Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
May 17, 2025

”KOLANG KALING”

admin Renungan Harian firman, harian, renungan, tuhan

Views: 0

https://youtu.be/vUh44q4U6d4?si=6etQEvNpc8Qq6TMW

Bacaan: Bilangan 11:11 (TB 2)
Lalu Musa berkata kepada TUHAN, “Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kemurahan hati-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini?”

Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!

Saudaraku, saya yakin bahwa Anda tentu tidak asing dengan kolang-kaling yang kerap diolah menjadi hidangan pencuci mulut dan campuran es buah. Makanan berwarna putih bening dengan tekstur yang padat dan kenyal ini berasal dari buah pohon aren (Arenga pinnata). Kolang-kaling dapat diolah menjadi manisan, campuran es, campuran kolak, campuran sop buah, salad, rujak, puding, wedang kolang-kaling, dll. Kolang-kaling memiliki banyak manfaat bagi tubuh, seperti: melancarkan pencernaan, mengendalikan gula darah, memelihara kesehatan jantung, meredakan nyeri sendi, dan mencegah dehidrasi. Di balik rasa yang enak dan manfaatnya yang banyak, kolang-kaling menyimpan kisah tentang kesediaan menjalani proses hingga berhasil. Proses ini dimulai ketika petani memanen buah aren. Petani mesti memanjat pohon aren dengan hati-hati. Sebab selain pohon yang cukup tinggi, getah dari buah aren dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Petani juga mesti jeli dalam memilih buah aren yang akan dipanen, yaitu buah yang masih setengah matang. Setelah dipanen, buah aren dipisahkan dari tangkainya dan kemudian dibakar untuk menghilangkan getahnya. Kemudian, buah aren direbus selama satu hingga dua jam untuk menghilangkan getah yang terkandung pada daging buahnya. Setelah direbus, buah aren direndam dalam air dingin sebelum dikupas untuk diambil daging buahnya, yang kemudian dikenal sebagai kolang kaling. Tahap tersebut masih dilanjutkan dengan memipihkan kolang-kaling dan merendamnya ke dalam larutan air kapur selama beberapa hari sehingga mengalami fermentasi.

Saudaraku, proses pengolahan kolang-kaling ini mengingatkan kita tentang proses yang dialami bangsa Israel ketika berada di padang gurun selama 40 tahun. Hal itu terjadi bukan karena Tuhan tidak punya jalan keluar, waktu yang lebih singkat atau cara yang mudah dan cepat untuk membawa mereka masuk ke Tanah Kanaan. Namun, Tuhan lebih menghendaki proses yang harus mereka alami. Tujuannya tidak lain, untuk menguji hati mereka, apakah mereka mau kembali lagi ke Mesir atau tetap mengikuti rencana Tuhan masuk ke Tanah Kanaan. Dan hampir seluruh waktu sepanjang perjalanan itu, mereka selalu protes dan mengeluh pada Musa terkait dengan keadaan yang mereka alami di padang gurun. Keluhan demi keluhan yang diterima oleh Musa ini, akhirnya membuat Musa tidak dapat menahan emosinya sehingga ia pun ikut-ikutan protes dan mengeluh kepada Tuhan. Alkitab menyaksikan, Lalu Musa berkata kepada TUHAN, “Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kemurahan hati-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini?” Dari perjalanan Israel ini, kita belajar bahwa Tuhan sesungguhnya berkehendak agar kita menjadi pribadi yang kuat, tangguh, dan tidak mudah goyah. Musa hampir gagal di dalam proses. Menjadi pemimpin tidak serta merta membuat semua yang diharapkan itu berjalan dengan lancar. Ada kalanya kita juga mengalami situasi seperti Musa, yaitu: ikut-ikutan protes dan mengeluh kepada Tuhan. Oleh karena itu, kita harus memiliki kepekaan untuk mendengar suara Tuhan dan senantiasa memohon tuntunan Tuhan agar bisa menjalani proses dengan legowo.

Saudaraku, sebagai murid-murid Tuhan, kita sedang dibentuk dan diproses untuk menjadi serupa dengan Kristus. Oleh karena itu, kita mesti belajar setia dan taat menjalani setiap proses yang disiapkan Tuhan. Seperti halnya buah pohon aren yang akhirnya dapat menjadi kolang-kaling yang nikmat. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.

Salam: Guruh dan keluarga.

Doa:
Ya Tuhan, kami rindu untuk belajar setia dan taat di dalam menjalani kehidupan sebagai murid-murid-Mu. Kami yakin bahwa rancangaan-Mu adalah rancangan kebaikan bagi kami. Oleh karena itu, kami ingin melalui setiap proses yang Engkau siapkan bagi kami hingga kami mencapai kedewasaan iman. Terimakasih Tuhan Yesus, amin.

TUHANLAH GEMBALAKU, TAKKAN KEKURANGAN AKU Kebaktian Minggu 18 May 2025

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025