetahuannya sangat terbatas dalam menjawab pergumulan manusia. Filipus menjelaskan bahwa sangat sulit dan mustahil mencari roti untuk orang banyak dalam waktu singkat, roti seharga dua ratus dinar tidak cukup untuk orang banyak, walau dipotong-potong kecil. Jawaban Filipus sesuai akal manusia, tidak mungkin memberi makan banyak orang dengan uang terbatas. Ini berarti dengan uang terbatas tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolong orang yang lapar dan lelah.

Pertanyaan Yesus kepada Filipus juga menjadi pertanyaan pada gereja masa kini. Apakah kita sebagai gereja peka, peduli, mengasihi orang yang lapar dan lelah di sekitar kita, mau mengenal orang yang benar-benar lapar dan lelah dan mau bertemu Yesus? Apakah kita menjadi gereja yang hanya tenang, diam, hanya berdoa dan membaca mendengar firman saja tapi tidak berbuat apa-apa terhadap pergumulan di sekitar kita? Apakah gereja mau peka terhadap masalah kelaparan, kekurangan gizi di sekitar kita? Apakah kita hanya sibuk dengan kebutuhan sendiri, kita yang sudah cukup gizi tapi merasa lapar akan makanan enak, lapar karena nafsu kedagingan, padahal sudah berlebihan menurut ilmu kesehatan. Apakah kita tidak tergerak hati kita seperti Yesus tergerak hatinya terhadap orang yang lapar akan roti hidup, yang memberi hidup kekal. Yesus tidak membiarkan kita tenang, diam, karena itu Yesus bertanya kepada diri kita masing-masing, di mana kita dapat membeli roti supaya mereka dapat makan, supaya mereka tercukupkan gizi? Pertanyaan Yesus ini juga menguji kita pribadi, menguji gereja seberapa pekanya, pedulinya kita kepada orang yang kekurangan gizi dan kekurangan kebutuhan hidup lainnya.

Tuhan Yesus mengajarkan kepada Filipus, bahwa untuk peka, untuk melayani Yesus dan sesama, tidak bergantung kepada kekuatan diri sendiri, kemudian kita menyerah, putus asa, tidak mungkin, mustahil melayani, menolong orang banyak, uang terbatas, potensi terbatas. Kita jangan bersikap seperti Andreas, yang berkata, apa artinya untuk orang sebanyak ini? Ketika kita tidak mampu, Yesus dalam kuasa Allah Bapa, lebih mampu, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Kemampuan kita terbatas, tapi kita menyerahkan apa yang ada pada kita kepada Yesus, untuk dipakai Yesus. Ia mempersembahkan kemampuan kita yang terbatas kepada Allah, maka Allah membuat suatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, buktinya 5000 orang kenyang hanya dengan 5 roti dan 2 ikan. Cara Allah melakukan mujizat tidak sama bagi setiap orang, dan kita tidak tahu cara Allah melakukan mujizat, tapi Allah mampu mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Inilah yang dimaksud Yesus bahwa Ia tahu apa yang dilakukanNya untuk menolong orang yang lapar dan lelah, orang yang punya pergumulan hidup. Kita percaya bahwa kemampuan Allah dan kehendakNya untuk memakai kita. Hal itu terletak pada penyerahan diri kita kepada Tuhan, maka Tuhan akan memakai kita untuk melayani, menolong sesama.

Usaha Andreas adalah membawa seorang anak kecil kepada Yesus. Melalui anak kecil Yesus menggunakan apa yang ada, mengubahnya dengan kuasa Yesus menjadi sesuatu yang sangat berguna bagi banyak orang. Andreas tidak tahu apa yang akan diperbuat Yesus, tapi Yesus Maha Tahu apa yang akan diperbuatNya dengan menggunakan apa yang ada pada anak kecil tersebut. Orang tua bisa membawa anaknya yang kecil pada Yesus, dan Yesus juga bisa menggunakan apa yang dimiliki anak-anak tersebut dengan kuasaNya menjadi berguna bagi banyak orang. Guru sekolah minggu membawa anak-anak kepada Yesus, maka Yesus dapat menggunakan kuasaNya untuk mengubah apa yang ada pada anak kecil menjadi berguna bagi banyak orang nantinya, bagi gereja, bagi masyarakat.

Yesus memerlukan apa saja yang kita bawa pada Yesus untuk diubah Yesus menjadi berguna bagi Yesus bagi gereja bagi masyarakat. Mungkin yang kita bawa pada Yesus tidak banyak, tapi Yesus dengan kuasaNya mampu mengubah menjadi suatu mujizat. Kita membawa diri kita kepada Yesus, membawa waktu, tenaga, pikiran, uang, potensi kepada Yesus dan minta Yesus memakainya menjadi suatu mujizat yang berguna, membuat orang kenyang atau membuat orang lain berkembang, hidup dalam kemenangan. Kita perlu menyesali dosa kita karena tidak membawa apa-apa pada Yesus agar diubahkan Yesus menjadi berguna. Kita membawa sesuatu pada Yesus karena Yesus tahu apa yang hendak dilakukanNya melalui diri kita.

Gereja yang berdiakonia, berarti gereja yang dilibatkan dan diajarkan untuk peka, peduli kepada orang yang lapar, lelah seperti pertanyaan Yesus: “Di mana kita dapat membeli roti, supaya mereka dapat makan?” Pertanyaan ini, berarti Tuhan mengutus kita ke dalam dunia untuk yang miskin dan lapar berkeluh, kita melayani dengan sepenuh, dengan senang, dan kita memuliakan namaNya seperti ungkapan dalam PKJ 185 ayat 3. Tuhan mengutus kita ke dalam dunia untuk yang miskin dan lapar berkeluh. Meski dihina serta dilanda duka, harus melayani dengan sepenuh. Reff: Dengan senang, dengan senang, marilah kita melayani umatNya. Dengan senang, dengan senang, berarti kita memuliakan namaNya.amin.

Berdoa:

Ya Tuhan kiranya kami makin percaya pada Yesus yang sangat mengasihi peduli peka terhadap pergumulan hidup kami dan semua orang yang lapar dan lelah. Kami mau dilibatkan Yesus untuk peka, peduli mengasihi orang yang lapar dan lelah, dalam nama Yesus kami berdoa, amin.

SKALA PRIORITAS KAMU ADALAH POHON YANG BAIK

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025