Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
September 28, 2024

BIKA AMBON

admin Renungan Harian firman, harian, renungan, tuhan

Views: 0

https://youtu.be/MM9ujdUQZlI?si=z20_yWaREbZkyRMC

Bacaan: Galatia 3:27-28 (TB 2)
“Sebab, kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus”.

Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!

Saudaraku, sepertinya hampir semua orang sudah tahu bahwa Bika Ambon adalah kue tradisional khas dari Medan. Kue ini terbuat dari bahan-bahan seperti tepung tapioka, telur, gula, dan santan. Kue bika ambon terilhami dari Bika atau Bingka makanan khas Melayu. Selanjutnya, bingka tersebut dimodifikasi dengan bahan pengembang berupa nira / tuak enau hingga berongga dan berbeda dari kue bika asalnya. Terkait dengan nama, maka ada beberapa versi cerita yang mengisahkan tentang asal-usul nama Bika Ambon ini. Pertama, nama itu sebagai pengingat karena pertama kali dijual dan populer di simpang Jl. Ambon-Sei Kera Medan. Kedua, nama itu merupakan akronim dari Amplas Kebon – sebuah nama daerah perkebunan karet – yang dipercaya sebagai tempat asal usul Bika Ambon. Ketiga, sebagai pengingat bahwa orang Ambonlah yang membawa kue Bika dari Melayu. Keempat, kata ‘ambon’ adalah kosakata di Medan – yang saat ini sudah tidak digunakan lagi – yang berarti lembut. Dari keempat versi cerita ini, memang tidak ada satupun yang dapat dikonfirmasi kesahihannya. Akan tetapi, saat ini orang hanya mengenal satu nama, yaitu ‘Bika Ambon’ oleh-oleh khas dari kota Medan yang enak rasanya.

Nama ‘Bika Ambon’ ini mengingatkan kita tentang jati diri kita sebagai murid-murid Kristus. Meskipun pada awal kemunculannya banyak pengikut Tuhan yang berasal dari kalangan bangsa Yahudi, namun dalam perkembangannya banyak bangsa lain yang menjadi pengikut Kritus. Sejarah mencatat bahwa pada abad pertama, pada umumnya orang Yahudi bergaul dengan Yahudi, orang Yunani dengan Yunani, orang kaya dan orang miskin tidak pernah berbaur. Namun demikian, ketika kekristenan semakin berkembang, Alkitab mencatat bahwa ada orang-orang seperti Priskila dan Akwila yang berlatar belakang Yahudi), Epenetus yang berlatarbelakang Yunani, dan Febe yang dengan kekayaannya telah memberikan bantuan kepada banyak orang, serta Filologus yang kemungkinan besar berlatarbelakang budak (bdk. Roma 16:1-16). Pertanyaannya adalah: apa yang menjadikan mereka yang berlatarbelakang berbeda ini dapat bersekutu bersama? Jawabnya hanya satu, yaitu: iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus menasihati, “Sebab, kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus”. Bila dikaitkan dengan ayat-sayat sebelumnya, maka frasa “mengenakan Kristus” berarti bahwa orang Kristen telah berpindah dari Hukum Taurat dan masuk ke dalam injil anugerah dan dapat menikmati penerimaan penuh dari Allah Bapa. Nasihat Rasul Paulus ini mengritik sikap membeda-bedakan yang kadang masih terjadi di jemaat Galatia. Kepada jemaat Galatia yang terdiri dari orang-orang yang berbeda latar belakang dan status sosialnya, Rasul Paulus meyakinkan bahwa mereka adalah satu di dalam Kristus dan sama-sama memperoleh janji keselamatan. Oleh karena itu, semua anggota jemaat – apapun latar belakangnya – mesti saling mendukung dalam pertumbuhan rohani ke arah kedewasaan.

Saudaraku, ketika lidah kita mengecap Bika Ambon yang enak, maka kita tidak lagi mempersoalkan dari mana asal usul nama itu. Demikian dengan kekristenan kita, apabila kita semua saling mengasihi dan mendukung dalam pertumbuhan iman dan pelayanan, maka orang pasti tidak akan mempersoalkan lagi dari mana asal usul atau latarbelakang kita. Karena yang terpenting adalah Nama Kristus dimuliakan dan banyak orang dapat semakin mengenal Dia. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.

Salam: Guruh dan keluarga.

Doa:
Ya Tuhan, Engkau menciptakan kami dengan berbagai keragaman. Oleh karena itu, kami rindu untuk menjadi anggota tubuh-Mu yang dengan kerendahan hati dapat saling mengasihi dan mendukung di dalam pelayanan. Kiranya Roh Kudus menolong kami untuk dapat mewujudkannya. Terimakasih Tuhan Yesus, amin.

Kebaktian Minggu 29 September 2024 YERUSALEM

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025