Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
August 20, 2024

RUMAH DOA

admin Renungan Harian firman, harian, renungan, tuhan

Views: 0

Bacaan: Lukas 19: 41-48

Salam sejahtera, semoga kita makin menyadari bahwa rumah Tuhan adalah milik Tuhan, bukan milik kelompok tertentu. Rumah Tuhan tujuannya untuk berdoa, menyembah Tuhan bukan untuk mencari keuntungan diri sendiri dengan cara yang licik, merusak, mengganggu orang lain seperti perilaku di sarang penyamun, Lukas 19:46 (TB2) kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan menjadi rumah doa. Namun kamu menjadikannya sarang penyamun.”

Bangsa Indonesia sudah 79 tahun merdeka adalah rumah milik Tuhan, bukan milik kelompok elite tertentu. Makin lama merdeka dari penjajahan negara asing, apakah kita makin bebas bersama-sama rakyat untuk menentukan nasib sendiri ? Atau hanya kelompok elite dan keluarga pejabat tinggi tertentu yang bebas menentukan nasib bangsa ini dan mencari keuntungan untuk kelompok sendiri, seperti perilaku di sarang penyamun? Sarang penyamun artinya tempat perampok, perampas, penjahat bersembunyi.

Apakah saat ini rakyat makin merasakan kemerdekaan dalam keadilan, penegakan hukum yang adil dan benar, dalam kedamaian dan sejahtera, dalam mencari pekerjaan untuk meningkatkan ekonomi keluarga, dalam mendapat pendidikan yang setinggi-tingginya? Apakah hanya kelompok elite dan keluarga pejabat tinggi saja yang mendapat kemerdekaan dalam memperoleh jabatan, proyek, bisnis, pekerjaan, mengambil kemakmuran dalam negara dan mendapat kemudahan-kemudahan. Seberapa merdekanya rakyat mengejar impian yang setinggi-tingginya? Seberapa merdekanya rakyat melakukan demokrasi yang damai adil, tanpa kecurangan dan kelicikan, tanpa politik uang, tanpa politik kedekatan atau nepotisme, tanpa politik kekuasaan yang menindas dan menekan?

Dalam mempergunakan waktu kemerdekaan, kita tetap mempunyai harapan yaitu masyarakat yang makmur dan adil segera terwujud. Kita mengharapkan kemerdekaan, kebebasan bukan hanya dirasakan kelompok elite dan keluarga pejabat tertentu saja. Untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, damai sejahtera kita harus membuka diri untuk mendengar firman Tuhan dan kehendakNya.

Hidup merdeka adalah hidup menghormati orang lain dan meningkatkan kebebasan orang lain. Yesus menyucikan Bait Allah berarti memerdekakan, membebaskan Bait Allah dari perilaku kelompok elite dan keluarga pejabat di Bait Allah, yang mencari keuntungan diri sendiri dengan cara yang licik dan menindas orang miskin, orang lemah. Yesus mengembalikan Bait Allah menjadi rumah doa bagi semua orang, tanpa membeda-bedakan, tanpa perlakuan tidak adil, tidak damai sejahtera. Allah dalam belas kasihNya melihat keadaan masyarakat yang rusak karena dosa, telah mengutus Yesus datang ke dunia untuk membawa keselamatan, damai sejahtera. Yesus menyucikan Bait Allah dalam rangka membawa keselamatan, damai sejahtera, agar semua orang beribadah bersama-sama, hanya menyembah Tuhan. Kelompok elite Yahudi, telah membawa kerusakan perilaku seperti di sarang penyamun ke dalam dunia. Kerusakan perilaku di Bait Allah, mendapatkan ganjaran dengan diruntuhkanya Bait Allah pada tahun 70 Masehi, oleh penguasa Romawi. Perilaku yang rusak adalah Bait Allah menjadi pusat untuk mencari keuntungan diri sendiri, mengejar kepentingan manusia sendiri, tidak membawa damai sejahtera, tidak menyembah Tuhan dan kehendakNya. Kelompok elite Yahudi yang rusak ini, tidak mau bertobat, mereka tetap menolak Yesus dan tujuan Yesus untuk menyucikan Bait Allah, mereka membenci Yesus dan hendak membunuh Yesus. Sikap pemimpin Yahudi inilah yang ditangisi Yesus (Lukas 19:41).

Yesus menyucikan Bait Allah, untuk mendatangkan kebaikan, keselamatan sejati. Bait Allah adalah rumah doa, di mana Allah berkenan hadir, sehingga orang boleh berdoa dan memuja, menyembah Tuhan. Kalau Allah tidak hadir, tidak ada gunanya berdoa dan memuja atau menyembah Tuhan. Perilaku yang rusak di Bait Allah adalah perilaku menghisap, memeras manusia oleh anggota keluarga Imam Besar yang memperoleh hak istimewa (nepotisme) untuk memperdagangkan hewan-hewan korban. Nepotisme adalah setiap perbuatan yang mendahulukan keluarga, teman, menguntungkan kepentingan keluarganya, dan atau kroninya, yang merugikan orang lain, masyarakat, dan atau negara, menutup peluang bagi orang lain.

Yesus menyucikan Bait Allah, untuk mengembalikannya menjadi rumah doa, bukan rumah berdagang hewan korban dengan cara memeras, melakukan nepotisme. Memeras dengan cara menolak hewan korban yang dibawa umat dari rumah, memaksa umat membeli hewan korban dari pedagang di Bait Allah dengan harga yang lebih mahal. Yesus mempertentangan rumah doa dengan sarang penyamun. Yesus mau merebut kembali Bait Allah dari orang yang menyalahgunakan untuk kepentingan mereka sendiri. Bait Allah, rumah doa dikembalikan fungsinya untuk mengajarkan firman Tuhan kepada umat, memberitakan tentang Kerajaan Allah, dan keselamatan yang disediakan Allah untuk manusia, untuk berdoa, menyembah Tuhan, agar bisa mengasihi dan melayani Tuhan, mengasihi dan melayani sesama bukan menindas, merugikan sesama.

Bangsa Indonesia, gereja, rumah kita adalah rumah milik Tuhan, kita ikut cara berpikir dan cara merasakan Yesus, yaitu untuk membersihkan rumah Tuhan, rumah doa dari perilaku penyamun, yang mencari keuntungan diri sendiri, kelompok tertentu, yang menindas, tidak memerdekakan.

Rumah doa tempat ibadah, haruslah dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:24). Yesus adalah kebenaran, hidup di dalam Kristus menuntut bahwa kita berbicara benar. Mereka yang tidak memiliki kebenaran di dalam dirinya menunjukkan keadaan sesungguhnya dari hati mereka yang bertentangan dengan Allah dan berada di luar kerajaan sorga. Allah adalah roh adanya, tidak boleh disembah hanya secara lahiriah, hanya dibibir saja, tanpa roh kita, itu adalah doa secara munafik, dan tidak berkenan bagi Allah.

Kita memohon pada Tuhan agar menjadikan hidup kita menjadi rumah doa seperti ungkapan lagu Jadikan Aku Rumah DoaMu: Kubawa hidupku s’karang, ke tempat kudusMu Tuhan, di mezbahMu kuserahkan seluruh hidupku. Penuhi hati ku s’karang, dengan urapan yang baru agar aku lebih lagi mendengar suaraMu. Jadikan aku Tuhan, rumah doaMu agar semua suku bangsa, datang menyembahMu. Jadikan aku Tuhan rumah doaMu agar semua suku bangsa datang menyembahMu. Amin

Berdoa:

Ya Tuhan kiranya kami makin menyadari bahwa rumah Tuhan adalah milik Tuhan, bukan milik kelompok tertentu. Kami mau berdoa agar hidup kami dan hidup umat, hidup bangsa kami menjadi rumah doa, tempat menyembah Tuhan, melayani Tuhan dan sesama, bukan untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri, kelompok atau keluarga, dalam nama Yesus kami berdoa amin.

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA BEKERJA DENGAN PENGHAYATAN

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025