MENYEGANI ORANG TUA
Views: 0
Bacaan: Imamat 19:1-4
Salam sejahtera, semoga anak-anak makin menyengani, menghormati orangtua, sebagai hamba Allah, wakil Allah, alat Allah dalam mengajarkan kebenaran Tuhan, agar anak-anak percaya hanya pada Allah, dan memelihara hari-hari bersekutu dengan Tuhan seperti dinyatakan dalam Imamat 19:3 Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu.
Setiap orang terus belajar merendahkan diri, terutama kepada orangtua, dengan menyegani, menghormatinya. Menyegani dalam rangka hidup kudus. Tuhan itu kudus, maka umatNya juga kudus, artinya hidupnya dipisahkan dari dosa, hatinya disucikan. Kerendahan hati muncul dari hati yang dikuduskan. Anak yang sombong, degil, membangkang, pelaku kejahatan, pelahap, tidak mau mendengar kehendak Tuhan yang diajarkan orangtua, hal itu disebabkan karena hatinya dikuasai dosa, kejahatan, maka akan ada hukuman yang berat bagi anak-anak yang degil, tidak mau mendengar ajaran orangtua tentang kehendak Tuhan (Ulangan 21:18-21).
Setiap orang yang menyegani ibu dan ayahnya, berarti sejak anak-anak, sudah diajar untuk menghormati orang tuanya dan memelihara hari Sabat Allah, maka anak-anak itu akan lebih mampu menghormati perintah-perintah Tuhan. Kalau orangtua, hamba Tuhan, wakil Tuhan, alat Tuhan, di dunia tidak dihormati, maka sulit bagi anak-anak menghormati perintah Tuhan, dan mengakui Tuhan. Menghormati orangtua yang percaya Tuhan, berarti anak-anak tidak akan mau hidup berdasarkan ajakan orang yang tidak percaya Tuhan, pemabuk, penjudi, pelaku kebebasan seks, dan pelaku kejahatan. Anak-anak akan mengikuti teladan ayah dan ibunya yang percaya Tuhan dan melakukan kehendak Tuhan. Kalau orangtua mengajarkan agar anak-anak mencari teman hidup yang percaya pada Yesus, Allah dan Roh kudus, maka anak-anak akan menaatinya, bukan degil dan melawan. Kalau orangtua mengajarkan anak-anak mau melayani di rumah, di gereja, di kantor, di masyarakat, maka anak-anak akan menaatinya, bukan degil dan melawan.
Ketika anak-anak menyegani, menghormati ajaran orangtua tentang kehendak Tuhan, maka anak-anak sebenarnya menghormati Tuhan, atasan dari orangtua, dan anak-anak takut akan Tuhan. Anak-anak yang tidak menghormati ajaran orangtua tentang kehendak Tuhan, sebenarnya anak-anak tidak menghormati Tuhan, bahkan menghina Tuhan (Maleakhi 6:1). Menghormati orangtua yang mengajarkan kehendak Tuhan adalah dengan tidak menentang dan mencela orangtua. Walau anak-anak menjadi dewasa, anak-anak tidak boleh menganggap diri mereka lepas dari kewajiban menghormati orangtua. Setiap orang, entah dia orang berhikmat atau ternama, dia harus menghormati orangtuanya, sebab Tuhan sudah memberi orangtua kepada anak-anak.
Berdasarkan Efesus 6:1-3 Paulus mengajarkan agar anak-anak patuh dan hormat pada orangtuanya. Ini adalah perintah pertama yang harus diajarkan kepada anak-anak. Menyegani atau menghormati orangtua bukan basa basi, tapi dengan mematuhi perintah orangtua, menghargai orangtua, tidak membuat susah dan sakit hati orangtua.
Di dalam Yesus, Allah memberikan kepada orangtua tempat yang terhormat, sebab dibalik orang tua, sebenarnya Allah yang bekerja, menyatakan kehendakNya melalui orangtua. Anak-anak menghormati orangtua bukan karena kehebatan orangtua, tapi karena Allah yang menugaskan orangtua agar mengajarkan kebenaran Allah.
Orangtua adalah pemberian Allah, anak-anak tidak bisa memilih. Orangtua mengalami kesabaran, kebajikan dari Allah, mendapat peringatan-peringatan dari Allah, dan memberi pengetahuan untuk mendidik anak-anak. Anak-anak akan diberikan umur panjang nantinya, dan menjadi orangtua juga, serta mengalami kesabaran, kebajikan, peringatan-peringatan dari Allah, mendapat pengetahuan dari Allah. Anak-anak tidak dapat menciptakan sendiri umur panjang, kesabaran, kebajikan, hidup bermanfaat dan bermakna, hidup penuh kegembiraan, semua itu pemberian Tuhan melalui sikap menyegani atau hormat pada orangtua. Apa yang anak-anak peroleh dari orangtua, sebenarnya anak-anak memperoleh dari Allah yang lebih besar dan mulia.
Menyegani atau menghormati orangtua dimulai dari orangtua yang mengajarkan sifat anak-anak menjadi kudus, mengabdi dan taat pada Tuhan, tidak dipengaruhi oleh dunia yang jahat, tidak percaya Tuhan, yang sangat mengejar kedagingan, hawa nafsu. Tujuan hidup anak-anak adalah untuk menghormati, memuliakan Tuhan, bukan memuliakan diri sendiri. Orangtua mengajarkan anak-anak agar menyesuaikan diri dengan sifat dan kehendak Allah, dan anak-anak menghormati ajaran orangtua. Allah sudah menetapkan perintah agar anak-anak menghormati orangtua, maka orangtua harus menggunakan wibawa mereka untuk mengajarkan anak-anak untuk memelihara kehormatan bagi Allah, terutama menghormati hari-hari Sabat Tuhan, hari bersekutu dengan Tuhan dalam ibadah minggu, ibadah keluarga, saat teduh. Kehancuran orang muda sering kali diawali dengan penghinaan terhadap orangtua dan tidak menghargai hari Sabat. Anak-anak yang dengan sadar menghormati orangtua mereka dan menjaga kekudusan hari Sabat, memiliki pengharapan akan masa depan dan sangat mungkin sejahtera dalam hidup.
Anak-anak yang menghormati orangtua akan menyembah Allah satu-satunya yang utama, bukan menghormati dan meniru sifat, idola-idola duniawi. Menghormati idola duniawi adalah kesia-siaan, karena tidak memiliki kekuasaan, tidak melindungi, tidak memberi pengharapan. Anak-anak diajarkan mengutamakan Allah, jangan mengutamakan idola-idola dunia. Karena Allah yang membuat hidup anak-anak kudus dan bahagia, bukan idola-idola dunia. Ada anak remaja merasa mendengar musik dari penyanyi idolanya membuat dia terhibur, tapi sebenarnya hatinya tetap sedih, galau, gelisah. Idola dunia tidak bisa menguatkan hati yang rapuh, hanya Allah pencipta hati manusia yang bisa menguatkan hati yang rapuh.
Dalam Matius 15: 4 dijelaskan bahwa perintah menghormati orangtua adalah perintah dari Tuhan yang tidak bisa ditolak anak-anak. Oleh sebab itu anak-anak yang mengutuki orangtuanya, maka dihukum mati. Anak-anak wajib menghormati orangtua sampai tua, sampai orangtua dipanggil Tuhan. Ada anak yang marah pada orangtua, dia tidak memberikan apapun pada orangtuanya, malah untuk persembahan gereja besar. Yesus mengajarkan bahwa memberi persembahan pada Tuhan itu benar, tapi tidak boleh menghentikan memberi pada orangtua. Anak-anak yang menyegani, menghormati orangtua adalah anak-anak mengikuti teladan ayah dan ibu, maka Tuhan menyertai keluarga ini, memberi sejahtera dan bahagia sekeluarga seperti dinyatakan dalam PKJ 288 Betapalah mesranya, ayah dan ibu contohnya; semua anak-anak ikut teladan tindaknya. Reff: Alangkah baik dan indah, jikalau Tuhan beserta; sejahtera semua, sekeluarga bahagia. Amin
Berdoa:
Ya Tuhan, mampukan kami sebagai orangtua menjadi hamba Tuhan, wakil Tuhan, alat Tuhan yang mengajarkan kebenaran Tuhan, agar anak-anak kami hanya menyembah Tuhan dan memelihara hari sabat Tuhan, memelihara hari-hari bersekutu dengan Tuhan, baik dalam ibadah minggu, ibadah keluarga dan saat teduh. Mampukan anak-anak kami menjadi rendah hati, menyegani, menghormati orangtuanya yang mengajarkan kebenaran Tuhan, agar hidup anak-anak kami menjadi sejahtera dan bahagia, panjang umur, diberkati Tuhan. dalam Yesus kami berdoa, amin.