ARARAT
Views: 0
Nas: Kejadian 8:4, Ditutuplah mata-mata air samudera raya serta tingkap-tingkap di langit dan berhentilah hujan lebat dari langit. Dan makin surutlah air itu dari muka bumi. Demikianlah berkurang air itu sesudah seratus lima puluh hari. Dalam bulan yang ketujuh, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, terkandaslah bahtera itu pada pegunungan Ararat.
Saudara-saudari yang dikasihi Kristus, “melawan lupa,” kali ini kita menyegarkan ingatan kita dengan nama ARARAT, suatu pegunungan tempat bahtera Nuh ‘kandas.’ Tujuan mengadakan air bah oleh Tuhan telah tercapai, semua manusia dan binatang darat telah, binasa oleh air bah yang didatangkan Tuhan. Untuk itu mata-mata air yang membual dari bumi ditutup oleh Allah, hujan lebat dari langit berhenti diganti dengan terang matahari pagi hingga sore, dan angin bertiup mempercepat air bah itu makin surut. Bahtera Nuh itu tidak dilengkapi dengan kemudi sehingga bisa diarahkan, dan bahtera itu bukanlah untuk suatu perjalanan menuju tempat tertentu, melainkan bahtera keselamatan bumi ini, manusia dan binatang darat. Tuhanlah juru mudi bahtera itu, sehingga dapat berlabuh dengan selamat dan nyaman di suatu tempat di pegunungan ARARAT. Ararat bukan tujuan terakhir tetapi awal memulai hidup baru bumi ini.
Pernah orang membuat sebuah kapal digerahkan oleh mesin, dikemudikan oleh seorang kapten kapal itu, namanya kapal Titanic. Biaya membangun kapal itu menghabiskan uang dan tenaga yang sangat besar, sehingga perhitungan perjalanan kapal Titanic itu aman dan nyaman, pada hari perjalanannya semua penumpang bersukacita, tetapi kapal itu mengalami bencana menabrak gunung es pada lambungnya dan kapal itu kandas, tenggelam seluruhnya ke dasar laut dengan banyak korban manusia. Bahtera Nuh dalam pelayarannya menuju hari baru untuk keselamatan dunia dengan segala isinya. Bahtera itu dikemudikan oleh Allah sampai berlabuh dengan selamat, sehingga semua penumpang mendapat hari yang baru, kehidupan yang baru, keselamatan, melanjutkan rencana Tuhan untuk dunia ini, dimulai kembali di pegunungan Ararat.
Ada baiknya kita melihat perjalanan hidup ini, bagaikan bahtera, itulah perjalanan hidup kita dengan segala yang kita alami, seperti dari lahir, kanak-kanak, remaja, pemuda, dewasa, bekerja, mengembangkan karier, menikah, membangun keluarga dengan anak, makin bertambah usia, lanjut usia, usia tua, dan akhirnya berlabuh di suatu tempat yang disediakan oleh Tuhan bagi kita, itulah Ararat, untuk melanjutkan hidup bersama Allah. Bahtera hidup kita masih mengarungi lautan kehidupan, mungkin bagaikan kapal Titanic, hidup berkelebihan, nama termasyur, atau mungkin bagaikan bahtera Nuh, yang membawa benih keselamatan, akan tiba saatnya tinggal cerita untuk dikenang, apakah tiba di ARARAT, atau di tempat lain untuk kehidupan berikutnya?
Aplikasi:
1, Mengapa Nuh yang terpilih saat itu membuat bahtera keselamatan bumi ini?
2, Apakah bahtera hidup Anda telah berawal dari Ararat yang disedikan Tuhan?
3, Coba cari letak geografi gunung Ararat, sekarang di negara mana?
Mari berdoa: Bapa kami yang disurga, sumber kehidupan dan pengendali kehidupan. Tahapan-tahapan perjalanan hidup ini kami jalani, “ararat demi ararat” kami lalui, tetapi tujuan hidup kami jelas agar bersama dengan Kristus. Inilah doa dan harapan kami dalam nama Tuhan Yesus. Amin. [AS1811’24]