Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
October 22, 2024

MENDENGARKAN TUHAN

admin Renungan Harian firman, harian, renungan, tuhan

Views: 2

https://youtu.be/pgNwZiTbNUc?si=M6y388xWcvfJHZtw

Bacaan: Yohanes 18: 33-37

Salam sejahtera semoga anggota keluarga mampu mendengarkan Tuhan karena anggota keluarga berasal dari kebenaran seperti ungkapan dalam Yohanes 18:37 Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran. Setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”

Yesus datang ke dunia untuk menyaksikan kebenaran tentang Allah, kebenaran mengenai manusia, kebenaran mengenai hidup. Kebenaran tentang Kerajaan Allah yang tidak berasal dari dunia. Kebenaran tentang Yesus adalah raja, Ia datang ke dunia untuk menjadi raja, tetapi bukan raja untuk berperang melawan pemerintahan dunia. Yesus menjadi raja dengan menguasai hati manusia dengan kasih, berkorban, menderita dan disalib untuk menebus dosa manusia, agar manusia hidup dalam kebenaran Tuhan. Orang yang sudah diampuni dosanya, maka akan hidup dalam Roh Kudus dan kebenaran, serta akan hidup mendengarkan Tuhan.

Orangtua diutus Tuhan dalam keluarga untuk menyaksikan atau mengajarkan kebenaran Tuhan dari Alkitab kepada anak-anak. Tuhan meminta supaya anak-anak mendengar ajaran nasehat kesaksian orangtua tentang Allah, tentang Yesus sebagai raja, dan tentang Kerajaan Allah serta kebenaran lainnya dari Alkitab. Dalam Amsal 1:8-9 dituliskan : Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu. Anak-anak belajar mendengarkan dengan baik kebenaran Tuhan yang disampaikan orangtua. Anak-anak yang sudah dibaptis, berarti anak-anak yang diajarkan kebenaran Tuhan, agar anak-anak makin diampuni dosanya oleh Tuhan Yesus, makin diperbaharui, makin hidup dalam kebenaran dan makin mendengarkan kebenaran Tuhan.

Anak-anak yang tidak diampuni dosanya oleh Tuhan Yesus maka hidupnya akan menyia-nyiakan ajaran kebenaran yang diajarkan orangtua. Mereka akan mengabaikan ajaran kebenaran yang diajarkan orangtua. Anak-anak akan hidup mengikuti kehendak sendiri, kebenaran sendiri, rencana sendiri. Anak-anak tidak mengalami hidup yang berakar, bertumbuh dan berbuah dalam iman.

Orangtua yang tidak membangun persekutuan suami istri, tidak mau mendalami bersama kebenaran Tuhan dari Alkitab, maka mereka tidak menyaksikan atau mengajarkan tentang kebenaran Tuhan kepada anak-anak. Orangtua yang belum diampuni dosanya, akan mengajarkan kebenaran sendiri, kehendak dan rencana sendiri, memberi nasihat yang tidak bijaksana, tidak memberi waktu bersekutu mendalami kebenaran Tuhan dengan anak-anak. Keluarga ini tidak membangun kesatuan, kesehatian dalam memahami kebenaran Tuhan.

Orangtua yang belum diampuni dosanya, belum diperbaharui, maka mereka tidak mau mendengarkan Tuhan, mereka hanya mengikuti kemauan daging anak-anak mereka dan kemauan daging orangtua. Orangtua yang tidak bijaksana, berpikir bahwa dengan mengikuti kemauan daging anak-anak maka mereka sudah mengasihi anak-anaknya. Akibatnya bukan orangtua yang memimpin, malah anak-anak yang mengatur orangtua agar mengikuti kehendak anak-anak. Ketika anak anak yang mengatur orangtua sesuai keinginan daging anak-anak maka keluarga ini tidak mendengarkan Tuhan, tidak hidup dalam kebenaran Tuhan. Anak-anak tidak dibangun sifat-sifat Allah, tidak mengalami kebahagiaan yang diberikan Tuhan.

Anak-anak tidak hanya dipanggil supaya mendengar ajaran orangtua tentang kebenaran dari Tuhan, tapi mendengar dengan mencerna, menghayati dan melakukan dengan taat ajaran orangtua tentang kebenaran Tuhan. Anak-anak mengasihi Tuhan dengan cara mengasihi orangtua. Mengasihi Tuhan dengan cara mendengar kebenaran Tuhan yang diajarkan, yang diberikan dalam nasehat, oleh orangtua.
Apabila ajaran dan nasehat orangtua bertentangan dengan kebenaran Tuhan maka anak-anak juga diminta untuk bersabar terhadap kelemahan atau kekurangan orangtua. Kekurangan, kesalahan orangtua yang tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan tidak bisa ditaati. Anak-anak harus bersabar terhadap orangtua, demikian juga orangtua juga bersabar terhadap anak-anak apabila belum bisa menaati ajaran tentang kebenaran Tuhan.

Anak-anak terus berdoa meminta pertolongan pada Tuhan agar orangtua diberikan lidah seorang murid, sehingga dengan pengajaran atau perkataan tentang kebenaran Tuhan memberi semangat baru bagi anak-anak yang letih lesu. Dan anak-anak berdoa agar diberikan pendengaran untuk mendengar seperti seorang murid (Yesaya 50:4). Tuhan membukakan telinga anak-anak untuk mendengar ajaran tentang kebenaran Tuhan, tidak memberontak atau melawan kehendak Tuhan dengan cara mengikuti kehendak dan kebenaran sendiri.

Orangtua sebelum mengajarkan kebenaran Tuhan kepada anak-anak, dengan tulus hati, rela hati mendengarkan Tuhan. Orangtua yang tidak tulus hati, tidak rela hati digambarkan dalam sikap Pilatus yang tidak tulus hati, tidak rela hati mendengarkan penjelasan Tuhan Yesus. Ia bersifat sinis, melawan, penjelasan Yesus. Pilatus terlalu terfokus pada masalah raja dunia, dan tidak teliti mendengarkan penjelasan Tuhan Yesus bahwa diriNya menjadi raja yang tidak mengancam kedudukan Kaisar, tidak ada pasukan Yesus yang melawan Kaisar. Yesus adalah raja dalam hati manusia denga cara menghancurkan kuasa iblis dan dosa. Inilah kebenaran yang dijelaskan Yesus. Pilatus juga menggambarkan orangtua yang mengikuti kebenaran sesuai nafsu kedagingan anak-anak. Pilatus sebagai pemimpin tidak menegakkan kebenaran tapi mengikuti kemauan orang banyak yang menyatakan Yesus bersalah dan harus disalib. Orang banyak tidak mendengar penjelasan Yesus bahwa diriNya bukan raja seperti raja dunia, Yesus adalah raja dalam Kerajaan Allah, yang menguasai hati semua manusia, agar menjadi kudus dihadapan Allah, tidak bercacat cela, dan bisa masuk dalam Kerajaan Allah.

Marilah kita mendengar kebenaran Tuhan dan berpegang padaNya, agar hidup kita senang dalam terang dan beserta Tuhan seperti ungkapan dalam NKB. 116 ayat 5 O betapa senang hidup dalam terang beserta Tuhan di jalanNya, jika mau mendengar serta patuh benar dan tetap berpegang padaNya.
Reff Percayalah dan pegang sabdaNya: hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia! Amin

Berdoa:

Ya Tuhan kiranya anggota keluarga kami mampu mendengarkan Tuhan karena kami semua berasal dari kebenaran. Dan kami berpegang pada Tuhan agar hidup kami bahagia. Dalam nama Yesus kami berdoa amin

TABUT PERJANJIAN PENGHARAPAN DALAM KEHIDUPAN

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025