MENYESALLAH TUHAN
Views: 0
Nas: Kejadian 6:5-6,
Tuhan melihat betapa besarnya kejahatan manusia di bumi, dan segala kecenderungan hatinya selalau membuahkan kejahatan semata-mata. Lalu TUHAN menyesal bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.
Saudara-saudari yang dikasihi Kristus, tema yang kita percakapkan ini mengungkapkan sisi positif dari penyesalan Tuhan Allah atas rencana dan tindakannya. Ayat renungan ini adalah pertama sekali dalam Alkitab mengungkapkan penyesalan Tuhan Allah terhadap manusia yang telah diciptakan-Nya. Pada awalnya Allah sangat senang melihat hasil ciptaan-Nya yang termasuk mausia yang telah diciptakan-Nya. Tetapi setelah manusia melanggar firman Tuhan dengan memakan buah yang Tuhan katakan: “jangan kaumakan buahnya…” tetapi Adam dan Hawa telah memakan buah itu dengan niat jahat yaitu ingin “menjadi sama seperti Tuhan Allah.” Melihat apa yang telah terjadi atas manusia itu, maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati Tuhan, mendukakan hati Tuhan. Pilu dan duka berarti kesedihan yang paling mendalam. Anda bisa melihat makna pilu dan duka dalam kamus.
Kelakuan manusia yang diciptakan Tuhan memilukan dan mendukakan hati Tuhan sehingga satu-satunya tindakan untuk melegakan dan mengangkat kembali kepiluan dan kedukaan itu ialah manusia dibinasakan. Berarti merusak, membinasakan apa yang diciptakan Tuhan, dan yang merusak itu ialah Tuhan sendiri. Bersama dengan manusia maka makhluk yang lain dan tumbuhan turut binasa, sehingga suasana bumi sama seperti awal kejadian. Pembinasaan itu bukan dengan kebencian hati, bukan dengan dendam dengan perkataan: “rasain lho,” tetapi dengan prihatin. Karena pembinasaan itu berarti Allah mundur ke suasana awal, berarti menyita waktu yang panjang. Pembinasaan itu bukan seperti penjahat, atau pemberontah di depan regu tembak mati. Tetapi dengan penyesalan, prihatin yang memulikan dan mendukakan hati Tuhan. Dengan demikian hati Tuhan yang pilu terobati, karena ada benih yang unggul disediakan Tuhan yaitu keluarga Nuh, yang bergaul akrab dengan Allah. Demikian juga benih hewan dan binatang yang kembali akan berkeriapan.
Ternyata hasil bibit unggul (keluarga Nuh), kembali lagi melenceng, berulah, kembali memilukan dan mendukakan hati Tuhan. Apakah akan dibinasakan lagi seperti pada jaman Nuh? Yang berarti waktu Tuhan mundur lagi, dan bisa berulang lagi? Untuk itu Tuhan mengganti cara, benih unggul itu dicari dalam hati manusia, yang namanya “iman.” Tuhan mencari orang yang beriman dan ditemukan dalam hati Abraham, yang berkenan kepada Allah, yang rela hidup hanya dalam berkat Tuhan. Tuhan sangat senang dan berkenan dengan hati dan iman Abraham ada di hati Anda.
Aplikasi:
- Seberapa sering kelakuan, atau kelalaian Anda memilukan hati Tuhan?
- Sungguhkah Tuhan menemukan iman kepada-Nya di hati Anda?
- Firman Tuhan yang mana yang membuat Anda sering jatuh ke dalam dosa?
Mari berdoa:
Ya Bapa yang di surga, kami mohon utuslah Roh Kudus ke dalam hati kami menolong, menasihati dan mengarahkan hati kami melakukan dan mempercakapkan hal-hal yang membangun hidup iman kami. Itulah permohonan syukur dan doa kami, dalam nama Kristus. Amin. [AS041124]