Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
June 22, 2024

”SLUMAN, SLUMUN, SLAMET”

admin Renungan Harian firman, harian, renungan, tuhan

Views: 0

https://youtu.be/pX0Ia1Dqfwg?si=rCqUKKqI0d4N5d0U

Bacaan: Amos 5:14-15 (TB 2)
“Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup. Dengan demikian, TUHAN, Allah Semesta Alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan. Bencilah yang jahat, cintailah yang baik, dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang. Mungkin TUHAN, Allah Semesta Alam, akan mengasihani yang tersisa dari keturunan Yusuf”.

Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!

Mungkin Anda pernah mendengar peribahasa “sluman, slumun, slamet” ini. Tetapi apakah Anda tahu arti dan maksudnya? Ada sebagian masyarakat Jawa yang mengartikan pepatah ini hanya sebagai “yang penting selamat” saja. Ternyata artinya tidaklah sesederhana itu, karena peribahasa “sluman, slumun, slamet” ini memiliki makna yang mendalam dan bersifat religius. Kata ‘sluman’ dapat diartikan sebagai lancar, ‘slumun’ berarti halus, dan ‘slamet’ berarti aman atau selamat.

Peribahasa “sluman,slumun, slamet” ini merupakan sebuah doa untuk memohon kebaikan. Bila diartikan memakai bahasa sekarang, “sluman,slumun, slamet” adalah teknik positif thingking untuk dapat menguasai diri, sehingga bisa memiliki pikiran yang jernih supaya dapat menentukan strategi agar bisa bergerak maju. Maksudnya, “sluman, slumun, slamet” dapat digambarkan sebagai seseorang yang ingin menggapai sebuah keberhasilan, namun dilakukannya secara diam-diam tidak menyolok dan tidak pamer. Oleh karena itu, makna peribahasa “sluman, slumun, slamet” bukanlah ‘sekedar selamat’ saja, melainkan permohonan atas keselamatan yang diperoleh melalui jalan yang ditetapkan Tuhan, bukan sekadar keselamatan dari bahaya duniawi.

Nah, berbicara tentang “sluman, slumun, slamet” ini, mengingatkan kita tentang salah satu episode kehidupan umat Israel pada jaman pelayanan Nabi Amos. Pada waktu itu, umat begitu gemar untuk ‘mencari Tuhan’ melalui peribadahan mereka. Salahkah? Tentu tidak, bukan? Karena Tuhan sendiri yang mengatakan “carilah Tuhan, maka kamu akan hidup!” Hanya saja upaya mereka dalam mencari Tuhan itu dipisahkan dari praktik hidup sehari-hari. Tindakan mencari TUHAN itu tidak bisa dipisahkan dari relasi kita dengan sesama. Bagaimana seseorang menjalani dan mempraktikkan relasi sosialnya sesdungguhnya merupakan cerminan dari bagaimana kedekatannya dengan TUHAN. Dengan kata lain, relasi dengan TUHAN dilihat dari relasi dengan sesama. Yang terjadi di kalangan umat pada waktu itu adalah: ibadah dilakukan dengan baik, namun perilaku mereka tetap jahat kepada orang lain dan tidak adil kepada yang lemah. Oleh karena itu, melalui Nabi Amos Tuhan bersabda, “Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup. Dengan demikian, TUHAN, Allah Semesta Alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan. Bencilah yang jahat, cintailah yang baik, dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang. Mungkin TUHAN, Allah Semesta Alam, akan mengasihani yang tersisa dari keturunan Yusuf”.

Kata “mencari” dalam konteks ini berbicara tentang orientasi hati seseorang, bukan hanya sekadar suatu tindakan. Yang ingin dibenahi bukan hanya tindakan (perubahan perilaku), tetapi juga perubahan sikap hati. Sedangkan untuk menekankan aspek batiniah, dipakai ungkapan “bencilah yang jahat”. Sikap ini bukan sekadar menjauhi atau tidak melakukan yang jahat, tetapi benar-benar memandang kejahatan dengan penuh kebencian. Ruang hati tidak boleh disisakan untuk kejahatan. Sebaliknya, ketaatan juga didorong oleh cinta. Ketaatan kepada Allah yang tidak disertai dengan cinta kepada-Nya hanyalah keterpaksaan yang melelahkan dan menakutkan. Melelahkan, karena seseorang memang tidak benar-benar ingin melakukannya. Menakutkan, karena seseorang melakukan hanya gara-gara takut dijatuhi hukuman.

Saudaraku, kiranya peribahasa “sluman, slumun, slamet” ini mengingatkan kita agar kita dapat mewujudkan apa yang menjadi kehendak Tuhan, yaitu: “carilah yang baik dan jangan yang jahat, bencilah yang jahat dan cintailah yang baik!”. Tidak perlu pamer, tetapi lakukan dengan tekun dan penuh cinta kepada Tuhan. Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.

Salam: Guruh dan keluarga.

Doa:
Ya Tuhan, meski kami sadar bahwa ini tidaklah mudah, namun kami rindu untuk mewujudkan kehendak-Mu agar dapat ‘mencari yang baik dan bukan yang jahat’. Kiranya roh Kudus menolong kami untukd apat mewujudkannya. Terimakasih Tuhan Yesus. Amin.

ORANG TERHORMAT PANTANG GILA HORMAT Kebaktian Minggu – 23 Juni 2024

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025