KASIH YANG MENYELESAIKAN SEGALANYA
Views: 0
Bacaan: Yohanes 19:30 (TB2)
”Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia:” Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya”
Syalom jemaat yang terkasih didalam Tuhan.. Semoga bapak/ibu/saudara-saudari dalam keadaan sukacita.. Hari ini kita ada dalam keheningan yang dalam. Suasana Jumat Agung memang selalu membawa kita kepada rasa sunyi yang berbeda dari hari-hari lainnya. Hari ini kita berhenti sejenak, menunduk, dan menatap salib.
Salib bukanlah lambang kemuliaan menurut dunia. Ia adalah alat penyiksaan, tempat paling hina bagi para penjahat. Tapi di sana, di tempat itu, Tuhan kita tergantung. Bukan karena Ia bersalah. Tapi karena kasih-Nya begitu besar.
Yesus tidak mati karena kalah. Ia mati karena memilih untuk mengasihi. Ia tidak ditarik ke salib dengan paksa, tapi Ia berjalan sendiri, memikul salib itu dengan luka-luka di tubuh-Nya. Ia tidak mengutuk para algojo, tidak membalas hujatan dengan amarah. Ia diam, tapi diam yang penuh kuasa. Diam yang penuh kasih.
Ketika Ia berkata, “Sudah selesai,” bukan berarti segalanya berakhir. Sebaliknya, justru dimulailah sebuah pengharapan baru. “Sudah selesai” bukan seruan keputusasaan, tapi pernyataan kemenangan. Segala hutang dosa kita telah dilunasi. Jalan menuju Allah terbuka. Dinding pemisah antara manusia dan Tuhan dihancurkan. Keselamatan yang selama ini tampak jauh, kini diberikan secara cuma-cuma.
Jumat Agung mengingatkan kita bahwa kasih sejati tidak selalu hadir dengan pelukan hangat atau kata-kata manis. Kadang kasih datang dengan air mata, dengan darah, dengan penderitaan. Kristus tidak memberikan kita janji hidup yang bebas dari luka, tapi Ia memberikan diri-Nya sendiri agar dalam setiap luka, kita tahu: kita tidak sendiri. Dia sudah lebih dulu menanggungnya.
Dan sekarang, apa balasan kita? Salib bukan hanya kisah masa lalu. Salib adalah cara hidup. Cara Yesus. Jalan salib adalah jalan setiap orang yang mau mengikut Dia dengan sungguh. Mari kita tatap salib itu hari ini, bukan dengan mata kasihan, tapi dengan hati yang bersyukur. Bukan dengan duka yang membeku, tapi dengan iman yang tumbuh. Karena di salib itu, kasih dinyatakan.
Selamat menghayati Jumat Agung, Tuhan menolong kita.