RAJAWALI
Views: 0
Bacaan: Yesaya 40: 27-31
Salam sejahtera semoga kita makin mendapat kekuatan baru dari Tuhan, seperti kekuatan rajawali yang naik terbang, tapi tidak menjadi lesu dan lelah, karena kita menanti-nantikan Tuhan, diungkapkan dalam Yesaya 40: 31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Burung rajawali tidak takut badai, kuat menghadapi badai, mempunyai kaki dan paruh yang kuat, bergerak dengan kecepatan tinggi mempunyai pandangan yang jauh dan tajam, selalu terbang tinggi melampaui badai, dan setia. Burung rajawali adalah pemenang terhadap badai bukan korban dari badai. Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, kekuatan sayapnya berkurang, dia tidak terbang, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang sehingga sulit untuk makan. Cakarnya sudah tidak tajam. Bulu sayapnya sudah sangat tebal sehingga sulit untuk terbang tinggi. Rajawali harus terbang mencapai pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Lalu, dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung, agar paruhnya lepas. Setelah beberapa lama, paruh baru akan muncul. Dengan paruh baru, ia akan mencabut kukunya satu-persatu dan menunggu hingga kuku-kuku baru yang lebih tajam tumbuh. Ketika kuku-kuku tersebut tumbuh, ia akan mencabut bulu sayapnya sehingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Ketika semua itu telah dilewati, rajawali dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor burung rajawali selama kurang lebih setengah tahun.
Rajawali digambarkan sebagai kekuatan yang besar, dan dapat diperbaharui (Mazmur 103:5). Tuhan juga digambarkan laksana rajawali yang mendukung umat Israel lepas dari perbudakan Mesir, dan hidup bersama Tuhan (Kejadian 19:4).
Tuhan memberi kekuatan saat kita menghadapi badai seperti rajawali menghadapi badai. Badai itu adalah sesuatu yang mengoncang keras kehidupan kita, bisa karena kedukaan, sakit penyakit, kegagalan, terjatuh dan ekonomi terpuruk, dan lain-lain. Orang yang merasakan sayap Tuhan, laksana sayap rajawali, maka orang akan merasakan kekuatan Tuhan, walau dalam kedukaan, mengalami sakit, dan kesulitan ekonomi. Kekuatan kita bertambah walau kita sedang menghadapi gocangan hidup. Kita masih bisa melakukan kegiatan yang berguna, dan baik, tidak menjadi lesu, putus asa. Saat iman kita lemah, kita bersandar dan berpegang pada Yesus.
Berpegang bukan secara fisik, tapi memegang perkataan, pikiran, perasaan kehendak Yesus, ketika kita menghadapi penderitaan, kesusahan, kesedihan. Dalam kesedihan, kesusahan, hanya Yesus menjadi pegangan kita, Tuhan menjadi sayap perlindungan kita, dari musuh yang membuat kita bertambah sedih, bertambah susah. Yesus memperhatikan kita, seperti rajawali memperhatikan anaknya. Ketika kita berada dalam sayap Tuhan, kita tidak sendirian menghadapi badai dan musuh. Mata Tuhan tajam dalam melihat musuh yang mengancam kita.
Dalam badai, iman kita menjadi lemah, menjadi kacau cara berpikir kita. Ketika sehat, orang yang dikasihi masih hidup, ekonomi lancar, tenang saja kita berpikir, tapi ketika sakit, orang yang dikasihi dipanggil Tuhan, ekonomi merosot, kacau pikiran kita, menurun semangat, letih, lesu, tidak ada kegembiraan. Padahal hidup kita harus dilanjutkan, masih ada yang baik diberikan Tuhan, tapi kita tidak melihat apa yang diberikan Tuhan akan memberi semangat bagi hidup kita. Di sinilah kita berpegang, bersandar pada Yesus, masuk dalam lindungan sayap Tuhan. Artinya kekuatan Tuhan diberikan untuk kita melanjutkan hidup kita dengan semangat, tidak lesu, tidak lelah. Berada dalam naungan sayap Tuhan, bersandar pada Tuhan artinya kita tidak lagi berharap pada manusia, tidak berharap pada kekuatan dunia, kita hanya berharap pada Tuhan yang memberi semangat, memberi kekuatan baru seperti rajawali mendapat kekuatan baru pada usia 40 tahun, dengan lebih dulu menderita. Dibalik penderitaan hidup, kita mendapat kekuatan yang lebih besar dari Tuhan dalam menghadapi badai di depan kita. Kita menjadi pemenang dalam menghadapi badai hidup, bukan menjadi korban dari badai.
Kekuatan diberikan pada saat kita memuji Tuhan, dengan mengatakan Tuhan yang kekal pencipta langit dan bumi. Tuhan pencipta yang besar kuasaNya, besar pengertianNya. Ia mampu mengurusi seluruh pergumulan manusia. Cara Tuhan mengurus badai hidup kita, tidak dapat di duga, di luar pengertian manusia. Kita tidak bisa menduga, bagaimana cara Allah memulihkan hati yang sedih, hati yang lemah, lesu, patah semangat, karena kedukaan, masalah ekonomi, kegagalan, kesusahan hidup. Kita percaya Tuhan memberi kekuatan ketika kita memuji Tuhan bukan ketika kita bersungut-sungut, kecewa pada Tuhan.
Kekuatan diberikan pada saat kita berdoa. Kita menyampaikan keluhan kepada Tuhan dan meminta agar Tuhan menguatkan, memberikan perlindungan sayap Tuhan, saat kita bersedih, sakit, kesusahan dan kegagalan. Pada saat ada masalah sangat besar, kita tidak meniru Musa, yang meminta agar Tuhan mencabut nyawanya, karena berat tanggung jawabnya, menanggung keluhan ratusan ribu umat Israel (Bilangan 11: 15).
Saat kita sedih, kesusahan, beban berat dalam hidup, jangan sendirian kita pikul. Kita punya Allah pencipta yang besar kuasaNya. Allah sanggup mengatasi masalah yang paling berat seperti beratnya masalah Musa. Allah pencipta langit dan bumi, sanggup menyediakan kebutuhan umatNya. Persoalan mencipta langit dan bumi sangat besar, kalau hanya masalah sedih, pergumulan hidup, sangat kecil masalahnya, pasti Allah pencipta sanggup menyelesaikan, melindungi. Tuhan pencipta lebih mampu mengatasi kemelut hidup kita. Kita hanya diminta berdoa tidak jemu, walau penderitaan, kesulitan hidup, kesedihan akan datang terus. Kita hanya berkata pada Tuhan, kita tidak sanggup sendiri mengatasinya, jangan biarkan kita menjadi putus asa, karena Allah pencipta yang mampu memberi kekuatan, seperti rajawali yang menolong anaknya yang hampir jatuh.
Marilah kita memuji dan mempercayai janji Tuhan yang sangat terjamin, kita memegang janji Tuhan yang memberi perlindungan dan kekuatan. Kekuatan Tuhan digambarkan seperti sayap rajawali yang membawa kita masuk dalam terang Tuhan. Kita memuji kuasa Tuhan dan menyanyikan rahmat Tuhan selama-lamanya. Nyanyian KJ 72 Terjamin janjiNya dan itu kupegang: di sayap rajawalilah ‘ku masuk t’rang.K’lak tampak wajahNya, Kupuji kuasaNya dan menyanyikan rahmatNya selamanya. Amin.
Berdoa:
Ya Tuhan berilah kekuatan baru bagi kami ketika menghadapi badai, agar kami tidak lelah, tidak lesu, tapi bersemangat menjalani kehidupan di depan kami. Badai dihadapan kami harus kami lalui, namun kami menjadi kuat hanya karena kekuatan sayap perlindungan dari Tuhan saja. Dalam Yesus kami berdoa, amin.