Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
March 25, 2025

AMPUNI KESALAHAN KAMI SEPERTI KAMI JUGA MENGAMPUNI KESALAHAN ORANG

admin Renungan Harian firman, harian, renungan, tuhan

Views: 0

https://youtu.be/Eg-7FmuBaZI?si=vbPdCKAIXxwN4koU

Bacaan: Matius 6:12-15

Salam Sejahtera, semoga kita makin bertobat, karena kita sudah diampuni kesalahan kita oleh Tuhan Yesus, dan kita juga mengampuni kesalahan orang yang bersalah pada kita (Matius 6:12, 14).
Dalam Minggu Pra Paskah III, kita diajak untuk makin serius dalam pertobatan. Ini bukan hanya tentang menyesali dosa, tetapi juga berusaha hidup lebih dekat dengan Tuhan melalui doa, puasa, dan perbuatan kasih. Kita diajak untuk menyadari betapa besar kasih Allah yang telah mengutus Yesus Kristus ke dunia. Kasih ini mengajarkan bahwa keselamatan bukan karena usaha manusia, tetapi karena anugerah-Nya. Masa Pra Paskah III ini, mengingatkan kita bahwa Tuhan siap mengampuni dan memulihkan siapa saja yang bertobat. Allah membuka tangan-Nya bagi setiap orang yang kembali kepada-Nya. Minggu Pra-Paskah III membantu kita memahami bahwa sebelum kebangkitan, ada penderitaan dan salib yang harus ditanggung Yesus. Ini mengajarkan kita tentang arti pengorbanan dan kesabaran dalam iman. Kita makin mencari Tuhan berseru pada-Nya, kita meninggalkan jalan dan rancangan yang jahat. Tuhan mengasihi kita dan memberi pengampunan dengan limpah (Yesaya 55:6-7).

Dalam Matius 6:12, kita juga diajarkan Yesus agar meminta pengampunan dari Allah Bapa dan kita juga mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Dalam ayat ini, Yesus mengajarkan bahwa pengampunan dari Allah dan pengampunan terhadap sesama memiliki hubungan erat. Ayat ini mengajak kita sadar akan dosa dan membutuhkan pengampunan dari Allah. Dosa memisahkan manusia dari Allah, tetapi kasih-Nya memungkinkan kita untuk menerima pengampunan melalui pertobatan dan iman kepada Kristus.

Yesus menghubungkan pengampunan dari Allah dengan pengampunan yang diberikan kepada sesama: “seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Ini bukan berarti pengampunan Allah tergantung pada usaha manusia, tapi menunjukkan bahwa orang yang benar-benar menerima pengampunan Allah juga harus hidup dalam sikap mengampuni orang lain. Matius 6:14-15 menegaskan prinsip ini: jika kita tidak mengampuni orang lain, Bapa di surga juga tidak akan mengampuni kita. Dalam doa Bapa Kami, kita meminta Kerajaan Allah datang, dan kehendak Tuhan dilaksanakan dalam Kerajaan Allah dan di dunia. Kehendak Allah dalam Matius 6:14-15 adalah mengampuni kesalahan orang. Tuhan juga sudah memberi perumpamaan tentang hamba yang tidak mau mengampuni (Matius 18:21-35). Perumpamaan itu menjelaskan bagaimana seseorang yang telah diampuni oleh Tuhan harus belajar mengampuni sesamanya. Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kita yang besar, sehingga kita juga harus bersedia mengampuni kesalahan orang lain.

Mengampuni bukan sekadar emosi, tetapi pilihan. Mengampuni bukan berarti melupakan atau membiarkan kesalahan, tetapi suatu keputusan untuk tidak menyimpan dendam dan melepaskan hak untuk membalas. Dalam Lukas 17:3-4, Yesus mengajarkan bahwa mengampuni harus dilakukan terus-menerus, bahkan jika seseorang berbuat salah berkali-kali.

Namun, kita tidak bisa mengabaikan bahwa mengampuni adalah hal yang sangat berat, terutama ketika kita harus mengampuni seseorang yang telah melakukan kesalahan besar terhadap kita. Bagaimana mungkin seorang yang kehilangan anggota keluarganya karena pembunuhan, bisa mengampuni pelaku? Ini bukan perkara mudah. Namun, Yesus mengajarkan bahwa pengampunan adalah perintah, bukan pilihan.

Ada banyak kasus di mana seseorang harus menghadapi realitas mengampuni kesalahan yang luar biasa besar. Misalnya, seorang keluarga yang kehilangan orang yang dikasihi akibat pembunuhan. Apakah mungkin bagi mereka untuk mengampuni pelakunya?

Mengampuni tidak berarti membenarkan kejahatan. Tuhan adalah Tuhan yang adil, dan kejahatan tetap memiliki konsekuensinya. Mengampuni bukan berarti membiarkan kejahatan berlalu begitu saja, tetapi menyerahkan pembalasan kepada Tuhan (Roma 12:19).

Pengampunan tidak selalu berarti rekonsiliasi. Dalam kasus kejahatan berat, keluarga korban mungkin bisa mengampuni secara rohani, tetapi tidak berarti mereka harus menjalin hubungan dekat dengan pelaku.

Pengampunan membawa kebebasan bagi korban. Jika seseorang terus memendam kebencian, hatinya akan terikat oleh kepahitan. Pengampunan bukan hanya untuk pelaku, tetapi juga untuk membebaskan korban dari beban batin.

Kita melihat kisah nyata tentang pengampunan. Corrie ten Boom, seorang Wanita Kristen yang selamat dari kamp konsentrasi Nazi, pernah menghadapi mantan penjaga yang telah menyiksa dirinya dan keluarganya. Ia mengalami pergumulan batin yang luar biasa, tetapi akhirnya memilih mengampuni karena ia sadar bahwa Tuhan telah lebih dahulu mengampuni dirinya.

Kasus orang yang tidak mau mengampuni. Misalnya, Ibu A yang sangat membenci suaminya karena perselingkuhan dan ketidakpeduliannya saat ia sakit. Bahkan sebelum meninggal, ia berpesan agar tidak dikuburkan berdekatan dengan suaminya sebagai bentuk kebencian. Ini menunjukkan bahwa Ibu A masih menyimpan dendam hingga akhir hidupnya. Bagaimana ini dikaitkan dengan Matius 6:14-15? Ayat ini menegaskan bahwa jika kita tidak mengampuni orang lain, maka Tuhan pun tidak akan mengampuni kita. Dendam yang disimpan Ibu A mungkin terasa wajar dari sudut pandang manusia, tetapi dari sudut pandang Yesus, hal itu justru menghalangi hubungan dengan Allah. Pengampunan bukan hanya tentang memberi kebebasan kepada orang lain, tetapi juga membebaskan diri kita sendiri dari beban kepahitan. Bapak B divonis oleh dokter bahwa akan berakhir hidupnya sekitar 3 bulan lagi. Bapak B mengatakan pada keluarga, dia mengampuni kesalahan orang lain yang pernah berbuat salah pada dirinya. Bapak ini mau melakukan kehendak Tuhan seperti dinyatakan dalam Matius 6:14-15 menjelang akhir hidupnya.

Bagaimana kita menerapkan Firman Tuhan ini? Kita selalu sadar akan kebutuhan akan pengampunan Tuhan. Kita harus datang kepada Tuhan dengan hati yang rendah dan bertobat. Menerapkan sikap pengampunan kepada sesama: sebagaimana kita telah diampuni, kita juga harus mengampuni orang lain. Membuka jalan bagi pemulihan hubungan: Pengampunan adalah kunci perdamaian dalam hubungan dengan Tuhan kemudian dengan sesama.

Matius 6:12 mengajarkan bahwa pengampunan adalah bagian penting dalam kehidupan orang percaya. Kita memohon pengampunan dari Tuhan, tetapi kita juga dipanggil untuk mengampuni sesama. Ini bukan hanya perintah moral, tetapi bukti dari kasih karunia yang telah kita terima dari Tuhan sendiri.
Ketika kita sungguh-sungguh bertobat, kita menerima pengampunan yang sejati dari Yesus. Pengampunan itu harus kita teruskan dengan mengampuni sesama. Jika kita menolak mengampuni, kita menutup pintu bagi pengampunan Tuhan dalam hidup kita. Mari kita hidup dalam kasih dan pengampunan, seperti Kristus telah mengampuni kita.

Kita memohon diampuni Tuhan dan hati kita berdamai dengan Tuhan dan sesama seperti ungkapan NKB 45 ayat 2 Ampuni dosa-dosaku yang ‘ku perbuat padaMu, agar berdamai hatiku denganMu dan sesamaku. amin

Berdoa:

Ya Tuhan ampuni kesalahan kami dan mampukan kami untuk mengampuni kesalahan orang yang bersalah pada kami. Dalam Nama Yesus kami berdoa.amin

PANGGILAN PRAPASKAH: “BERTOBAT” PROSES SEBELUM HASIL

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025