MENGASIHI TUHAN, MEMBENCI KEJAHATAN, MEMBELA KEADILAN
Views: 0
Bacaan: Mazmur 97
Salam sejahtera untuk kita semua. Kiranya hari ini kita makin mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh, dan membenci kejahatan (Mazmur 97:2).
Mazmur 97 adalah mazmur pujian yang meninggikan keagungan dan kekuasaan Allah. Pemazmur menggambarkan Tuhan sebagai Raja atas seluruh bumi, hadir dengan kuasa dahsyat: awan, kilat, api, dan badai. Namun, di tengah semua gambaran megah itu, terselip satu panggilan sederhana namun mendalam bagi umat-Nya: Jika kamu mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan. Mengapa? Karena Tuhan sendiri membenci kejahatan. Di sepanjang Alkitab, Allah digambarkan sebagai kudus, benar, dan adil. Dalam Mazmur 97:2 tertulis: “Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.”Karena Allah kudus, segala sesuatu yang melawan kebenaran, yang merusak, menyakiti, atau menindas, bertentangan langsung dengan sifat-Nya.
Mengasihi Tuhan berarti juga mengasihi sifat-sifat-Nya. Kita tidak bisa mencintai Tuhan sambil tetap berkompromi dengan hal-hal yang jelas ditolak-Nya. Kasih sejati kepada Tuhan bukan hanya soal perasaan atau ucapan bibir; itu soal kesetiaan hati.
Dalam Alkitab, penyembahan berhala sering disebut sebagai “perzinahan rohani” karena itu adalah bentuk ketidaksetiaan kepada Allah. Hukum Taurat sudah jelas: hanya Tuhan yang disembah, tidak ada ilah-ilah lain. Menyembah ilah lain sama dengan memelihara kejahatan dunia, yang bertentangan dengan kekudusan dan keadilan Allah.
Kalau kita membenci kejahatan, itu berarti kita tidak tunduk kepada ilah-ilah dunia. Kejahatan memisahkan kita dari Allah. Membenci kejahatan sama dengan membenci dosa. Orang yang mengaku mencintai Tuhan tetapi tetap memelihara dosa, itu seperti mencintai pasangan sambil tetap menjalin hubungan gelap — tidak mungkin!
Kita mengasihi Tuhan, berarti mengasihi Ciptaan-Nya. Kejahatan menghancurkan ciptaan Allah yang dikasihi-Nya, yang diciptakan-Nya dengan amat baik. Merusak ciptaan berarti merusak diri sendiri, merusak sesama, merusak alam sekitar. Kalau kita sungguh mengasihi Allah, kita juga mengasihi karya-Nya: manusia lain, alam semesta, dan tatanan kehidupan yang baik. Itu berarti kita tidak bisa diam melihat ketidakadilan, penindasan, atau kehancuran. Mengasihi Tuhan berarti terpanggil untuk membela kebaikan , keadilan di dunia ini.
Kasih Sejati akan mengubah hati dan tindakan. Kasih kepada Tuhan bukan hanya sesuatu yang ada di hati, tetapi harus memancar keluar. Itu akan tampak dalam cara kita hidup, pilihan-pilihan kita, dan keberanian kita menolak dosa, bahkan ketika itu sulit atau tidak populer.
Orang yang mengasihi Tuhan harus membenci kejahatan karena: Tuhan itu kudus dan membenci kejahatan, Kesetiaan kepada Tuhan berarti menolak segala yang memisahkan dari-Nya, Kejahatan merusak ciptaan yang dikasihi Allah, Kasih sejati mengubah hati dan tindakan kita.
Orang yang mengasihi Allah tidak boleh diam — mereka harus membela keadilan, memberitakan keadilan, seperti langit memberitakan keadilan (Mazmur 97:6). Langit tidak diam; langit “bersuara” — memberitakan siapa Allah, memberitakan keadilan-Nya. Kalau langit, ciptaan yang tidak berakal, bisa menjadi saksi kemuliaan Tuhan, apalagi kita, manusia yang mengenal Dia, dipanggil untuk menjadi saksi aktif!
Mengasihi Tuhan berarti tidak hanya menjauhi dosa, tetapi juga menjadi pemberita kebenaran dan keadilan-Nya di dunia ini. Mengapa harus memberitakan Keadilan? Karena Allah Adil, Umat-Nya Harus Membawa Keadilan. Allah bukan Allah yang pasif. Ia membela yang lemah, menghancurkan berhala, menegakkan kebenaran. Kita yang mengasihi-Nya dipanggil menjadi perpanjangan tangan-Nya di dunia, berdiri melawan ketidakadilan sosial, politik, ekonomi, dan rohani.
Dunia ini perlu mendengar Keadilan Allah. Dunia ini penuh suara salah: suara ego, kekuasaan, keserakahan, kebohongan. Kalau orang-orang yang mengasihi Tuhan diam, siapa yang akan menjadi saksi bahwa ada Allah yang adil, yang mengasihi semua ciptaan-Nya?
Hidup kita harus memberitakan Tuhan yang adil. Bagaimana Kita Memberitakan Keadilan? Melalui hidup yang bersih — jujur, adil, mengasihi yang lemah, menolak pola korupsi dan dosa. Berani bicara melawan ketidakadilan, meski itu berarti tidak populer. Menjadi suara bagi mereka yang tak bersuara: orang miskin, korban penindasan, korban kekerasan. Mendoakan agar keadilan Tuhan turun di bumi, dan memberitakan kabar baik bahwa di dalam Yesus Kristus ada pengharapan, pembebasan, dan hidup baru.
Refleksi bagi kita: Apakah selama ini kita hanya fokus menghindari dosa, tetapi lupa menjadi saksi kebenaran? Di mana kita bisa mulai berdiri untuk keadilan minggu ini? Siapa yang bisa kita bela atau tolong? Bagaimana kita bisa memakai kata-kata, tindakan, bahkan media sosial untuk memberitakan keadilan Allah?
Kita belajar dari teladan Paulus (Kisah Para Rasul 16:16–24). Paulus dan Silas bertemu seorang perempuan yang dirasuki roh tenung, yang dijadikan alat mencari untung oleh para tuannya. Setelah roh itu diusir, para tuannya marah karena kehilangan sumber uang. Mereka menyeret Paulus dan Silas ke pengadilan, memfitnah mereka, memanipulasi pembesar kota, dan tanpa proses adil mencambuk serta memenjarakan mereka seperti penjahat berat.
Di sini ada ketidakadilan ekonomi (memperbudak demi uang), ketidakadilan hukum (fitnah tanpa bukti), dan ketidakadilan politik (penguasa ikut tekanan massa).
Paulus mengasihi Tuhan dan membenci kejahatan: Ia berani membebaskan perempuan itu, meskipun tahu risikonya. Ia tidak takut mengusung nama Yesus di tempat umum. Di penjara, ia dan Silas tetap menyanyi memuji Tuhan. Paulus tidak hanya berdoa diam-diam, tetapi bertindak melawan dosa, meskipun diserang, difitnah, didera fisik, dipenjara secara tidak adil. Ia adalah contoh nyata orang yang mengasihi Tuhan dengan seluruh hidupnya, dan karena itu tidak bisa tinggal diam melihat kejahatan di sekitarnya.
Aplikasi untuk Kita: Mengasihi Tuhan dan membenci kejahatan berarti: Berani berdiri melawan eksploitasi, ketidakadilan, penindasan. Tidak pasrah ketika diserang karena kebenaran, tetap memuji Tuhan. Tidak membalas jahat dengan jahat, tetapi tetap memperjuangkan kebenaran.
Mari kita meninggalkan yang jahat, dosa kita cegah, tindakan kita tulus, tidak bercela. Kita menjunjung kebenaran , hidup dalam terang berharap pada Yesus maka kita akan menang. Kita minta kekuatan dan pertolongan pada Tuhan agar kita pasti menang seperti diungkapkan dalam KJ. 436 ayat 2. Tinggalkan yang jahat, dosa dicegah; tindakanmu tulus tiada bercela: junjung kebenaran, hidup dalam t’rang, harap akan Yesus: pasti kau menang. Mintalah pada Tuhan, agar kau dikuatkan; Ia b’ri pertolongan: pastilah kau menang. Amin
Berdoa:
Ya Tuhan mampukan kami makin mengasihi Tuhan dan membenci kejahatan serta membela keadilan. Hanya dalam Yesus kami berharap dan akan menang. Dalam nama Yesus kami berdoa amin