Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
May 31, 2025

MANGUT

Admin 02 Renungan Harian firman, harian, renungan, tuhan

Views: 0

Bacaan: Kisah 11: 23-26 (TB 2)
”Setelah Barnabas datang dan melihat anugerah Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua dengan kesungguhan hati setia kepada Tuhan, karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Lalu banyak orang dibawa kepada Tuhan. Setelah itu, pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus. Setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama dengan jemaat itu selama satu tahun penuh, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen”.

Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!

Saudaraku, produk kuliner berbahan dasar ikan yang dipadu kuah santan kuning nan gurih ini akan terasa lengkap dengan taburan daun kemangi yang beraroma khas. Mangut biasa disajikan dengan nasi putih hangat. Jenis ikan yang diolah tentu menyesuaikan selera. Di daerah Bantul, Yogyakarta, olahan mangut lazimnya menggunakan ikan lele. Sedangkan di kawasan pesisir utara, seperti di Semarang dan sekitarnya, digunakan ikan pari asap (iwak pe). Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan “mangut” – yang merupakan serapan dari bahasa Jawa – sebagai “ikan yang digoreng atau dipanggang, dimasak dengan santan kental yang telah dibumbui dengan cabai”. Kamus dwibahasa Jawa-Belanda yang disusun J. Gericke dan T. Roorda (1875), mendefinisikan mangut sebagai naam van een rivier visch (nama salah satu ikan sungai). Hal yang sama juga disebutkan dalam Old Javanese-English Dictionary susunan P.J. Zoetmulder dan S.O. Robson (1982), disebutkan bahwa kata mangut dalam khasanah sastra Jawa Kuno merujuk kepada jenis ikan tertentu (a particular kind of fish). Kata tersebut muncul di dalam teks Parthayajña, Nawaruci, dan teks kidung Gita Sinangsaya. Pergeseran makna dari nama ikan menjadi nama masakan diperkirakan terjadi selambat-lambatnya pada abad ke-19. Istilah mangut sebagai jenis masakan telah tercantum di dalam Sěrat Rama dan Sěrat Cěṇṭini. Sěrat Rama menempatkan mangut sebagai menu keseharian di istana Ayodya, sedangkan di dalam Sěrat Cěṇṭini menu mangut tergolong hidangan istimewa yang disajikan saat menyambut tamu atau orang-orang yang dihormati. Saat ini, istilah mangut selalu merujuk kepada olahan ikan, entah ikan air tawar maupun ikan laut. Pergeseran makna kata mangut dari nama jenis ikan menjadi nama masakan terjadi akibat hubungan asosiatif antara masakan dan bahan utamanya. Dalam gaya bahasa, istilah mangut ini termasuk gaya bahasa metonimi, yaitu penyebutan ciri atau nama merek atau brand yang berkaitan dengan suatu benda sebagai pengganti.

Saudaraku, mangut mengingatkan kita tentang sebutan ‘Kristen’ yang ditujukan kepada para pengikut Tuhan Yesus. Dalam bahasa Yunani, Kristus berarti ‘yang diurapi’ (dituangi minyak di kepalanya). Diurapi berarti diberikan jabatan khusus, sebagai Raja, Nabi, atau Imam. Kristus adalah gelar yang diberikan kepada Yesus, karena Dia adalah Sang Juru Selamat (Mesias) yang dijanjikan sejak masa Perjanjian Lama. Sebelum disebut ‘Kristen’, umat kristiani disebut sebagai ‘saudara-saudara’ (Kis. 9:30), ‘orang-orang percaya’ (Kis. 10:45), ‘murid-murid’ (Kis. 9:19), ‘jemaat’ (Kis. 11:22) dan ‘orang-orang kudus’ (Kis. 9:32). Sejak terjadinya penganiayaan dan pembunuhan Stefanus, maka para murid Kristus tersebar ke mana-mana; di antaranya sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia Syria. Di sana mereka juga memberitakan Injil namun kepada orang Yahudi saja. Karena karya dan penyertaan Roh Kudus di Antiokhia Syria, para pengikut Kristus berkembang pesat jumlahnya. Sehingga para rasul Yerusalem mengutus Barnabas ke Antiokhia Syria untuk melihat kebenaran tersebut. Karena terlalu besar jumlah jemaat di sana, maka Barnabas pergi ke Tarsus untuk memanggil Saulus. Di Antiokhia Syria inilah untuk pertama kalinya, para pengikut Kristus disebut Kristen (Kis. 11:26). Karena Kristus adalah nama yang luhur, mulia, dan berkuasa untuk menyelamatkan; maka seorang Kristen seharusnya memuliakan-Nya lewat perilaku sehari-hari sama seperti Dia.

Saudaraku, sebutan ‘Kristen’ tidak semata hanya menunjuk pada nama saja, melainkan sebuah tanggung jawab dan komitmen dari setiap orang yang memakai identitas Kristen tersebut. Sebab, dengan memakai nama ‘Kristen’ ini, maka di manapun berada, kita mesti memuliakan Tuhan. Kiranya sajian mangut hari ini, mengingatkan kita tentang tugas panggilan kita sebagai pengikut Kristus. Selamat berjuang saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.

Salam: Guruh dan keluarga.

Doa:
Ya Tuhan, di manapun berada, kami rindu untuk menyatakan bahwa diri kami adalah murid-murid-Mu. Oleh karena itu, kami hendak memakai pikiran, tutur kata dan perilaku kami sebagai alat untuk memuliakan-Mu. Kiranya Roh Kudus menolong kami untuk dapat mewujudkannya. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami sudah berdoa. Amin.

Kebaktian Minggu 01 Juni 2025 DITARIK KE ATAS

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025