BERCERMIN DARI KEHIDUPAN SIMSON
Views: 0
Bahan: Hakim-Hakim 16:17
Maka diceritakannyalah kepadanya segala isi hatinya, katanya: “Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibuku aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalaku dicukur, maka kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti orang-orang lain.
Tema kita berbunyi: BERCERMIN DARI KEHIDUPAN SIMSON, seperti biasa kita bercermin baik untuk mematut diri atau menghilangkan noda atau mencukur janggut. Bercermin dari kehidupan Simson, kita bukan mau menghakimi Simson, walaupun mungkin kita temukan kekurangan dan kesalahannya. Kita harus akui dan sadari bahwa kita tidak lebih baik dari Simson. Tetapi kita renungkan kehidupan kita di hadapan kehidupan Simson, berdasarkan firman Tuhan dari Hak 16:17.
Simson dipilih Allah sejak dia dalam kandungan ibunya untuk menjadi nazir Allah, pilihan Allah menjadi pahlawan, mengawal dan memimpin umat Israel yang pada saat itu belum ada raja bagi mereka. Suatu pilihan yang sangat mulia, karena seorang nazir mendapat charisma yang digunakan dalam panggilannya menjadi pahlawan dan pemimpin, tetapi disyaratkan dengan suatu ketentuan atau persyaratan yang dia ikrarkan dengan iman di hadapan Allah. Simson menjadi nazir dengan ketentuan yang harus dijaga ialah “kepalanya (rambut)” tidak boleh dicukur. Setiap kali ada masalah maka Simson menyadari Allah menyertai dia dengan mengingat rambut kepalanya yang tidak pernah dicukur. Setelah bertumbuh sebagai seorang pemuda, dia hendak menikah, tetapi tidak seperti kebiasaan pemuda Israel, karena dia menunjuk wanita Filistin yang justru mereka adalah penindas umat Israel. Pernikahannya berlangsung, tetapi tidak berjalan dengan baik, karena istrinya ditinggalkannya di rumah mertuanya dan dia pulang ke Israel. Namun dengan pernikahan itu menjadi gara-gara kemarahannya kepada orang Filistin, dan membunuh banyak orang Filistin.
Nazar seorang nazir Allah harus dipegang sampai nazar itu digenapi, dan nazar Simson yaitu menjaga rambutnya tidak kena cukur berlaku seumur hidupnya. Tentu dengan nazar yang berhasil dipelihara akan ditingkatkan, Tuhan akan menambah charisma lain, tetapi celaka dan bencana kalau nazar dilanggar. Pertemuannya dengan Delila, perempuan dari lembah Sorek, menjadi bencana, dia tergila-gila nafsu yang membuat dia lupa akan nazarnya. Delila diperalat orang Filistin dengan imbalan yang besar untuk menyelidiki rahasia kekuatan Simson yang luar biasa itu. Sudah tiga kali Delila membujuk apa rahasia kekuatan Simson, tiga kali pula dia mematahkan godaan licik Delila, tetapi dia tidak mampu melepaskan diri dari pelukan Delila. Berbeda dengan Yusuf yang lari dari pelukan istri Potifar. Akhirnya terkecoh oleh kegilaan nafsunya, dengan membukakan rahasia kekuatannya. Simson tidak mampu memegang atau memelihara nazarnya, bahkan melanggar nazar di depan orang lain, dan itu berarti menyangkal Tuhan, menyangkal imannya. Berarti pula Simson sepenuhnya telah melanggar sumpah nazarnya, akibatnya Allah meninggalkan dia. Akibat ditinggalkan Allah sangat fatal, dia disergap orang Filistin menjadi tawanan mereka, matanya dibutakan, dia dibawa ke Filistin, ke Gaza, menjadi budak bekerja bagaikan kuda memutar gilingan gandum. Namun ada waktu untuk dia bertobat, sejalan dengan pertumbuhan rambutnya, mengingatkan akan kekuatan yang datangnya dari Tuhan. Akhirnya dengan menyerukan nama Allah, dia mohon kekuatan, dengan kekuatan itu dia merobohkan gedung pertemuan yang penuh orang berpesta. Dengan runtuhnya gedung itu menewaskan dirinya dan lebih 3000 orang Filistin yang membuat mereka kehilangan pemimpin dan rakyat sehingga mengalahkan dan membungkamkan bangsa Filistin itu.
Mari kita aplikasikan renungan ini dengan pokok-pokok berikut:
- Pernahkah Anda berjanji dengan Tuhan, kalau pernah apakah janji itu ditaati?
- Tuhan memilih Anda; untuk apa dan dilengkapi-Nya dengan apa?
- Setelah bercermin dari kehidupan Simson, sebutkan kelemahannya dan kelebihannya sebagai pilihan (nazir) Allah.
Mari berdoa:
Bapa Tuhan Yesus Kristus, kami dipanggil agar terima keselamatan, untuk itu kami harus ikut firman Tuhan, hidup sesuai firman Tuhan. Kami bercermin dari kehidupan hamba Tuhan Simson agar kami tetap setia akan janji kami di hadapan Tuhan yang telah banyak kali kami janjikan. Lebih dari pada itu kami dipanggil menjadi saksi dan pelayan Kristus, ada saatnya melayani sebagai penatua, sebagai komisi, sebagai GSM, untuk itu kami dibekali dengan talenta dan karunia. Kami berjanji untuk setia pada panggilan tugas dan pelayanan kami, karena banyak penghalang, godaan yang merongrong kesetiaan kami. Dalam kehidupan suami istri kami dibekali dengan cinta kasih, namun cinta kasih kami sering kami abaikan, tolong kami, ya Roh Kudus, agar kami tetap bertahan bahkan selalu disegarkan setia akan janji kami. Inilah doa kami dalam Kristus Yesus. Amin. [AS040102021]