TAHU TEK
Views: 0
Bacaan: Yohanes 13:34-35 (TB 2)
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi. Sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, jikalau kamu saling mengasihi”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Saudaraku, apakah Anda mengenal sajian yang bernama ‘tahu tek’? Ya, Tahu tek adalah salah satu makanan khas dari kota surabaya. Sajian ini terdiri dari tahu yang digoreng setengah matang, lontong, telur, kentang, taoge dan irisan mentimun; kemudian disiram dengan saus kacang dengan campuran petis. Setelah itu diberi taburan kerupuk udang yang sudah dihancurkan. Keunikan tahu tek terlihat dalam proses penyajiannya, yaitu menggunakan gunting untuk memotong tahu, lontong, kentang dan sebagainya. Konon, nama tahu tek ini berasal dari suara gunting saat memotong tahu dan yang lainnya. Saat proses menggunting ini, munculah suara “tek… tek… tek…” yang bisa didengar oleh pembeli dan itu menandakan bahwa pesanan sedang diolah. Suara yang khas inilah yang membuat olahan makanan berbahan dasar tahu ini diberi nama ‘tahu tek’. Ciri khas suara “tek… tek… tek…” inilah yang membedakan sajian tahu tek dengan sajian dari tahu yang lainnya.
Ciri khas tahu tek ini mengingatkan kita tentang identitas kekristenan kita. Bila merujuk pada apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, ciri khas yang harus nampak dalam diri para murid adalah dipraktikannya kasih di sepanjang kehidupan. Sebagai nasihat bagi para murid sebelum peritiwa penangkapan dan wafat-Nya, Tuhan Yesus memberikan tekanan yang cukup tegas terkait dengan kasih. Saat itu, Tuhan Yesus menyampaikan, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi. Sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, jikalau kamu saling mengasihi”. Topik tentang kasih yang disampaikan oleh Tuhan Yesus ini berbeda dengan topik tentang kasih yang lainnya, misalnya: untuk mengasihi sesama manusia (Mat. 22:39; Luk. 10:25-37), dan mengasihi musuh (Mat. 5:44; Luk. 6:27, 35). Dalam nasihat Tuhan Yesus ini, IA mengajarkan kepada kita untuk saling mengasihi satu sama lain sama seperti Dia telah mengasihi kita, sehingga dunia akan mengenal bahwa kita ini benar-benar murid Tuhan Yesus. Dari cara-Nya menjadikan perintah ini sebagai tanda bagi orang luar untuk mengenali identitas kita, dengan demikian fokus praktik kasih itu ditujukan kepada saudara seiman dan mengasihi mereka dengan benar. Dari nasihat ini kita dapat menarik kesimpulan: pertama, mengasihi adalah sebuah perintah. Jika mengasihi merupakan perintah, hal itu berarti bahwa mengasihi merupakan kewajiban, bukan sebuah pilihan. Karena merupakan perintah, maka mengasihi merupakan tindakan nyata yang mesti diupayakan, bukan sekedar perasaan. Kedua, ada tolok ukur dalam mempraktikkan kasih ini, yaitu: mengasihi seperti Dia telah mengasihi kita. Hal ini berarti bahwa mengasihi saudara seiman itu mesti dilakukan sampai pada akhirnya dengan kerendahan hati untuk melayani mereka, dan berani mengurbankan segalanya. Ketiga,memiliki tujuan, yaitu: agar semua orang akan tahu bahwa kita adalah murid-murid-Nya. Praktik kasih inilah yang akan membedakan sikap hidup anak-anak Tuhan dengan orng-orang lain. Dengan kata lain, praktik kasih dapat menjadi sarana agar orang lain mengenal Tuhan Yesus yang sudah lebih dahulu mengasihi kita.
Saudaraku, kasih seperti yang diperintahkan Tuhan Yesus itulah yang telah menjadi ciri khas para rasul dan jemaat perdana. Oleh karena itu, sebagai murid-murid Tuhan, kita mesti berupaya untuk dapat mempraktikkan kasih ini dengan sungguh-sungguh. Seperti halnya ‘tahu tek’ yang memiliki ciri khas, demikian pula murid-murid Tuhan mesti memiliki ciri khas pula, yaitu dengan memraktikkan kasih. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Ya Tuhan, ajarilah kami untuk dapat memraktikkan kasih seperti yang telah Engkau lakukan bagi kami. Kami rindu agar kami dapat menjadi kitab yang terbuka, sehingga banyak orang dapat mengenal Engkau. Kiranya Roh Kudus menolong kami untuk dapat mewujudkannya. Terimakasih Tuhan Yesus. Amin.