HARAP AKAN TUHAN
Views: 1
Bacaan: Yesaya 11: 1-5
Haaai Sahabat Kristus, kita yang di Indonesia, khususnya Jakarta, sepertinya baru saja mememasuki musim penghujan. Walau tetap waspada akan bahaya banjir, namun kita bersukur; pepohonan yang mulai kering dan layu, kini segar lagi. Hujan ini, sungguh tak dapat kita kendalikan datangnya, untuk membuat pepohonan di rumah kita terguyur air segar dari hujan, sehingga mereka dapat bertunas dan tumbuh kembali. Yang dapat kita selalu jaga dan kerjakan adalah kita menjaga agar tanah tetap terawat shg menjadi tanah yang subur, dan menghalau berbagai hama perusak di pepohonan milik kita.
Sahabat perbahkan kita membayangkan bawa hidup kita bagai pepohonan itu? Yang kering merana. Kita serung berkata, saya sudah jaga, pelihara hidup saya aebaik mungkin, namun mengapa tetap dapat mengalami hidup yang merana dan kering? Sahabat Kristus, spt juga pohon di rumah kita tang kita selalu rawat dan pelihara, kita menyadari bahwa dalam pertumbuhannya, Tuhan juga memiliki peran yang utama. Paulus bahkan berkata “….Tuhanlah yang memberi pertumbuhan…”. Dalam bacaan Alkita kita, pada masa Yesaya ini, umat Allah mengalami masa sedih dan pahit, karena mereka ada dalam masa pembuangan. Jauh dari kampung halaman, hidup tak seindah di “rumah” sendiri. Umat Allah merasakan ketidak adilan dan direndahkan, sebagai orang yang dipandang “berbeda”. Pada saat itulah Yermia memberitakan bahwa akan hadir Tunas baru. (Karena semua seolah sudah merasa tak ada daya dan tenaga untuk menjalani kehidupan, karena perlakuan ketidak adilan terhadap umat Allah. ) Tuhan inilah yang akan menjadi jalan kenenaran dan keadilan dan membawa kelepasan dan pembebasan; bagi setiap umat Allah yang tetap memelihara hubungan dan kasih kepada Allah dan sesama. Sehingga ketika “hujan rahmat” itu tiba, umat itu sedang ada dalam potensi untuk menyambut segala rahmat itu dengan hati dan tangan yang terbuka, yang lalu disambut oleh Tuhan Allah sendiri dengan segala bentuk berkat dari Nya. Mereka bagai orang-orang yang tetap merawat tanah agar selalu gembur dan subur, yang membuang segala gulma yang adalah toksik dan kotoran yang merampas nutrisi tanaman untuk tetap kuat dan sigap menyambut sabda dan kasih juga berkat dari Tuhan Allah. Umat Allah seperti ini adalah kita; saudara dan saya yang tak akan pernah melepaskan dan menjauh dari kasih dan pemeliharaan Tuhan Allah walau tantangan dan cobaan melanda. Umat Allah ini akan dikuatkan dan dimampukan untuk segera menangkap, dengan sigap, ketika Kasih rahmat Tuhan Allah kita. Kita yang demikian, tak mau dikuasai oleh pikiran dan sikap dan pengalaman buruk yang pernah menderanya, pun tak mau membiarkan godaan buruk menjauhkannya dari sang Allah yang berkuasa. Inilah yang menyebabkan kita jadi dapat melihat atau dan mennglami atau dan merasakan bagaimana Tuhan Allah terus menghembuskan nafas kegidupan yang menghidupkan semangat dan jiwa kita
Di sepanjang waktu.
Terpujilah Tuhan Allah yang membuat kita mengalami kebesaranNya, dapat hidup bersama dalam kedamaian, keadilan, dan ketentraman bersama siapapun yang Tuhan perkenan untuk hidup bersama-sama di jalan kita, dalam pengampunan, menghindarkan asumsi negatif segingga terjadi perdamaian, satu kepada yang lain. Kini kita terpanggil untuk terus memelihara Sukacita Surgawi dalam hidup kita dan juga membawanya dalam kehidupan kita bersama yang lain. Maranatha, Sampai Tuhan datang kembali (LiN-RH, Rabu, 18-Desember-2024)