Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
October 25, 2024

MOVE ON

admin Renungan Harian firman, harian, renungan, tuhan

Views: 3

https://www.youtube.com/watch?v=yXdPZyZWjms

Bacaan: Matius 5:44 (TB 2)
”Namun, Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”

Syalom jemaat yang terkasih didalam Tuhan.. Semoga bapak/ibu/saudara-saudari dalam keadaan sukacita.. Mengampuni adalah salah satu hal yang paling sulit dilakukan, terutama ketika rasa sakit masih begitu nyata dan menyengat. Dalam perjalanan hidup, kita semua pasti pernah dikecewakan, disakiti, bahkan dikhianati oleh orang-orang yang kita percayai atau kasihi. Luka yang ditinggalkan tidak selalu tampak secara fisik, tetapi membekas dalam hati dan pikiran. Saat kita berbicara tentang “move on,” kita tidak hanya membahas melepaskan peristiwa itu dari ingatan kita, tetapi juga tentang melepaskan hak kita untuk terus menyimpan kemarahan, kebencian, atau dendam.

Tuhan Yesus, dalam khotbah di atas bukit, memberikan perintah yang mengejutkan: untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita (Matius 5:44). Ini adalah ajaran yang sangat berbeda dengan ajaran dunia, karena secara alami kita cenderung membalas orang yang menyakiti kita, atau setidaknya menjaga jarak dari mereka. Namun, Tuhan Yesus tidak meminta kita melakukan sesuatu yang Dia sendiri tidak lakukan. Di kayu salib, ketika Dia disalibkan oleh orang-orang yang menghina dan mencemooh-Nya, Dia berdoa, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34). Pengampunan dari Yesus bukanlah sekadar tindakan mulia, tetapi merupakan esensi dari kasih yang Dia nyatakan kepada dunia.

Mengapa Mengampuni Itu Penting? Ketika kita menolak untuk mengampuni, kita sebenarnya sedang memenjarakan diri kita dalam rasa sakit dan kepahitan. Perasaan marah, kecewa, dan benci itu tidak hanya mengikat orang lain, tetapi juga mengikat diri kita sendiri. Mengampuni adalah kunci untuk membebaskan diri dari penjara batin tersebut. Ibrani 12:15 memperingatkan kita agar jangan sampai ada “akar kepahitan” yang tumbuh, karena kepahitan bisa mencemari seluruh hidup kita. Dengan melepaskan pengampunan, kita sedang membebaskan diri kita sendiri dari jeratan kebencian yang dapat merusak jiwa dan kesehatan kita.

Mengampuni Adalah Proses, mengampuni bukanlah sesuatu yang bisa terjadi sekejap. Ada luka-luka yang begitu dalam sehingga butuh waktu lama untuk sembuh. Proses ini melibatkan penerimaan rasa sakit, menghadapinya, dan secara perlahan belajar untuk melepaskannya. Pengampunan tidak berarti kita melupakan kesalahan atau mengatakan bahwa apa yang dilakukan terhadap kita itu benar. Pengampunan berarti kita memilih untuk tidak membiarkan rasa sakit itu terus menguasai hidup kita.

Kita dipanggil untuk mengampuni karena kita sendiri telah diampuni oleh Allah. Efesus 4:32 mengatakan, “Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Ketika kita mengingat betapa besar pengampunan Allah kepada kita yang sering kali jatuh dalam dosa, kita diajak untuk meniru kemurahan hati-Nya dengan mengampuni sesama kita. Meskipun proses ini sulit, pengampunan adalah bentuk kasih karunia yang paling nyata yang bisa kita berikan kepada orang lain.

Terkadang, bagian tersulit dari pengampunan adalah melepaskan keinginan untuk “membalas” atau melihat orang yang menyakiti kita mendapatkan konsekuensinya.
Namun, Roma 12:19 mengingatkan kita bahwa Tuhan berkata, “Pembalasan itu adalah hak-Ku, Akulah yang akan menuntut pembalasan.” Keadilan Tuhan adalah sempurna, dan Dia akan menghakimi dengan adil. Tugas kita adalah mempercayakan semuanya kepada Tuhan dan melepaskan diri dari beban tersebut. Mari move on, dan rasakan tuntunan Tuhan dalam setiap prosesnya. Tuhan memampukan kita.

KUCINTA KELUARGA TUHAN Kebaktian Minggu 27 Oktober 2024

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025