TUHAN TAHU KEBUTUHANMU
Views: 0
Bacaan: Lukas 9:10-17
Ketika kita sedang mengikuti jalan Tuhan, kita kadang mungkin bertanya-tanya: “Tuhan apakah engkau sungguh mengenal dan mengetahui segala kebutuhanku? Jika kita ragu, ini dapat menghambat kaki kita untuk melangkah dan mengikuti jalan Tuhan. Tentu bukan ini yang kita harapkan. Kita mau mengikuti jalan Tuhan selalu, karena Dialah Sang Juruselamat kita.
Apa yang membuat kita seringjali “merana” dalam hidup? Adalah ketika kita merasa sebagai orang yang paling “tidak memiliki”. Jika seorang merasa demikian, apakah ia akan sanggup dan tahan mengikuti jalan Tuhan? Seringkali yang terjadi adalah lalu ia menoleh ke sana-kemari, mencari penenuhannya atas keinginannya untuk “memiliki”. Pertanyaannya adalah seberapa besar dan seberapa banyakkah keinginan “memiliki” itu dapat terpenuhi? Apakah keinginan itu dapat dipuaskan? Apakah kita akan berhenti dan merasa cukup?
Dalam kisah “Yesus memberi makan orang banyak” ini, umat yang datang waktu tidak tampak “menuntut” untuk diberi makan. Malah sebaliknya, terdapat kesan bahwa mereka begitu antusias mengikuti Tuhan, berjalan dan mendengarkan Sabda yang keluar dari mulut Tuhan. Bisa saja ada di antara mereka yang kakinya terantuk batu, lalu berdarah, tapi itu menjadi bukan masalah. Dapat Berjalan bersama Tuhan dan mendengarkan suaraNya terus, adalah sukacita yang melampaui rasa sakit yang ada di tubuh. Menahan diri dari berbagai keinginan “nafsu”, seperti makan dll, selama berjalan dan mendengarkan suaraNya, bukan masalah besar yang dapat memberi masalah bagi dirinya, karena sekali lagi: Dapat Berjalan bersama Tuhan dan mendengarkan suaraNya terus, adalah sukacita yang melampaui “nafsu” yang ada di tubuh. Dalam peritiwa mujizat Tuhan yang memberi makan orang banyak ini, kita melihat bahwa Allah sangat mengenal dan mengetahui siapa dan bagaimana kita dengan segala keadaannya. Allah sanggup memberi kepada kita apa yang kita butuhkan, selama tujuan hidup kita adalah ada terus di jalan Tuhan. Bagi kita umat yang dikasihi Tuhan, Mengikuti kehendak Allah adalah panggilan hidup. Dalam berjalan, bekerja, dan ada dalam kebersamaan dengan keluarga dan umat Tuhan yang lain, selama semua itu masih ada dalam jalan Tuhan, maka Tuhan Allah mengerti setiap keadaan umatNya dan sanggup memberi kecukupan dan kebutuhan kepada kita.
Kita yang mengikuti jalan Tuhan akan hidup dengan kemampuan untuk melihat segala yang ada pada diri sebagai kebaikan dan kelebihan dari Tuhan sebagai dasar untuk dapat memberi kepada Tuhan. Lihatlah dalam kisah ini, Alih-alih meninggalkan jalan Tuhan atau lalu merampas hak sesamanya dan lalu malah memberi kesedihan dan sakit pada sesamanya, bisa dengan alasan: demi meredakan “sakit” dan “nafsu” diri, berlawanan dg itu lalu sikap umat malah mau berbagi dan memberi persembahan kepada Tuhan dengan apa yang ada pada dirinya (bayangkanlah: 5 roti dan 2 ikan saja untuk demikian banyaknya orang (yang dalam bacaan lain ini adalah pemberian seorang anak; gambaran mereka yang hatinya tulus dan rendah hati dan dipenuhi sukacita, gambaran hati yang bersih dalam mengikut Tuhan, sehingga mampu memberi), ini adalah pemberian yang berharga karena, dari apa yang ada padanya, bahkan mungkin seluruh apa yang ada, pemeberian seperti inilah yang DIBERKATI oleh Tuhan. Karena pemberian dari hati yang tulus, hati yang rendah dan sukacita, di tangan Tuhan dapat menjadi keajaiban yang mengubahkan secara luar biasa. Kita umat Tuhan, juga terpanggil sedemikian, agar dalam segala keadaan, kita umatNya mengikut Tuhan bahkan terus memberi diri bagiNya. Dengan tulus dan sukacita. Kita
Malah dapat menjadi alat di tangan Tuhan, sehingga dapat “memberi” diri dari apa yang ada pada kita, kita percaya bahwa Tuhan sanggup mengubahkan pemberian kita ini, di tanganNya dapat menjadi mujizat kekuatan,!pemulihan dan kelegaan dari berbagai bentuk “kelaparan” yang ada. Kita dapat menjadi tangan Allah, yang membawa “berkat” bagi mereka yang membutuhkannya. Bagj kita mungkin hal yang terlalu kecil, namun bagi mereka, itu tak mustahil adalah sebuah anugerah dan berkat/mujizat Allah yang sedang diberikan karena Allah mengetahui segala kebutuhannya. Kita dapat menjadi alat di tangan Tuhan untuk memberi mujizat mepada mereka yang sedang “kelaparan”.
Itulah sebabnya, umat yang sedang menguti jalan Tuhan, mereka akan dipenuhi oleh sukacita, karena di satu sisi percaya bahwa Tuhan Allah akan memberikan segala yang dibutuhkan dan beriman bahwa Allah sangat memahami kita, dan bahwa kita akan menjadi alatNya untuk memberi dari yang ada pada kita; yakni berbagai jenis “makanan” yang kita milki: materi, kepandaian, waktu yang kita persembahkan kepada Tuhan, agar di tanganNya, itu semua diubahkan menjadi mujizat bagi mereka yang dikasihiNya.
Doa kita adalah:
- Agar setiap orang yang “lapar” dikenyangkan oleh Tuhan Allah saja lewat berbagai berkat yang datang.
- Agar kita diberi “kekayaan” sehingga dapat memberi mereka “makan”. Demikianlah kita melihat Mujizat Allah terjadi.
- Agar kita diberi kesanggupan bersukacita dan rendah hati karena “melihat” bagaimana “kekayaan “ dari Tuhan telah hadir dan diberi kemauan dan kemampuan untuk melegakan mereka yang “lapar”.
Kita percaya Tuhan memahami dan memberi kebutuhan kita dan kita akan terus memberi bagi Tuhan. Kiranya kuasa Tuhan Allah yang menyempurnakan dan mengubahkan membuat kita dapat melihat, dengan sukacita, segala pemberian dan mujizat Tuhan dalam hidup kita. Amin (LiN-RH, Rabu 02-April-2025)