MENJADI PELAYAN
Views: 0
Bacaan: Markus 9:30-37
Salam sejahtera semoga kita menjadi gereja yang melayani Tuhan dengan cara melayani sesama, bukan gereja yang mencari kehormatan atau menjadi yang terbesar, seperti ungkapan dalam Markus 9:35 (TB2) Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang pertama, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.
Di dalam suatu gereja, sering mengalami kesulitan dalam mencari calon penatua yang baru, dan yang muda, mencari guru sekolah minggu, mencari pengurus badan pelayanan, mencari panitia, mencari orang yang mau bersaksi, mau melayani dan mau bersekutu. Regenerasi penatua dan pengurus badan pelayanan juga sulit dilakukan, sehingga yang mau melayani hanya orang tertentu saja.
Mengapa gereja perlu penatua, pendeta, guru sekolah minggu, pengurus badan pelayanan, panitia atau tim ? Penatua dan pendeta diperlukan untuk mengemban fungsi pelayanan kepemimpinan dalam rangka memperlengkapi anggota gereja agar mampu berperan serta ke dalam misi Allah. Guru sekolah minggu juga memperlengkapi anak-anak sekolah minggu. Pengurus badan pelayanan diperlukan dalam pelayanan kepemimpinan dalam bidang tertentu. Fungsi kepemimpinan dilakukan secara kolektif kolegial, bersama-sama tidak sendirian.
Anggota gereja dipanggil Allah untuk berperan serta dalam misi Allah yaitu karya Allah dalam penciptaan, pemeliharaan, penyelamatan, pembaruan di dunia, yang dikerjakan melalui Anak di dalam Roh Kudus. Peran tersebut dilakukan dalam komunitas, persekutuan bukan individualis, egois, dan mau mewujudkan kesaksian dan pelayanan dengan memperjuangkan kesejahteraan, keadilan, perdamaian, keutuhan seluruh ciptaan Allah. Peran serta gereja ke dalam misi Allah itu dilaksanakan oleh setiap dan seluruh orang beriman di dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan dunia.
Gereja sebagai pelayan bagi misi Allah, maka anggota gereja tunduk kepada kehendak dan pikiran Allah, bukan mengikuti kehendak dan pikiran sendiri. Yudas secara fisik mengikut Yesus, tapi hatinya terarah pada kepentingan diri sendiri, rencana sendiri, tidak ikut rencana Tuhan. Yudas merencanakan untuk menyerahkan Yesus, Anak Manusia kepada pemimpin Yahudi. Yesus tahu isi hati dan rencanaYudas, karena itu Yesus mengatakan bahwa Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari ia dibunuh, ia akan bangkit (Markus 9:31). Yesus dapat melihat isi hati pikiran Yudas. Ia terkena tipu muslihat iblis, yang menawarkan kekayaan. Pada masa kini, Yesus juga bisa melihat isi hati dan pikiran kita, apakah kita juga sudah terkena tipu muslihat iblis, mengejar kekayaan, kehormatan dunia, bukan mencari harta surgawi, dan mahkota kemuliaan dari Allah, dengan melayani dan bersaksi bagi Tuhan.
Turunnya Roh Kudus ke atas murid-murid Yesus yang membuat orang beriman berkumpul. Roh Kudus menghimpun umatNya dari segala bangsa, suku, kaum bahasa ke dalam persekutuan di mana Kristus adalah Tuhan dan kepala. Roh Kudus memberi kuasa kepada gereja dan mengutus gereja ke dalam dunia untuk menjadi saksi, melayani. Gereja tidak hidup untuk dirinya sendiri. Gereja berusaha untuk senantiasa sehati sejiwa selaku jemaat Allah, Gereja terbuka kepada segala bangsa dan tidak boleh terpecah-belah. Tapi dalam kenyataan di lapangan, anggota gereja sering terpecah-pecah, tidak sehati sejiwa, karena ada anggota yang memikirkan diri sendiri, seperti perpecahan, pertengkaran yang dilakukan murid-murid, karena ada yang mau menjadi yang terbesar, mereka tidak memikirkan apa yang sedang dilakukan Yesus melalui jalan penderitaan di salib.
Murid-murid walau sudah berjalan bersama Yesus, tapi mereka belum terbentuk jiwa melayani, malah dalam pikiran mereka yang ada ambisi untuk mendapatkan kedudukan yang tertinggi, terbesar dalam pemerintah Yesus, jika sudah terbentuk pemerintahan Allah. Mengejar ambisi dan gila hormat, membuat murid-murid berselisih atau bertengkar menentukan siapa yang terbesar. Padahal mereka berjalan bersama-sama Yesus yang akan menghadapi penderitaan jalan salib. Yesus menjelaskan bahwa menjadi pelayan seperti yang Yesus lakukan, siap direndahkan, diejek, dianiaya demi menjalankan tugas dari Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa, dengan jalan berkorban di salib. Jalan salib bukan jalan mencari kedudukan, tapi siap dihina dan direndahkan, tapi tujuan semua itu agar manusia menyesali dosa dan ditebus, diperbaharui hidupnya sesuai kehendak Tuhan. Apa yang dipikirkan, diinginkan murid-murid harus dinyatakan dihadapan Yesus, sehingga murid-murid tahu apakah pikiran mereka sesuai dengan kehendak Yesus.
Yesus menjelaskan kepada murid-murid dan juga kita masa kini, kalau ingin menjadi terbesar dalam Kerajaan Allah, menjadi terbesar dihadapan Allah maka orang tersebut menjadi yang terakhir, siap menjadi hamba, siap melayani Tuhan. Murid-murid Yesus bukan orang yang berambisi memerintah, menyuruh, tapi sebaliknya berambisi melayani, menjadi hamba dan bukan dilayani, bukan menjadi tuan. Yesus dikenang, dihargai, dihormati karena Yesus melayani manusia yang lemah menderita, berdosa, tersesat untuk diselamatan dari dosa. Yesus dihormati dikenal karena melayani menolong orang sakit lemah miskin menderita. Kita adalah murid Yesus, maka kita diajarkan menggunakan karunia talenta untuk melayani. Orang yang tidak mengejar kedudukan, tapi yang siap melayani dalam bidang apapun juga.
Marilah kita mendengar panggilan Tuhan untuk menjadi hamba Tuhan dan menyerahkan hidup kita pada Tuhan untuk dipakai sebagai hamba Tuhan, untuk diutus menjadi saksi Tuhan. Kita memohon agar diberi hati yang setia melayani, diberi hati yang bersih dalam mengasihi Tuhan dan sesama, diberikan hikmat dan kuasa dalam melayani dan memberitakan Injil seperti ungkapan dalam Kidung Keesaan 651 ayat 1 Aku hambaMu, Tuhan, Dikau memanggilku. Aku berserah, Tuhan, pakailah hambaMu, Ini aku utus aku jadi saksiMu. B’rilah hati yang setia melayani. B’rilah hati yang bersih mengasihi. B’rikanlah kuasaMu dan b’rikan hikmatMu kepadaku, dan mampukan diriku membawa InjilMu ke s’luruh dunia. amin
Berdoa:
Ya Tuhan kami memuliakan nama Tuhan, yang telah memanggil kami untuk menjadi hamba Tuhan, melayani Tuhan dan sesama, bukan mencari kehormatan atau menjadi yang terbesar. Kami menyerahkan hidup kami untuk dipakai sebagai hamba Tuhan. Kami memohon agar diberi hati yang setia melayani, diberi hati yang mengasihi Tuhan dan sesama, diberikan hikmat dan kuasa dalam melayani dan memberitakan Injil. dalam nama Yesus kami berdoa amin.